Part 21
“Hmm, where am I ?”Elina bangun berbarengan Danny
masuk ke kamarnya untuk mengontorl dirinya.
“Hey Girl, you’ve woken up. How are you this morning
?”tanya Danny dengan senyum.
“Hi Danny, I’m fine, I’m just too tired. I’m sorry
about last night that I...”ketika Elina mau menjelaskan di potong oleh Danny.
“No.. it’s okay, I understand that, but don’t do
that again, okay ? Here it is for you, your special breakfast, English
breakfast.”Danny menyerahkan sarapan kepada Elina dan Elina pun mengambilnya
dan memakannya sambil menjelaskan kejadian semalam.
“No, it’s not okay for me, it was too stupid for me.
Thank you for the breakfast. I just can’t think better. I’ve got bad idea, so I
did that. I was drunk.”jelas Elina sambil mengunyah sarapannya.
“No, no, I’ve ever done that, you know, love
problems..”
“Really ? I don’t know that, yeah, honestly it’s
about love problems too, about me and my friend, and Mom, I don’t know, I
always think about Mom, so last night I did that because I thought it could
disappear my problems.”
“Don’t worry Elina, you still have me here, I can
accompany you, don’t be shame, you can tell me about your problems.”
“I know, I just don’t realize that, I have a good
brother here, there are you, Mark, and Glen, Ben exactly. You’re just not like
my brother, but my father, my best friend.”
“Oh, come here, let me hug you..”sambut Danny lembut
dengan kedua tangannya yang terbuka. Elina langsung menghampiri Danny dan
memeluknya.
“Thank you Danny, I owe you for these things. By the
way, you’ve seen my friend. He saw you too last night. Actually, he is your
fans Danny.He loves The Script and your music..”
“Yes, I know that, he told me. By the way, I think,
he was your boyfriend, because he is really nice and I like him.”
“Don’t think about it, I’m just friend with him.
You’re right, he’s very kind to me, but I just don’t realize about it again.”
“By the way, why don’t we go to London zoo, I think
you need some different view, you need fresh air..”ajak Danny.
“That’s a good idea, let me eat this first..”ujar
Elina sambil melanjutkan makannya.
“Abis itu aku nanti mandi dulu, udah kamu siap –
siap duluan aja Dan.”ujar Elina lagi.
Elina sudah selesai dengan makannya. Dia terlihat
bahagia, terlihat lebih segar. Elina pun langsung mandi dan bersiap – siap.
Danny memanaskan mobil sedangkan Elina menyusul
dengan mengunci pintu rumah dan selesai.
“Minggu depan aku akan melaunching album ketiga ku,
kuharap kau bisa datang ya, hari minggu kok.”ujar Danny setelah meninggalkan
rumah mereka.
“Really ? Congratulations, can’t wait to hear your
new songs, I tell my friend to come with me, is it okay ?”
“It’s Liam ? oh yes it’s okay..”
“Yes, you’re true, okay thanks.”
Sampailah mereka di London Zoo, Danny membeli tiket
sedangkan Elina melihat sekeliling kebun binatang itu. Beberapa orang yang
sedang membeli tiket juga terlihat tersenyum dengan Danny. Beberapa orang juga
terlihat meminta berfoto bersama Danny. Elina hanya terdiam dan tersenyum juga
melihat kerepotan Danny mengurusi para fansnya itu.
“Udah ?”tanya Elina.
“I’m sorry Elina for inconvenience.”
“It’s okay Danny I understand about that, but when
you took a photo with your fans, I saw some of my friends there, gak sekelas
sih tapi kenal..”
“Really ?”
“Iya, banyak tahu yang ngefans sama kau juga,
ahahaha..”
“Yeah, jadi malu..”
Mereka pun berjalan – jalan melihat tingkah laku
binatang yang ada disana. Elian terlihat senang, mengambil foto hewan – hewan
lucu yang ada disana. Danny juga terlihat senang membawa adiknya pergi.
“I wanna buy an ice cream, do you wanna eat ice
cream too ?”tanya Elina.
“Yes, I want it too..”
“Okay, I’ll be back, I wanna buy there..”
Elina pergi mencari penjual ice cream dan setelah
dia membawa dua ice cream di kedua tangannya dia pun kembali dimana Danny
menunggunya. Langkahnya terhenti ketika dia melihat sosok Javi dan Lisa yang
sedang berfoto bersama dengan Danny.
“Javi is here, with Lisa, oh my God, I must hide
first.”ujar Elina panic.
Setelah Javi dan Lisa pergi dengan bergandengan
tangan yang masih dilihat Elina, dia pun kembali ke Danny dan mencoba bertanya.
“Dia fans mu juga ?”ujar Elina sambil menunjuk Javi
dan Lisa.
“Yes they are, kenapa ? Your friends ?”
“No, I just think that I’ve ever seen them, ahh,
yes, this is your ice cream, enjoy..”
“Alright thank you, after this we must go home,
cause I must go to the studio, but I bring you to our home first.”
“Alright Danny.”
Setelah mereka menghabiskan ice cream mereka,
bergegas ke parkiran dan pulang. Danny menurunkan Elina dirumahnya dan langsung
menuju studio tempat The Script bekerja.
“Bye..”
“Bye..” sahut Elina.
Hari ini cukup melelahkan.
Senin pagi hari. Elina bangun dan menemukan kalo
Danny masih tidur di kamarnya. Dia mengintip sebentar, sarapan lalu pamit ke
kampus lebih pagi. Ia ingin bersantai dulu di taman kampus. Ingin berterima
kasih kepada Liam yang telah menolongnya.
“Am I better of dead, am I better of quiter, they
say I’m better of now, then I ever was with her.” Elina menyanyikan lagu
nothing cukup kencang sambil membaca buku pelajarannya.
“Hi! How was your feeling ? How are you today
?”tanya Liam yang tiba – tiba datang.
“Hi! I’m good today, I’m very well, thanks by the
way. Hmm, I would like to say thank you very very much for your help last
Saturday.”
“Good, sounds good. You’re welcome, pleasure. Lagian
aku lagi ketemu temen kemarin, eh ngeliat kamu kayak gitu, aku agak panic, gak
biasa – biasanya.”
“I’m really sorry, aku gak tahu kenapa aku kayak
gitu Liam, aku hilang kendali. Aku juga jadi gak enak sama kamu, aku malu Liam,
beneran deh.” Ujar Elina sambil tertunduk.
“It’s okay Elina, setiap orang pasti ada waktu dia
terpuruk banget, Cuma cara kamu kemaren, mungkin kurang cocok ya..”
“Makasih banget pokoknya, untung kamu disana
kemarin, aku gak tahu pulang sama siapa kalo gak ada kamu, by the way, You’ve
known now that I’m Danny’s sister.”
“Oh, yeah, that’s my advantage, I know now, thank
you Elina, ternyata tebakan aku benar, lagian nama belakang kamu itu jarang ada
yang punya, tapi kenapa kamu harus nyembunyiin itu ?”
“Aku.. aku nyembunyiin karena pasti ada hal yang aku
gak duga terjadi, ahh, pasti kalo orang tahu semua berubah, kemaren pas jalan
sama Danny aja, ada beberapa anak kampus ini yang minta foto, aku coba nunduk
aja.”
“Yaudah, yang lalu biarlah berlalu, kenapa kamu gak
nyoba nerima semua ini aja, terima aja apa adanya, kalo kamu itu adik seorang
artis terkenal.”
“Yeah, you’re right Liam..”
“Oh iya, nanti sore ada pertandingan sepak bola,
lawan jurusan lain sih, tapi kamu dateng ya liat, disana, soalnya..”
“Soalnya kenapa ? Pasti ada Javi, ahh enggak mau
ah..”
“Enggak bukan, soalnya aku, aku ikut main, udah 3
bulan ini aku ikut ekskul sepakbola itu, tapi menurut aku, aku sih kurang
bagus..”
“Kamu ? Kamu ikut main ? Gak percaya ahh, tapi, tapi
gimana sama latihan lari kamu, apa Cuma karena kamu jago lari kamu ikut ekskul
bola itu ?”
“Salah satunya, tapi aku ikut itu karena..”
“Karena apa ?”
“Karena, diajak sama Javi, ya aku mau aja, aku mau
nyoba.” Liam bohong. Sebenarnya Liam ngelakuin hal itu untuk Elina. Tapi Liam
gak mau ngaku yang sebenarnya ke Elina. Liam takut Elina marah. Liam ingin coba
jujur suatu saat nanti tapi gak sekarang.
“Hey.. kok bengong, terus nanti pertandingannya jam
berapa ?”
“Eh, eh sorry, oh iya, nanti pertandingannya jam 4
sore, nonton ya, aku mau nemuin Javi dulu, bye..”
“Bye..”Elina bingung, Liam tiba – tiba pergi ingin
menemui Javi. Tapi Elina berpikir positif saja. “Mungkin mau konfirmasi buat
nanti, yaudah deh, masuk kelas aja ah..”ujar Elina. Elina pun membereskan
bukunya dan berjalan menuju kelas.
Comments
Post a Comment