Part 10
Hari ketiga di Dublin, Elina dan Danny berjanjian
untuk membeli peralatan musik dan peralatan kuliah juga beberapa makanan khas
Dublin untuk dibawa ke London sambil berjalan – jalan. Setelah berbelanja mereka
berniat untuk makan siang di salah satu restoran murah di dekat tempat
perbelanjaannya.
“I'm hungry, Dan, we should eat.”
“Okay, but where ?”
“Why don't we eat at restaurant that you always
visit when you were in Dublin.”
“Alright, that's a great idea, let's go!”
Mereka pun menuju restaurant yang di maksud. Setelah
di persilahkan duduk oleh pelayan, mereka memesan makanan yang suka Danny pesan
disana, makanan khas Irlandia. Mereka duduk agak di depan dekat pintu masuk.
Suasana hari itu cukup dingin, walaupun siang itu cuaca cerah. Dublin selalu
mendapat udara dingin, maka dari itu kulit Elina maupun Danny putih sekali.
Pelayan yang melayani mereka sempat senyum terhadap
Danny. Mungkin pelayan itu tahu kalau Danny adalah vokalis dari band The
Script. Pelayan yang lewat meja mereka juga ada yang sempat bertanya pada
Danny. Tak tahu kenapa Elina jika berada dekat Danny tidak takut memperlihatkan
kepopuleran kakaknya itu. Mungkin dia tahu kalau ada Danny, Danny bisa menjawab
seluruh pertanyaan fansnya itu.
“Danny O'donoghue, aren't you ?” kata salah seorang
Pelayan menghampiri. Mungkin dia salah satu fans Danny. Pikir Elina.
“Yes, I am.”
“Oh God, this is my day, could you please give your
hand sign in my note book.” Elina hanya tersenyum melihatnya. Elina yakin pasti
pelayan itu fans berat the script.
“You're totally famous here, Danny.” kata Elina
meledek.
“I am.” kata Danny sedikit sombong.
Makanan mereka datang. Elina yang sudah lapar
langsung menyantap makanan itu.
“Hey, pray first and then eat that..”
“Oh, yeah, I forget, Haha, I'm hungry.” kata Elina
dengan mulut penuh makanan.
Sembari mereka menikmati makanan, pandangan Danny
tertuju pada seorang wanita yang baru saja masuk restaurant itu. Entah siapa,
tapi Elina langsung mengikuti pandangan Danny dan bertanya siapa wanita itu.
“Hey, what are you looking at ?”
“I'm just looking at.....” Danny memberhentikan
ucapannya, disaat itu Elina melihat ternyata yang duduk paling ujung di
restaurant itu, wanita yang baru masuk adalah ex Danny. Danny telah berpacaran
dengan Lea selama 2 tahun, tapi Elina tidak tahu apa alasan Danny putus dengan
Lea. Padahal Elina senang sekali kenal dengan Lea, bahwa Elina sudah klop
dengan Lea Neville, itulah nama kepanjangannya. Tapi semenjak Danny putus,
hubungan mereka juga putus. Elina ingin sekali saja bertanya pada Danny. Tapi
setiap kali Elina bertanya pada Danny, dia berubah menjadi murung dan niat
Elina untuk bertanya lagi hilang.
“Aha, I've got an idea, she is your... your.. ex
Danny. Lea... Lea.. ahh, I forgot the full name..”
“Lea Neville.” jawab Danny singkat.
“Yes, you're true, why don't you say something to
her ? Udah lama gak liat dia kan, lama banget mungkin.”
“I know, no thanks..”
“Oh come on, don't be shy Danny. She's such a nice
woman, I like her..”
“Is she ? Yes, she is.”
Danny menunduk. Dia takut ketahuan Lea. Di saat itu
juga Elina berniat untuk menyapa Lea yang duduk sendirian di restaurant itu.
Elina pun memberanikan diri untuk menyapa Lea dan menyuruh Lea untuk makan
bersama dirinya dan Danny.
“Hey, where are you going ?” tanya Danny.
“it's okay, just stay here, I have a business..”
Elina berjalan ke arah bangku Lea.
“Hi! Do you remember me ?” sapa Elina.
“Hmm, wait a minute, you are.. you are.. let me
remember you.. you are.. you are Elina right ? Danny's sister ?”
“Yes, Glad you still remember me. May I sit here ?”
“Yes, sure..”
“How are you ? Long time no see, since... you know..
since...”
“Yes, I'm fine thanks, how about you ? Yes, I know
since I broke up with your brother.”
“I'm good too thanks.. Hmm, you still remember,
where are you ? I mean, putus dari Danny, kenapa mutusin hubungan aku juga ?”
tanya Elina agak kecewa.
“Well, I'm sorry about that. Tapi aku harus
ngelakuin itu. Aku harus move on, aku juga pindah rumah setelah putus dari
Danny. Hmm, by the way, sama siapa kamu kesini ? Oh iya, aku sering liat Danny
di tv, dia udah makin terkenal ya.”
“Yes you're right. I'm with, I'm with.. I'm with
Danny.”
“Oh, wow, Danny come here ?”
“Yes he did. Dia pulang kampung sama aku. Oh iya,
gabung aja sama aku, tuh Danny disana duduk sendirian, gak enak aku juga
ninggalin sendirian. Ayukk, udah lama kan gak ketemu Danny.”
“Ahh, gak ah, aku gak enak El, aku kan udah....”
“I know, but come on, gapapa kok, bilang aja aku
yang maksa, pasti dia ngerti kok.”
Elina memaksa Lea untuk bergabung dengannya dan
Danny. Selanjutnya mereka sampai di meja
Danny. Danny kaget plus gugup.
“Hi!” kata Danny singkat.
“Hi!” balas
Lea.
“Come on, just sit down there.”
Makanan Lea datang. Sepuluh menit kemudian, di meja
itu Eliza dan Danny diam – diaman. Mungkin mereka canggung setelah lama tak
bertemu dan Lea memutuskan hubungan dengan Danny.
“Why are you so silent guys ?” kata Elina memecah
keheningan.
“Oh, come on, masa sih udah lama gak ketemu gak
nanyain kabar atau apa gitu, apalagi kan sekarang Danny udah terkenal, hahaha.”
kata Elina meledek.
“Hmm, iya, iya, dasar bawel nih.” lanjut Danny
“Hmm, gimana kabar kamu Lea ?”
“Aku, aku baik kok, kamu sendiri gimana ? Sibuk ya
udah jadi band terkenal..” tanya Lea sambil menikmati makananya.
“Aku baik kok, iya sih emang lagi sibuk, lagi ada
urusan..”
“Oh, gitu, by the way, aku dengerin loh lagu – lagu
kamu, enak – enak ya, aku juga beli 2 cd kamu..”
“Oh gitu ya, makasih ya, kalo kamu enjoy aku juga
seneng, itu lagu buat....” ucapan Danny berhenti.
“Itu buat kamu Lea.” kata Elina meledek.
“Itu buat kamu Lea.” kata Elina meledek.
“Ihh, apaan sih ni anak, gak kok Lea, itu buat semua
fans aku maksudnya, iya.”
“Ohh, gitu, hahaha, ya bagus deh.”
“Kenapa gak jujur aja sih Dan ?” bisik Elina ke
Danny.
“Apaan sih, gak enak tahu tuh dianya jadi malu
gitu.”
“Abis aku dari tadi dicuekin sih ngobrol berdua, ehh
upss..” kata Elina.
“Hahaha, maaf ya sayang..” ujar Lea.
Perbincangan itu pun berlanjut sampai sore. Padahal
makanan mereka sudah habis. Elina meminta
nomor telpon Lea, email, dan sebagainya agar Elina bisa menghubunginya.
Bersyukur karena Lea memberikan yang
Elina minta, tidak ditutup – tutupi lagi. Danny dan Lea terlihat senang sekali
walaupun mereka sudah tidak ada hubungan apa – apa. DI dalam hati Elina
terbesit keinginan untuk Danny berpacaran dengan Lea lagi. “Daripada sama
Sandra.” ujar Elina dalam hati.
Comments
Post a Comment