Part 37
Tok, tok, tok… Bunyi pintu yang diketuk.
“Hi…” Sapa Danny kepada Lea. Ternyata Danny sedang mengunjungi
Lea di flat nya.
“Hi, udah lama ? Maaf ya, lagi beresin rumah, masuk
Dan..” ujar Lea mempersilahkan Danny masuk. Danny masuk bersama Lea.
“Engga kok baru nyampe.”
“Aduhh, maaf ya, agak berantakan flat nya. Aku gak
tahu kalo ternyata aku bakal ditugasin lebih lama di London. Jadi barang dari
Dublin baru dateng kemaren.”
“Iya gapapa santai aja kok.”
“Kalo gitu aku siap – siap dulu ya, give me 15
minutes. Oh iya mau minum apa ?” tanya Lea lembut ke Danny. Ya, Danny ingin
mengajak Lea makan malam hari minggu ini.
“Hmm, gak usah, aku nungguin kamu aja.”
“Oh okay, tunggu ya..” Lea bergegas masuk ke dalam
kamarnya. Danny melihat – lihat ruangan flatnya. Tanpa sengaja penglihatannya
tertuju pada suatu kardus yang di atasnya ada sebuah album. Danny mengambil
album itu. Melihat – lihat foto – foto yang ada di dalamnya. Semua foto tentang
Lea, keluarga, dan kerabatnya, sampai terhenti di sebuah halaman yang di sana
terdapat foto Danny, Lea dan Elina. Danny mengingat memory itu ketika ia sedang
menonton sebuah konser bertiga bersama Lea dan Elina. “Ternyata masih di simpan
Lea fotonya.” Ujar Danny pelan.
“Come on Dan, I’m ready..” Danny pun menutup
albumnya dan melihat kea rah Lea. Terkagum sekali ketika melihat Lea dandan
dari biasanya. Ya, memory setelah putus dari Lea kemudian muncul lagi.
“Beautiful…” Ujar Danny pelan.
“Thank you…” Senyum Lea tersipu malu.
“Let’s go..” Ujar Danny memecahkan suasana dan
bangun dengan tergesa gesa.
Jalanlah mereka berdua menuju restoran dekat Hyde
Park. Mengobrol bersama tentang keluarga mereka dan segala macam pembahasan
yang tak pernah mereka bahas setelah hubungan mereka berakhir.
“Ini dia restorannya. Maaf ya gak terlalu mewah..”
“Gapapa, it’s good by the way. Aku juga pernah
kesini sebelumnya, makanannya enak – enak kok.”
“Really ?”
“Ya, dua kali tepatnya..”
Mereka masuk ke dalam. Pelayan menanyakan apa yang
mereka perlukan dan membantu mencarikan tempat duduk yang kosong. Danny dan Lea
mendapat tempat duduk yang agak ke dalam dari pintu masuk. Cukup privat
tempatnya. Sepi.
“Mau makan apa ?”
“Hmmm, I think I’m going to eat steak with…”
“I think we should try this new wine from this
place..” ujar Danny memotong pembicaraan Lea.
“Okay, It’s a good idea I think.”
Setelah mereka memesan makanannya tinggalah Danny
dan Lea berdua. Sekitar 5 menit mereka terdiam sampai akhirnya Lea membuka
pembicaraan.
“Oh iya, si Elina udah lulus kan ya ? Sekarang kerja
dimana ?”
“Oh yeah, dia udah lulus, sekarang kerja di
perusahaan retail di London.”
“Oh, that’s good.”
Tak lama makanan mereka datang. Makanlah mereka
berdua sambil berbincang.
“Kapan – kapan ke studio aku ya, aku kenalin sama
kru di band aku..”
“Ehh, beneran gapapa ? Aku kan bukan siapa – siapa,
maksudnya ….”
“Gak usah merasa gak enak gitu, gapapa aku yang
ngajak aku kok.” Jelas Danny.
“Oh okay, oh iya, lagu baru kamu di album ketiga
enak – enak ya, aku suka deh, apalagi Glowing sama No Words.”
“Hahahha, makasih deh kalo gitu. Aku juga seneng
kalo kamu suka lagunya. Oh, itu lagu sebagian besar Mark yang bikin dia itu so
sweet banget ya.”
“Ohhh, tapi emangnya kamu gak ikutan bikin ?”
“Aku ikutan kok, jelas, hampir semua ikut bikin lagu
itu.”
“Oh okay, tapi Dan, gak mungkin kan kamu udah
nyiptain, masa sih gak punya lagu kesukaan. Lagu kesukaan kamu di album #3 apa
? Oh iya aku minta tanda tangan kamu ya di album #3, aku jadi scriptfans gini,
hehehe..” ujar Lea tersipu malu.
Selesailah mereka berdua makan.
“Ohh, kalo itu aku suka Hurricanes sama If you could
see me now. Hahaha, buat kamu sih lebih dari tanda tangan..” ujar Danny sambil
tertawa.
“Udah yuk, aku mau ngajak kamu ke Hyde Park.” Ujar
Danny lagi.
“Maksud kamu apa ngasih lebih dari tanda tangan ?”
Ujar Lea bingung.
“Gak kok aku Cuma ngomong aja. Kamu gak buru – buru
kan kita ke Hyde Park dulu ? Tenang aja aku nanti anterin pulang kok.”
“Gak kok gapapa. Oh, beneran dianterin ? Okay
makasih ya..”
“Iya, sama – sama Lea..” senyum Danny. Tanpa sadar
ternyata sepanjang perjalanan dari restaurant ke Hyde Park, Danny memegang
tangan Lea. Lea menengok Danny dan menurut saja. Tapi di dalam hati Lea ada
yang mengganjal, apa iya sejak kenal Danny lagi rasa suka yang ada pada dirinya
muncul.
“Kita duduk sini ya..” ujar Danny melepaskan
genggamannya.
“Ehh, ya ampun maaf ya, aduh aku jadi gak enak sama
kamu dari tadi gandeng kamu, aku kan bukan siapa – siapa..” ujar Danny sambil
menggaruk garuk kepalanya karena malu.
“It’s okay, gapapa kok, tapi aku jadi gak enak juga
bukannya aku lepas aja.. Hehehe..”
“Ehh, aku yang minta maaf.. Aduh, maaf ya..”
“Iya yaudah Dan, kita kok jadi gak enakan gini ya,
jadi minta maaf terus, hahahah..” ujar Lea sambil tertawa juga.
Duduklah mereka berbincang ringan, melihat lalu
lalang orang, melihat indahnya bintang di malam itu. Udara cukup dingin disitu.
“Lea, kita kan udah temenan lagi semenjak putus.”
“Iya, emang kenapa Dan ?”
“Aku gak tahu ya, kok kayak ada yang beda sama
perasaan aku…” ujar Danny. *modus nih*
“Beda gimana ? Ya bedalah kan kita jadi lebih dekat
abis putus, pasti beda perasaannya pas waktu kita udah putus. Aku mutusin
hubungan kita, oh iya aku minta maaf ya soal hal itu, mungkin aku terlalu
bodoh.”
“Bukan, bukan maksud aku, ya mungkin itu salah
satunya, tapi maksudnya….”
“Maksudnya apa Danny ?”
“Hmmm, kayaknya… Kayaknya aku mulai suka sama kamu
lagi deh, bukan perasaan yang biasa Lea, tapi….”
“Hah ??? jangan bercanda Dan.” Tapi di dalam hatinya
Lea sangatlah deg – degan atas pernyataan Danny barusan. Sebenarnya dalam hati
Lea ada rasa senang juga Danny mengakui
hal itu.
“Hmm, gak beneran. Lea….” Ujar Danny sambil memegang
tangan Lea dan menatap Lea dalam – dalam. Lea hanya bisa terdiam tak menjawab
dan menunduk tak menatap Danny balik.
“Lea, look… look at me..” Danny membetulkan wajah
Lea supaya melihat wajahnya.
“Liat aku ya, aku serius Lea, semenjak kita putus,
aku gak pernah bisa nemuin orang baik kayak kamu. Awalnya aku juga trauma
karena aku dapet rasa sakit dari mantan pacar aku setelah kita putus. Tapi
kayaknya aku udah bisa nyembuhin rasa sakit ini perlahan ketika aku ketemu
kamu.” Jelas Danny masih menatap Lea.
“Ternyata Danny sempet pacaran setelah putus dari
aku, sementara aku, sebenarnya masih ada rasa sama Danny, sehingga aku gak
pacaran sama sekali.” Ujar Lea dalam hati.
“So please, aku pengen tahu perasaan kamu ke aku
bagaimana setelah kita temenan lagi…” ujar Danny lagi.
“Jujur aja Dan.. Aku…”
“Aku apa ????” tanya Danny penasaran dan masih
memegang tangan Lea. Lea malu untuk menyatakan perasaanya, tapi ia harus.
“Aku… Aku sebenarnya masih suka sama kamu setelah
kita putus.” Mereka berdua terdiam sampai akhirnya Danny menyatakan bahwa ia
ingin Lea menjadi pacarnya lagi.
“So, would you like to be my girlfriend ? You have a
feeling with me too, I think we can fix our relationship after we broke up. I
love you Lea.” Tanya Danny.
“I….. I love you too Danny and I would like to be
your girlfriend.” Jawab Lea singkat.
“Really ? You accept me ?”
“Yes Danny..” Ujar Lea sambil mengangguk kencang.
Danny tersenyum lalu mencium pipi Lea dan memeluk Lea erat.
“Thank you so much.” Ujar Danny singkat.
“You’re welcome…”
Di bawah sinar bulan dan bintang, akhirnya mereka
berdua mengungkapkan perasaannya di Hyde Park. Tempat jadian Elina dan Liam
juga. Mereka pun sekarang tak canggung jika harus berpegangan tangan. Pergilah
mereka dari Hyde Park menuju flat Lea. Danny membukakan pintu mobil untuk Lea.
Berangkatlah mereka berdua dengan senyum merekah di wajah mereka.
Sampailah mereka berdua di depan flat Lea. Lea turun
dari mobilnya dan pamitan dengan Danny.
“Pamit ya. Hati – hati di jalan..” ujar Lea. Danny
mengangguk dan membiarkan Lea pergi. Tapi ia sadar akan sesuatu.
“Lea…” teriak Danny. Lea menengok.
“Yes, Dan..”
Danny menuju Lea dan memegang tangannya. Menatap Lea
dan mencium kening Lea lama sekali. Lea tersenyum dan terdiam.
“Aku pulang dulu ya, makasih buat malam ini my sweet
heart.” Ujar Danny lembut.
“Iya, hati – hati ya…” ujar Lea dan tersenyum pada
Danny.
Danny masuk mobil dan melambaikan tangannya ke Lea.
Lea membalas dengan senyuman juga. Jadianlah lagi mereka berdua.
Comments
Post a Comment