Part 20
2 Bulan Kemudian
“Oh my sister.. come on, come on, gimme your hug,
gimme your hug, hmmm, I miss you so much..”Danny langsung memeluk adiknya dan
langsung mencium keningnya.
“Me too, I miss you so much my bro, where is Mark
and Glen ?”tanya Elina.
“They are going to Dublin, so I’m going to London alone.”
“Alright, Mom’s there, come on, I’ll help you to
bring your luggage.”
“Okay, thanks..”
Danny dan Elina menuju Ibunya yang menunggu di ruang
tunggu. Ibunya duduk dan sedang melihat sekeliling bandara.
“Hi Mom.. hmm, I miss you so much too..”ujar Danny
dan langsung memeluk Ibunya juga.
“Yes, I miss you so much too..”ujar Ibunya sambil
tersenyum.
“Is she naughty ? Doing the bad things, hehehe..”
ujar Danny meledek Elina.
“Hey, what do you mean ? I’m not.”ujar Elina membela
sambil memukul bahu Danny pelan.
“No, she’s very kind, she’s very clever, really
good, I can handle everything in your home..”
“Alright, I trust you Mom..”
“Come on, I’m tired, I wanna go home, I miss my bed,
Hahaha..”
“Alright come on..”
Mereka pun menuju rumah mereka. Bercanda di dalam
mobil. Tak terasa setelah setengah jam perjalanan sampailah mereka di rumah Danny.
Ibu Elina turun terlebih dahulu lalu membuka pintu mereka sementara Danny dan
Elina masih di mobil.
“By the way, thanks for the gifts Dan, I’m sorry for
what I did to you. I think I have more fault than you, I mean, you know... I
have...”
“No, no it’s okay, I understand about that, just
forget it, and actually I’m trying to find some facts about what you said too,
jadi aku belum bisa percaya 100 % sama kamu.”
“Alright, thanks again by the way..”
Mereka berdua turun serta menurunkan barang bawaan
Danny. Masuk ke dalam rumah, Danny langsung naik ke kamarnya yang berada di
lantai 2.
Tiga hari kemudian.
“Mom, I’m gonna miss you again.”ujar Elina sambil
membantu Ibunya untuk berkemas. Hari ini Ibunya akan pulang ke Dublin. Menjaga
rumah mereka yang ada di sana. Elina bersedih lagi karena harus berpisah dengan
Ibunya itu.
“Don’t worry honey, Your college almost finish, so
after that you could visit me in Dublin.”
“Alright Mom, I will.”
Sementara itu, Danny mengetuk pintu kamarnya yang
sementara ditempati Ibunya itu.
“Have you already done, Mom ?”
“Yes, Danny, I’m ready too, please help me to bring
my stuff and luggage.”
“Alright..” Danny membawa barang bawaan Ibunya itu.
Elina juga ikut membantu.
Mereka semua siap menuju bandara. Mereka berangkat
pukul 2 siang. Kebetulan hari ini Elina libur kuliah karena hari sabtu. Elina
pun merasa senang bisa mengantar Ibunya.
Sampailah mereka di Bandara. Danny dan Elina
menurunkan barang bawaan Ibunya.
“Alright, it’s time to go.” Ujar Ibu Elina.
“Yes Mom, Thank you very much for you help.” Ujar
Danny sambil memeluk Ibunya sangat – sangat erat.
“You’re welcome honey, don’t forget to come to
Dublin if you have spare time. Okay, promise ?”
“I promise, Mom, don’t worry..”
“Elina.. For you, come here, let me hug you..”ujar
Ibunya sambil memeluk Elina. Elina menangis. Elina memang sangat sayang
terhadap Ibunya.
“Thanks, Thank you for everything, Mom, I’m gonna
miss you..”
“Oh, come on Elina, don’t always cry if Mom will
leave you..”ujar Danny meledek.
“Up to me, it’s not your business..”ujar Elina
membela.
Setelah berpamitan Ibu Elina pun masuk ke dalam
ruang check in bandara. Melambaikan tangan ke anak – anak tercintanya.
“Good bye..”Ibu Elina melambai tangan sambil kiss
bye.
Setelah Ibu Elina masuk dan tak terlihat lagi dari
ruang tunggu, Danny pun mengajak Elina pulang.
“Come on we go home now, don’t be sad..”Danny
menenangkan Elina yang setelah ditinggal Ibunya menunduk saja. Danny merangkulnya.
“Yes, come on..”
Mereka pulang. Menaiki mobil Danny. Elina diam saja
selama di mobil.
“Hey, why are you so silent ?”tanya Danny lembut
kepada Elina.
“No, it’s okay, I’m alright, I’m just sleepy and
tired enough.”
“Hmm, I don’t think so, you have already missed your
mom ?”
“Yeah, something like that.. you came, Mom leave,
there’s always someone come, and there’s always someone leave.”Setelah Elina
berbicara seperti itu, ia pun menengok keluar jendela mobil dan menutup matanya
sejenak.
“Be patience, you can still talk with her by
telephone.”
Saran Danny tak didengarkan oleh Elina, selain
Ibunya telah pergi kembali ke Dublin, dia masih bingung dengan perasaannya,
dengan kuliahnya dan semuanya yang membuat dia sedikit stress. Tiba – tiba
Elina mempunyai rencana yang tak terduga. “Kenapa enggak ke Bar aja, Hahaha..
okay..”
“Danny, I wanna go to a place, I don’t know when I
will go home, but I bring my phone, you can call me later, Bye..” kata Elina
yang baru saja sampai dan langsung berjalan meninggalkan Danny.
“But Elina, you’ve just arrived..”
“It’s okay Danny, bye..”
Elina melihat jamnya. Jam menunjukkan pukul 7 malam.
Elina ingin pergi ke Battersea bar, melihat live music dan menghilangkan
sedikit stress. Pikirnya.
Sampailah dia setelah menaiki Bus dan masuk ke dalam Bar itu. “Ramai sekali ya, oh
iya, hari ini kan hari Sabtu.”
“Excuse me Sir, one guinness please..”
“Alright, here it is..”
Elina pun asik mendengarkan live music yang di
sajikan di Bar itu. Band yang dilihatnya pas sekali menyanyikan lagu Breakeven
dari The Script. “He finally met a girl that’s gonna put him first”Dia
bernyanyi pelan. Nyanyiannya itu untuk Javi.
Jam Elina menunjukkan pukul 9 malam. Makin larut.
Dia pun menambah minumannya dengan minuman alcohol yang lebih berat. Ada
seseorang pria paruh baya dan dua orang temannya mendekati Elina mengajak dia
ngobrol. Elina pun menanggapi obrolannya yang terkesan membuat Elina lupa akan
masalahnya. Elina akhirnya mabuk dan tertawa keras sampai tak tertahan lagi.
Tertawa dengan 3 orang teman barunya itu.
“You know, that’s very funny, hahaha, I’m very happy
to hear that.”kata Elina sudah tidak nyambung karena sudah mabuk.
“Hey girl, you’re drunk enough, are you alright ?”
kata salah satu pria yang mengelilinginya. Beruntungnya pria itu baik. Kalau
jahat mungkin Elina sudah entah kemana.
“It’s okay Mister. I’m alright, Hahaha, so please
tell me you’re story again..”
“No, you’re not okay..”kata Pria yang lain. 3 Pria
itu bingung, mungkin saja wanita ini sedang stress atau semacamnya.
Sedang asyiknya Elina berbincang, tidak terduga,
ternyata ada Liam disana juga untuk bertemu temannya. Awalnya Liam tidak yakin
bahwa itu Elina, lalu dia mencoba mendekati dan mencoba mencari tahu dengan
bertanya kepada 3 orang pria yang mengerumuninya.
“Excuse Mister, she’s like my friend, Is she Elina
?”
“Your friend ? Yes, she is Elina..”
“Yes, I’m her friend, Elina what are you doing here
? You look drunk..”kata Liam.
“Eh, hi.. Liam, I know it’s your voice, oh baby, you
must know, these three guys is my new friends, guys he is my friend, my best
friend, hahaha..” jelas ELina sambil mabuk dan memukul pundak Liam cukup keras.
“Oh, it’s not good Elina, I must bring you to your
home.”jelas Liam.
“No, Liam, No.. Just join with us..”
“I’m sorry Mister, I must bring her to her house, I
know her house, I’m so sorry for disturbing you, thank you Mister, you keep her
savely.” Ujar Liam sambil berterima kasih dan meninggalkan 3 orang teman baru
Elina itu.
“You’re welcome Son, be careful on your way.”
“Thanks, you too Mister.”ujar Liam singkat dan
langsung membantu Elina jalan menuju mobilnya. Elina begitu mabuk sehingga ia
hanya diam dan seperti setengah sadar.
“Why did you do this ? It’s not good for you..”
“It’s okay Liam, I’m alright..”
Liam mencium bau alcohol yang sangat kuat di Elina.
Elina sangat mabuk. Dia pun menaruh Elina di dalam mobilnya dan pergi menuju
rumah Elina.
Sampailah Liam di rumah Elina. “Sepi sekali, apa ia
orang rumahnya sudah tidur, ini pertama kalinya aku akan masuk ke rumah Elina.”
PIkir Liam. Liam pun menggendong Elina dan masuk ke rumahnya sambil mengetuk
pintu. Jam menunjukkan pukul 11.30 malam.
“Hello, excuse me, anybody home ?”
“Yes, wait a sec, who’s there ?”jawab orang yang ada
di dalam rumah Elina. Ternyata Danny ada di rumah dan belum tidur. Danny masih
khawatir jam segini Elina belum pulang, tak tahu dimana, dan handphonenya
ternyata mati.
Setelah Danny membuka pintu, Liam sontak kaget,
ternyata yang dia lihat di depannya adalah Danny O’donoghue vokalis The Script.
Liam terdiam sejenak dan lalu membuka pembicaraan. Danny juga kaget ketika
melihat adiknya pulang dengan mabuk dan digendong oleh seorang lelaki yang
tidak ia kenal.
“I’m sorry, sorry, Hmm, but, I.. I met her in a bar,
and I’m her friend, I’m Liam, I’m sorry can I put Elina in her room..”
“Oh my God, Elina, yes, I’m sorry for my sister, is
she drunk ?”
“Yes, she is, luckily I met her..” jelas Liam sambil
membawa Elina masuk dan menidurkannya di kamarnya. Melihat sekeliling kamar
Elina, penuh dengan poster OneRepublic dan Manchester United, foto keluarga,
dengan dominan cat warna putih dan bed cover berwarna biru.
“Thank you very much for your help... what should I
call you ?”
“Liam.. My name is Liam, you’re Danny O’donoghue,
The Script vocalist, aren’t you ?”
“Yes, yes I am, I’m really sorry about my sister..”
“Oh, no it’s okay Danny, actually, I’m your fans, I
love all your songs, I don’t that Elina is your sister, She never tell me about
you..”
“Really ? Oh, it’s okay, now you know that I’m her
brother. Maybe she try to keep her secret.”
“Maybe, but I’m glad to meet you, Dan, can’t believe
I can meet you.. Thank you Dan, I’m sorry to bother you this night. But, I’ve
to go now.”
“It’s okay, thank you for your help too, be careful
on your way..”
“Alright, my pleasure, bye..”
“Bye..”
Liam pun pergi. Masuk mobil dan meninggalkan rumah
Elina. Sementara itu, setelah Danny mengunci pintu rumahnya lalu dia bergegas
menuju kamar Elina. Dilihatnya adiknya yang begitu pulas tertidur karena mabuk.
“Kenapa sampe kayak gini sih Elina, kenapa kamu gak cerita sama aku kalau kamu
punya masalah, biar gak sampe mabuk kayak gini kan ...”ujar Danny pelan sambil
menyelimuti adiknya itu.
Setelah mengelus rambut adiknya lembut, ia pergi dan
menutup pintu kamar ELina menuju kamarnya. Membuka pintu kamar, menutup
perlahan dan berbaring di tempat tidurnya. Memandang jauh kea rah foto
keluarganya. Memejamkan matanya, menarik nafas tak percaya dengan apa yang
terjadi hari ini, menyayangkan kelakuan adiknya yang seharusnya tidak terjadi.
Tak percaya juga adiknya melakukan hal itu. “Hari ini cukup melelahkan.” Pikir
Danny. Akhirnya ia pun ikut tertidur di malam yang larut itu.
Comments
Post a Comment