Part 16
“So I’m gonna give all my secrets away..”Alunan
musik dari lagu secret – One Republic mengalun dari ipod Elina. “Oh iya, nelpon
kak Danny, suruh jemput, tapi dia mau gak ya, kan lagi marahan, ahh udah ahh,
coba aja dulu, udah malam gini.” Ujar Elina.
“Telepon yang anda tuju sedang sibuk, cobalah
beberapa saat lagi.” Kata operator telepon dari handphone Danny.
“Aduhh, coba lagi..”ujar Elina yang telah mencoba
menelpon Danny untuk ketiga kalinya.
“Telepon yang anda tuju sedang sibuk, cobalah
beberapa saat lagi.”
“Ihh, kemana sih, penting ya handphone di matiin,
jangan – jangan lagi sama Sandra lagi, masih aja sih.”ujar Elina kesal.
Akhirnya Elina memutuskan untuk naik bus malam saja.
Sebenarnya ia agak takut untuk naik bus malam – malam begini. DI saat dirinya
sedang berjalan menuju halte terdekat, tiba – tiba.. Brukkk... seseorang
menabrak Elina dan mengambil tasnya. Parahnya ELina sedang lengah, dan penjahat
itu lari. Elina mencoba mengejar, tapi gagal, ELina pun merunduk dan langsung
tak bisa melakukan apa – apa. “Ya Tuhan kenapa ini semua bisa terjadi padaku ?”
kata Elina lalu menangis. Ia pun mencoba berjalan ke sebuah tempat yang ada
tempat duduknya. Dia terduduk diam tak mampu melakukan apapun. Barang –
barangnya telah diambil oleh pencopet yang tadi lari kearahnya. Mungkin memang
dia telah diincar oleh pencopet itu. Sekarang Elina bingung. Dia membawa uang
di kantongnya, tapi tidak cukup untuk membeli tiket bus malam itu. Elina hanya
menangis.
Mungkin malam itu malam keberuntungan Elina di
tengah kesuramannya sehabis di copet tadi. Tidak tahu kenapa ada sebuah mobil
berhenti di depan dia duduk. Elina pun bingung melihat isi mobil itu, tapi
mobil itu cukup gelap untuk dilihat isi orang yang ada di dalamnya. Akhirnya
orang yang berada di mobil itu pun membuka jendelanya. Ternyata di dalamnya
adalah Mark. Elina masih diam, tetapi Mark menyapanya lebih dulu.
“Hey, what are you doing here, Elina ?”
“I, I...”
“I, I...”
“Hey, look! Why are you crying ? Is there something
happen with you ? Come on, tell me in the car..”
“Thanks Mark, God Bless you.. Glad you’re coming in
the right time.”
Elina masuk ke dalam mobil Mark. Dia duduk di
samping Mark. Kebetulan sekali, Mark lewat situ sehabis dari rumah temannya.
“Now, tell me about you.. Why are you crying ?”tanya
Mark dengan serius.
“I, I was stolen Mark, My bag, my phone, I don’t
have anything, my wallet too, I don’t have money to come home.” Cerita Elina
sambil terisak.
“Oh My God.. Tapi kenapa kamu pulang larut begini ?
Memangnya tak minta Danny untuk menjemputmu ?”tanya Mark kaget.
“Aku habis jalan untuk mencari beberapa keperluan,
dan melihat – lihat toko buku, jadi hanya belanja yang ku bawa ini yang
tersisa. Aku sudah menelpon Danny sebanyak 4 kali, tapi handphonenya sibuk,
lalu aku memutuskan untuk naik bus malam saja, aku tidak mungkin kan menunggu
Danny. Ketika aku berjalan menuju halte terdekat, tiba – tiba saja seseorang
menabrakku dan parahnya lagi aku lengah, dan dia mengambil tas ku, parahnya
lagi semua barang penting ada di dalam situ.” Kata Elina makin terisak.
“Okay, It’s your bad day, but I’m here, so you just
don’t worry about it again, I’ll take you to your home, okay, keep calm, this
is for you.”kata Mark menenangkan Elina sambil memberikan sebotol mineral
water.
“Thank you very very much, Mark, I don’t know what
happen to me if there is no you come after this condition.” Ujar Elina
berterima kasih pada Mark.
“You’re very welcome, lagi pula aku sedang tidak
terburu – buru, kau beruntung bertemu aku.”
“Yes, you’re right, Mark.” Ujar Elina singkat.
Mark pun menyetir cepat menuju rumah Elina, jelas ke
rumah Danny. Elina tidak tahu apa yang sedang Danny lakukan ketika ia
menelponnya tadi. Tapi kejadian ini juga buka keseluruhan kesalahan Danny.
Mark mengetuk pintu rumah Danny. Elina berada di
sampingnya. Dibukalah pintu itu dan Danny lah yang membuka pintu. Ada rasa
kesal di dalam hati Elina, bahwa ternyata kakaknya itu ada di rumah. Danny pun
langsung bertanya kepada Elina apa yang terjadi.
“Honey, what happened to you ?” tanya Danny kaget.
Kaget melihat Elina menangis. Danny reflek dan langsung memeluk Elina. Tapi
Elina tak membalas pelukannya.
“Just ask Mark.” Jawab Elina singkat dan langsung
menuju kamarnya. Danny pun menengok ke diri Elina yang berjalan masuk ke dalam
kamarnya sampai pintu kamar ditutup oleh Elina. Selanjutnya Danny meneruskan perbincangan
dengan bertanya pada Mark. Danny mempersilahkan Mark masuk.
“Come in Mark. Do you know what happened about my
sister ? Oh, yes would you like to have something to drink ?”
“Yeah, she told me. One Guinness please..”
“Wait a minute, I’ll take it.” Danny menuju dapur
dan mengambil 2 botol Guiness untuk dirinya dan Mark.
“Here it is, so tell me now, Mark.”ujar Danny
sembari duduk.
“Iya, aku bertemu dirinya di depan sebuah toko.
Pertama aku tidak tahu kalo itu dia, tapi aku coba berhenti dan memperjelas
penglihatanku. Ternyata benar itu adikmu. Tapi ketika aku membuka jendela
mobilku, ku lihat dirinya tertunduk dan menangis terisak – isak.”
“Lalu, apa yang kau lakukan ? Kenapa dia menangis ?”
“Tenang Danny, selanjutnya ku tanya saja, kenapa kau
menangis, dia terlihat senang ketika melihat bahwa aku yang ada di mobil itu,
selanjutnya kupikir aku akan mengantarnya pulang. Lalu, dia bercerita di dalam
mobil bahwa dia.. dia.. kecopetan, Dan.”
“Apa ??? Kenapa.. kenapa itu bisa terjadi ? Kenapa
dia katanya menelponku untuk menjemputnya ?”
“Dia bilang dia sudah menelponmu, tapi katanya handphonemu.”lanjut
Mark.
“Oh, God, I forgot, handphoneku tadi mati ketika aku
sedang jalan di Mall. Dan ketika sampai rumah aku langsung mengecasnya tanpa ku
nyalakan.”
“Hmm, maybe because of it, your sister is angry with
you and doesn’t want to tell her story.”
“Yeah, maybe, this is my fault, Mark. Lalu apa yang
terjadi kok dia bisa kecopetan ?”
“Yah, kata dia, dia lengah setelah menelponmu,
belanjaannya saja yang tersisa. Ada seorang pria lari kearahnya sangat cepat
dan mengambil tasnya, semua hilang, handphone, dompetnya, dia bilang semua
barang ada di dalam situ, aku tidak ingin bertanya banyak, dia menangis terus
di dalam mobilku.”
“Aku tidak tahu harus bilang apa, tapi aku hanya
ingin berterima kasih banyak padamu, tanpamu aku tidak tahu apa yang terjadi
pada adikku, terima kasih banyak Mark. Sekarang sudah malam, kau bisa menginap
dirumahku.”
“Tidak terima kasih, aku harus pulang.”
“Baiklah, terima kasih banyak sekali lagi.”
“Baiklah sama – sama..”ujar Mark. Danny pun
mengantar Mark ke depan rumahnya untuk menemaninya sebelum pulang. Setelah
sampai di depan mobil Mark, Mark pun berpesan pada Danny.
“Danny, I know you have problem, you have many jobs,
but don’t forget about your sister, you must keep her. Don’t just keep her, but
keep her heart too, she needs friend Danny..” ujar Mark sebelum masuk mobil.
“Alright, Mark, thank you very very much for your
help. I’ll remember your advice. Thanks.” Jawab Danny.
Mark pun pergi. Danny kembali ke dalam rumahnya.
Danny pun langsung berpikir, memang sekarang – sekarang ini dia agak cuek
dengan adiknya. Selain masalah Sandra, dia juga sedang sibuk dengan
pekerjaannya. Tapi pekerjaannya tidak bisa ia tinggalkan, itu kewajiban Danny.
Danny pun berpikir karena sebentar lagi ulang tahun adiknya, dia akan
membelikan hadiah yang paling special untuk adiknya itu sebelum pergi untuk
tour dunianya.
Comments
Post a Comment