Skip to main content

OneRepublic FF Part 6



UPSSS… BRENT IS IN FRONT OF ME!
Rose’s
“Ya ampun, ramai sekali hari ini.” Ujarku dalam hati sambil mengusap keringatku. Summer. Mungkin karena hal ini aku berkeringat, lelah melayani semua pelanggan. “Laurent, tolong aku berikan ini pada James ya.” Ujarku padanya. “Baiklah, kemarikan kertas itu.” Lalu aku memberikan kwitansi padanya. Aku kembali ke bagian gitar, aku mengambil barang itu. Sebelumnya aku memeriksa gitar itu dulu. “Ya ampun, tertinggal kwitansinya, pelanggannya juga sudah menunggu.” Ujarku lagi. Lalu ketika aku berbalik. “Brukk…” kwitansi ku jatuh. Aku mengambil kwitansi itu dan aku merasa ada tangan lain yang mengambilnya. “Maaf.” Ujarku singkat. Aku membetulkan rambut coklat gelap panjangku, dan yang kulihat di depanku adalah…. Brent. Aku terdiam.
Brent’s
“Iya, aku juga minta maaf ya, aku tidak sengaja, toko ini ramai sekali, aku hanya ingin mencari Cello baru. James sudah mengenalku, jadi dia bilang, carilah sendiri.” Ujarku pada wanita cantik yang berada di depanku. Aku tidak yakin dia mengenalku atau tidak. Rambutku kan sudah tidak di kribo lagi. “Hmmm… Kau.. Kau.. Brent kan..” dia bilang aku Brent. Berarti dia mengenalku. “Iya ? Kau mengenalku.” Tanyaku padanya. “Jelas saja aku mengenalmu, aku kan…” belum sempat dia menjelaskan kenapa dia mengenalku, partnernya memanggil. “Rose.. tolong cepat, mana kwitansinya, James mencarimu untuk meminta kwitansi gitarnya.” Ujar lelaki yang berdiri di bagian peralatan tambahan music. “Baiklah, Gary, terima kasih ya. Aku harus pergi. Senang bertemu denganmu Brent. Kau berubah.” Ujarnya lagi. Aku bingung sambil menggaruk rambutku. Aku hanya terdiam berdiri disana sekitar lima menit. Mengingat siapa wanita itu sebenarnya. Seperti tak asing bagiku tapi aku tak ingat. Ahhh, sudahlah aku ingin mencari Cello baru untukku.

7 p.m
Rose’s
“Huft.. mulai sepi ya..” ujar Gary di sampingku dan James. “Ya begitulah, tapi kita untung banyak hari ini..” ujar James senang sambil menghitung penghasilan kami. “Banyak barang yang harus di pesan juga.” Ujarnya lagi. Aku hanya terdiam, memainkan rambutku dan mengingat kejadian ketika aku bertemu Brent tadi.
“Ehem, kau diam saja sih.” Ujar Gary padaku. “Eh, ada apa ?” ujarku kaget. “Hmm, aku tahu, kau ini menabrak Brent tadi ya, wow, jika aku jadi kau, mungkin aku senang sekali. Dia sudah jadi pelanggan kita cukup lama. Ya kan James ?” ujar Gary menjelaskan. Apa ? Brent langganan toko ini ? “Benarkah ?” ujarku pada Gary dan James. “Sebenarnya tak hanya Brent, tapi semua personil OneRepublic.” Jelas James. “Oww, Wow, dia sudah terkenal ya.” Ujarku tiba – tiba. “Memangnya kau kenal dia Rose ?” “I do. Dulu, kita satu sekolah waktu kami di Sekolah dasar. Tapi karena Dad punya pekerjaan yang penting di San Franc, aku pindah saat aku duduk di SMP.” Ujarku jelas. “Benarkah ? Beruntung sekali kau.” Ujar Gary. “Ya, hmm, aku saja tak percaya bisa bertemu lagi dengannya. Selama ini aku hanya melihat di TV. Tak pernah melihat konsernya. Dia berubah.” Ujarku lagi. “Ahhh, kita sedang membicarakan OneRepublic kan ? Seminggu lagi mereka mengadakan konser, ayolah kita menonton bersama.” Ajak James kepada kami. Laurent dan Daniela pun datang. “Ide bagus James. Sudah lama aku tidak melihat Live concert sebuah Band.” Ujar Laurent senang. “Okay, aku akan memesan 5 tiket untuk kita pergi bersama. Tenang saja, anggap ini sebagai bonus, setelah satu bulan ramainya toko kita, Okay ?” ujar James senang, diikuti Gary, Laurent dan Daniela. “Ayolah Rose, pergilah dengan kami.” Ajak Daniela. “Hmm, baiklah, kenapa tidak.” Ujarku tersenyum. “Yeah..” ujar Gary senang. Okay. Kami akan pergi ke OneRepublic Live Concert, di bayari toko ini. Beruntungnya aku.

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...