Skip to main content

Loves and Brothers Part 7



Part 7

Hari ini Elina diajak kembali oleh Danny untuk datang ke studionya. Tapi, Elina harus ke kampus terlebih dahulu. Elina pun menuju kampus bersama Danny. Hari ini dia hanya mempunyai 2 mata kuliah. Jadilah dia bisa pulang cepat.
“Hey, how are you ? Udah sampe mana tugasnya ?” Tiba – tiba Liam menegurnya.
“Oh, Hi! Baik, udah, dikit lagi selesai kok, kamu gimana ?”
“Hmm, sama kok dikit lagi selesai, nanti tinggal di gabungin aja ya ?”
“Iya, tenang aja itu sih.. hehehe.”
Sedang asiknya mereka berbincang berdua, Liam ingin membicarakan sesuatu, Liam ingin mengajak Elina berkencan, karena Liam merasa, kalau dia suka dengan Elina. Tapi sayangnya, Elina sedang tidak serius menanggapi Liam, karena dirinya sedang memperhatikan Javi.
“Elina, kamu.. kamu.. mau gak kalau malam minggu ini aku ajak ke restoran kesukaan aku, ya itu sih kalau kamu mau, terus abis itu kita nonton deh, El, Elina, Elina.. kamu dengerin aku gak sih ?”
“Eh, eh, apa ngapain ? Kamu tadi ngomong apa ? Maaf ya, aku lagi...”
“Yahh, parah, aku gak di dengerin, kamu liatin apa sih ? Oww, kamu lagi ngeliatin Javi, ya ? Ciyee.. Ciyee... kamu suka ya sama Javi, tar aku bilangin ahh.. Hahaha..”
“Ihh, Liam apaan sih, enggak ah, jangan gitu dong, lagian aku cuma terpesona aja sama karismanya itu.”
“Ahh, bohong.. Kamu tahu gak, dia itu siapa ?”
“Siapa emang ? Kok kamu kayaknya tahu banget sih, cerita dong..”
“Iya dong tahu, makanya punya temen jangan aku aja, hahaha, dia itu tim sepakbola kampus ini, katanya sebelum masuk sini, dia itu pernah latihan bareng pemain Manchester United.”
“Apa ? Apa ? Iya bener tuh ? Aduh, ya ampun makin terpesona aku sama dia, aduh...”
“Emang kenapa ? Kamu suka Manchester United ?”
“Banget, banget, banget... Aku juga suka cowok yang jago sepak bola..”
“Oh, gitu toh..”
Sebenarnya di dalam hati Liam ada rasa sakit menggeluti. Selain ajakan dia tadi tidak di gubris oleh Elina, dia juga kecewa, karena ternyata Elina suka cowok yang bisa main bola, sedangkan dia tidak bisa, karena dia hanyalah atlet lari. Dia pun merasa tak cocok dengan Elina. Tapi dia sangat suka pada Elina, dan berpikir bahwa ia akan berjuang demi mendapatkan Elina yang notabene suka dengan Javi.
Hari itu selesailah sudah pelajaran di kampus Elina. Elina pamit dengan Liam, karena dia sudah di jemput oleh Danny. Danny sudah menunggunya di luar kampus dengan mobil Audy nya, Seperti biasa Danny tidak bisa masuk ke kampus karena kampus sangat ramai.
“Come on, I'm ready my bro.”
“Alright, let's go..”
Mereka pun pergi menuju studio Danny. Tak berapa lama mereka sampai di studio Danny.
“Kamu masuk duluan ya Elina, aku mau jemput seseorang dulu.”
“Oh, okay..”
Elina memasuki ruangan band, dia pun tertarik dengan gitar yang sedang nganggur di studio itu. Dia pun mengambilnya dan mencoba memainkannya. Alhasil gagal, Elina memang terobsesi untuk memainkan gitar, dia ingin seperti Zach pemain gitar dari One Republic, atau seperti Ryan Tedder, yang bisa memainkan beberapa instrument musik. Sementara Elina bermain gitar, tidak disangka Mark memperhatikannya. Mark pun menghampiri Elina.
“Hey, are you alone ?”
“Yes, I just try to play this guitar.”
“Oww, gitu, yaudah sini, aku ajarin dikit – dikit, kunci dasar aja dulu, nanti aku kasih list kuncinya ya..”
“Iya, makasih ya Mark.”
“Sama – sama..”
Ketika mereka sedang asik bermain gitar, Danny pun datang menghampiri.
“Hi! Maaf ya lama, aku mau latihan lagi, Elina gimana udah bisa belum ?”
“Hmm, belum Dan, masih kaku sekali tanganku, ini pertama kalinya aku memegang gitar, gitarmu yang di Dublin kan kau bawa kesini.”
“Hahaha, iya betul aku lupa, kalau tahu kau ingin belajar, seharusnya tidak ku bawa.”
“Ya, begitulah, hey, kau sudah kembali menjemput seseorang itu ?”
“Ya sudah.”
“Hey, aku haus, aku ingin ke dapur dulu ya, apa kalian ingin menitip minuman juga ?”
“Ya, boleh aku juga haus El” ujar Mark
“Baiklah, akan kuambilkan..”
Di perjalanan Elina menuju dapur, Elina selalu saja terhenti ke bagian foto The Script bersama One Republic. Dia selalu saja membayangi jika dia bisa berfoto dengan One Republic. Tetapi tiba – tiba dia di kejutkan dengan tabrakan yang cukup keras dengan seseorang, “Gubraakkk..”
“Aduh, eh kamu kalau jalan liat – liat dong, jangan ngeliatin foto terus, tuh kan jadi tumpah airnya, aduh, mana aku gak bawa baju lagi.”
“Ehh, iya maaf kakak, aku gak sengaja, aku lagi.....”
“Lagi apa gak penting banget sih, foto gitu doang diliatinnya sampai seperti itu, hah, payah kau, sudahlah.”
Perempuan itu pun pergi menuju studio Danny, dia bingung siapa perempuan itu. “Galak banget sih, gitu doang juga, udah minta maaf, malah dimarah marahin.” kata Elina dalam hati.
Elina pun menuju dapur untuk mengambil beberapa minuman. Selesai mengambil minuman Elina kembali ke studio The Script. Betapa kagetnya dia ketika tahu bahwa perempuan yang di tabraknya tadi sudah duduk manis di dalam studio. Dia pun menuju Mark dan Glen yang tadi menitip minuman kepadanya.
“Thank you Elina” ucap Glen.
“You're welcome, Glen” ucap Elina yang tidak memandang Glen sama sekali. Sampai – sampai Glen bingung.
“Alright, udah kumpul semua kan, kita mulai latihannya guys..”
“Sebentar Dan, itu siapa ?” tanya Elina sambil menunjuk perempuan tadi. Perempuan tadi pun bingung dan bertanya – tanya, kok Elina bisa berada satu studio dengannya.
“Oh, untung kau bertanya padaku. Kenalkan Elina, dia adalah pacarku, namanya Sandra Carolina, dia adalah model.”
“Oh...” hanya jawaban itu yang bisa terlontar dari mulut Elina.
“Dan, Sandra, dia adalah adikku, Elina Luke O'donoghue, panggil saja dia Elina.”
Perempuan tersebut tersenyum pada Elina dan menjulurkan tangannya untuk berkenalan. Elina bingung, kenapa tiba – tiba perempuan itu jadi baik, padahal tadi Sandra memarahinya habis – habisan, atau hanya modus saja karena ada kakaknya Danny disitu, sehingga dia jadi baik. Pikir Elina.
The Script pun memulai latihannya. Di temani dua orang perempuan yang menyayangi Danny. Elina berpikir dia harus berbicara pada Danny, tapi di satu sisi dia takut Danny akan kecewa bila dia tidak bisa menerima Sandra, tapi feeling Elina tidak enak dengan Sandra. Elina pikir Sandra tidak cocok dengan Danny yang menurut Elina adalah laki – laki paling baik di dunia ini. Elina merasa bahwa kakaknya itu harus mendapat perempuan yang baik juga.

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...