Part 18
“Hello semua.. pengumuman ya, malam ini aku bakal
ngadain pesta di rumah aku, hari ini ada acara, actually today is my birthday,
kalian datang ya, malam ini, jam 7 malam.. Thank you all..” Sapa Leona kepada
semua orang yang ada di kelas. Malam ini dia akan mengadakan pesta di rumahnya.
Elina pun bingung apa yang harus dipakai untuk ke pesta. “Paling acara gak
begitu formal, dia bilang pesta kan, yasudah, pakai dress sederhana aja..” Ujar
Elina dalam hati.
Sementara itu Liam ingin mengajak Elina untuk
berangkat bareng malam ini.
“Elina, bareng yuk nanti malam..”
“Eh, gak usah gapapa, aku berangkat sendiri aja,
soalnya mobil dirumah nganggur..”
“Hmm, yaudah kalo gitu, aku gak maksa deh, hehehe..”
“Ketemuan ya nanti malam, aku takut aku gak ada
temennya, lagian kan ini Cuma buat kelas kita aja, Lisa kan gak mungkin ikut,
lagian kalo aku ajak, pasti dia gak mau, alesannya mau ngerjain tugas,
hahahaha, itu tuh, secret admire kamu,, ehhhh..”Elina keceplosan ngomong kalau
Lisa itu suka sama Liam.
“Hah ? Secret Admire ? Lisa, my secret admire ?”
“Yeah, she said to me like that.. Haha, but don’t
worry, I think she has another guy now..” ledek Elina ke Liam. Muka Liam
berubah menjadi merah.
“Ahh, udah ah, itu kan dulu kan, gak sekarang..”
“Yeah, it’s a past..”ujar Elina pelan.
Kelas kuliah dimulai, Elina belajar dengan serius
memperhatikan instruksi dan pengajaran dari dosennya. DIa harus serius, kalau
tidak dia akan kebingungan untuk tugas akhir lulus dari universitas itu.
Selesai sudah pelajaran dan kelas hari itu. Elina
membereskan barang – barangnya. Sore ini ia akan chatting dengan Lea. Elina
sudah mengirimkan email semalam, mudah – mudahan di balas oleh Lea. Sampailah
Elina dirumah dan langsung masuk ke kamarnya setelah dia menyapa ibunya di
dapur.
“Gak mau makan dulu ?”tanya Ibu Elina.
“Gak, Mom, aku ke kamar dulu ya..”
“Yaudah, nanti kalau lapar, tinggal ambil aja ya..”
“Yes Mom..”
Elina masuk kamar dan langsung membuka Mac nya.
Menyambungkan dengan internet, dan langsung masuk ke aplikasi yahoo messenger,
sebelumnya Elina mengecek email, dan yak Lea online. “Berarti Lea baca
Emailku.”ujar Elina.
Tring.. Bunyi yang menandakan bahwa Lea menyapa
Elina terlebih dahulu. Elina pun langsung membalasnya. Dan dimulailah
percakapan mereka.
“Hai Elina... How are you ? Ada apa kau menyuruhku
online ? Baru saja kemaren kita online..”sapa Lea.
“HI Lea, I’m fine thanks, and you ? Aku ingin
chatting saja dengannmu, aku sedang ada masalah nih..”
“I’m fine too, thanks. Oww, kalau begitu cerita saja
El, kalau ku bisa, aku pasti akan membantumu.”
“Baiklah.. Aku bingung dengan temanku Lea, dia, dia
seperti mencuri – curi pandang denganku. Dia, dia adalah teman yang sudah akrab
denganku.”
“Oww begitu, kenapa kau tidak coba tanyakan saja ?”
“Lea, ada – ada saja kau ini, aku kan tidak mungkin
menanyakan padanya, lagian..” Elina menggantung pembicaraannya.
“Lagian kenapa ?”Lea bertanya.
“Lagian, aku tidak suka dengan dia, aku suka dengan
orang lain, dan itu juga temen sekelasku..”
“Bolehkan aku tahu nama laki – laki itu, yang suka
padamu dan yang kau suka ?”
“Hmm, jangan bilang – bilang ya Lea.. Kau bisa
pegang omonganku ini ? Yang suka padaku ini sebenarnya aku belum tahu pasti.”
“Baiklah, aku akan pegang omonganku. Jadi siapa dia
?”tanya Elina.
“Hmm.. Dia Liam dan Javi. Liam ini adalah teman
dekatku yang kupikir dia menyukaiku, sedang Javi, dia adalah laki – laki yang
aku suka, yang sampai sekarang aku tidak tahu perasaannya terhadapku, padahal
Javi itu sudah mengajakku kencan, kami sudah renggang akhir – akhir ini,
makanya aku lebih dekat dengan Liam.”
“Oww, aku seperti mengenalnya ya, hahaha, bercanda
sayang, oh iya, mungkin saja Liam menyukaimu, karena dia pikir kau adalah
sahabat yang baik, sedangkan Javi, mungkin saja belum siap mengungkapkannya
kepadamu..”
“Ahh, aku tidak tahu Lea, jika itu benar, aku hanya
butuh bukti dari mereka berdua, aku hanyalah perempuan yang tidak sanggup
mengungkapkan perasaanku pada Javi, dan Liam mungkin terlalu malu untuk
mengungkapkannya padaku. By the way, aku ingin pergi ke pesta temanku, ahh, aku
senang sekali, akhirnya aku bersenang – senang Lea..”
“Ya yasudah sabar saja, selama belum ada bukti kan,
kau tidak bisa berbuat banyak, jadilah orang yang baik di antara mereka berdua,
nantinya mereka juga akan mengungkapkan isi hati mereka. Iya ? wah, selamat
bersenang – senang ya, omong – omong apa kabarnya dengan Danny ?”
“Hahaha, iya aku memang harus sabar. Iya terima
kasih. Danny ? Danny baik, kau rindu dengannya ya ? Hahaha”
“Baguslah. Sama – sama. Hahaha, aku lebih merindukan
kau.”ujar Lea.
“Baiklah, really ? Me too, I miss you too, hey,
Danny online, ini akunnya : Danny_TS, chattinglah dengannya. Aku harus bersiap
– siap Lea.. Bye, thanks for everything..” Elina pun langsung pamit untuk
bersiap – siap pergi ke pesta, akhirnya dia langsung offline.
“Hey, Elina...”pesan ini masuk tapi tak dibalas lagi
Elina. “hahaha, pasti langsung hubungin Danny, eh tapi aku gak tahu, mungkin
aja Lea malu.” Kata Elina sambil tertawa. Lea pun tidak menghubungi Danny sama
sekali, soalnya benar kata Elina, terlalu malu.
Elina bersiap untuk pergi ke pesta temannya mala
mini. Elina menggunakan dress sederhana berwarna biru tua dan sepatu sneakers
berwarna hitam serta tambahan kalung tali berwarna putih. Menyisir rambutnya
dan selanjutnya pamit dengan Ibunya.
“Mom, aku pamit ya, aku pinjam mobil Danny malam
ini.” Ujar Elina pamit.
“Iya sayang, jangan mabuk ya, pulangnya hati – hati
ya, kalau Ibu nanti tidur duluan, kau sudah punya kunci cadangan kan ?”
“Sudah, iya, aku akan mengingat pesan ibu. Bye,
Mom..”Elina pun mencium pipi Ibunya dan bergegas pergi.
Sampailah Elina di tempat pesta. Sudah ramai. Penuh.
Elina turun dari mobilnya dan bergegas masuk. Seketika masuk ke dalam rumahnya.
Di depan rumah Leona terpampang tulisan welcome dengan berbagai hiasan lampu
dan pernak pernik lainnya. Leona memang ulang tahun hari ini. Elina sudah
membelikan kado untuk Leona yang dia beli tadi sore sebelum pulang kuliah.
Elina mencari – cari dimana Leona. Akhirnya dia menemukannya.
“Hi honey, happy birthday to you.. wish you all the
best, this gift is for you.” Kata Elina sambil mencium pipi Leona dan
memberikan hadiahnya.
“Thank you very much honey, enjoy the party ya, aku
masih mau menyapa tamu yang lain..”
“Yes thank you..”
“By the way, Liam mana ?”tanya Leona.
“Liam, I don’t know, he doesn’t call me.”
“Alright baby, just enjoy the party, thank you for
this ya..”kata Leona sambil menunjukkan hadiah yang diberikan oleh Elina.
“Alright you’re welcome..”balas Elina.
Elina bingung, siapa yang harus ia ajak ngobrol.
Walaupun banyak teman sekelasnya, tapi Elina tidak terlalu dekat. Elina mencoba
untuk mengobrol.
“Hi Elina, mau gabung ?” Sapa John dan Maria.
“HI, boleh – boleh, udah lama datengnya ?”
“Gak kok, baru juga, Liam mana ?”tanya John.
“Liam ya, aduh gak tahu, aku juga baru dateng.”
Setelah dia berbincang – bincang dengan John dan
Maria cukup lama. Elina pamit untuk mengambil minum. Jam menunjukkan pukul 8.
Liam atau Javi belum datang juga.
Tiba – tiba ada seseorang yang menepuk punggungnya.
“Hi, aku kira siapa ? Ternyata Elina..”sapa Liam
tiba – tiba.
“HI.. where have you been Liam ? I’ve been waiting
for you about 1 hour.”
“I’m sorry, I have business, so what’s going on ?”ujar
Liam.
“Nothing. Duduk yuk di taman, lagian Leona juga
sibuk. Acaranya juga sebentar lagi dimulai.”ajak Elina.
“Okay deh.”
Elina dan Liam menuju taman. Terlihat di taman sudah
mulai banyak kerumunan orang. Akhirnya acara di mulai. Leona terlihat senang
ketika melihat banyak teman – temannya datang. Setelah acara inti selesai,
inilah acara bebas bagi tamu – tamu yang datang. Elina dan Liam menghambiskan
waktu duduk di sofa yang ada di taman. Berbincang – bincang dan tertawa
bersama. Liam pun berpikir ingin mengungkapkan perasaannya mala mini kepada Elina. Tapi...
“El, aku mau bilang sama aku kalau aku.. aku..”
“Aku apa Liam ?” tanya Elina lembut.
Tiba – tiba...
“Hi El, ganggu ya..”
Elina pun menengok kebelakang, ke arah orang yang
memanggilnya. Javi, ya, Javi yang memanggilnya. Orang yang ia tunggu – tunggu
juga. Liam pun tidak jadi bilang tentang perasaannya dan tertunduk lesu. Liam
yakin kalau ada Javi pasti dia akan kalah, karena jelas ELina akan memilih
mengobrol dengan Javi.
“Hi.. Javi, baru dateng atau...”tanya Elina
menggantungkan kalimatnya.
“No, dari tadi kok, Cuma dari tadi di dalam rumah
aja.”
“Oh gitu.. ada apa ya Javi ?” tanya Elina.
“Aku, mau ngajak kamu dansa, mau enggak ?”
“Dance ? But, I’m not a good dancer, Javi..”aku Elina.
“NO, it’s okay, it’s just a free dance, not formal,
I’ll try to teach you..”
“Really ?”
“Yes, but if you don’t want, it’s okay for me..”
“No, no, I want Javi, but, wait a sec..” Elina pun
berbalik dan mencoba izin dengan Liam yang akan dia tinggal serta berpesan
jangan pulang sampai Elina berdansa.
“Javi ngajak aku dansa, boleh ya ? Please, support
me, I want dance with him..”
“Oh, yaudah iya, sana gih, yang bagus dansanya,
jangan bikin aku malu. Hahaha”
“Ihh Liam, iya yaudah, makasih ya, don’t go home
before you call me okay..”
“Okay..”jawab Liam singkat.
Elina pergi dansa bersama Javi. Sementara Liam
menatap jauh ke langit yang tidak ada bintang malam itu. “Kenapa sulit banget
sih Cuma bilang “Aku suka kamu, aku cinta kamu Elina.”keburu diembat Javi deh.
Uhhh” kata Liam kesal. Malam itu akhirnya Liam memutuskan untuk pulang duluan
tanpa menghubungi Elina.
“Aduh, Liam mana sih, masa sih pulang duluan gak
nelpon atau sms dulu..”ujar Elina sedikit kesal.
“Kenapa El ? ada masalah ?”
“No, I’m just looking for Liam..”
“Mungkin dia udah pulang..”
“Yeah I think so, by the way, I wanna go home now,
aku pamit ya, aku juga tadi udah pamit sama Leona..”
“Mau dianterin ? Bareng aku sekalian ..”
“No thanks, but thanks for tonight, thanks for the
dance, see you next week Javi, aku bawa mobilku sendiri kok, actually my
brother’s car.. Bye..”
“Alright, be careful bye..”
“You too..”balas Elina.
Elina bergegas ke mobilnya, membuka pintu, masuk ke
mobil dan berlalu meninggalkan rumah Leona. Di dalam mobil Elina masih
berpikir, apa dia telah menyakiti Liam karena dia lebih memilih berdansa dengan
Javi daripada ngobrol dengannya. “Ahh tapi masa iya sih, kan Liam tahu kalo aku
suka sama Javi, apa jangan – jangan.. Liam... Ahh, udah ahh..”Elina pusing
sambil memegang kepalanya. Aneh saja kelakuan Liam, padahal tadi dia sangat
baik dan mendukung Elina berdansa dengan Javi. Apa Liam cemburu ? Pikir Elina
lagi.
Comments
Post a Comment