Part 43
“Yes, I do.” Ujar Elina setelah Liam untuk mengucap
janji pernikahan.
“Yes, I do.” Ujar Lea setelah Danny untuk mengucap
janji pernikahan.
Satu Jam Kemudian.
Setelah selesai acara utama pernikahan mereka, yaitu
mengucap janji pernikahan, pasangan Elina dan Liam, Lea dan Danny pun menggelar
pesta dirumah Danny. Mereka menggelar acara melempar bunga.
“Finally.” Ujar Liam berbisik pada Elina.
“Yeah, Finally, after long time our love story. Sad,
happy, and everything we feel.”
“Yeah, honey..” Liam mencium Elina.
“Thank you honey. You’ve waited for me for long long
time.” Senyum Elina.
“Yeah, me too. Glad you want to be my wife. You’re
very beautiful today.” Ujar Liam lembut.
“Thank you so much.”Elina memang sangat cantik hari
itu. Menggunakan gaun panjang berwarna putih dengan rambut yang dibiarkan
terurai. Tapi, Elina langsung membuang mukanya mencari seseorang. Dia mencari
Javi yang dia undang.
“Hey, where is Javi ? Did he say want to come to our
wedding ?” tanya Elina pada Liam.
“Yeah, he said to me.”
“Hey, look. He’s there with a girl.”
“Yeah, you’re true.”
“Sayang, dia nyamperin kita.” Ujar Elina sambil
menunjuk kearah Javi.
“Hello, Elina.”
“Hi, Javi, I miss you so much.” Ujar Elina membalas
Javi dan langsung memeluk Javi.
“Hey, I miss you too..” ujar Javi sangat ramah.
Wanita yang ada disampingnya hanya melihat Javi dan Elina berpelukan. Lalu Javi
memeluk erat Liam karena sudah lama tak bertemu juga.
“Gimana Meksiko ? Terus ini siapa ?” tanya Elina
sambil memalingkan matanya kearah wanita yang bersama Javi.
“Oh iya, sampe lupa, kenalin dia, dia pacar aku,
namanya Leticia Sahagun. We met in Meksiko.” Ujar Javi.
“Really ? How sweet..” ujar Elina terpesona. “I’m
Elina, Javi’s friend, and this is Liam.” Ujar Elina sambil menjulurkan
tangannya untuk berkenalan diikuti Liam.
“Akhirnya Javi, Akhirnya…” Ujar Liam.
“Hahahhaha, iya nih..” jawab Javi malu – malu sambil
menggaruk garuk kepalanya.
“Hahaha, yaudah, kita tinggal nunggu undangannya ya,
sekalian mungkin boleh bulan madu ke Meksiko.” Ujar Liam meledek.
“Kamu bisa aja sih sayang.” Senyum Elina.
Mereka akhirnya berbincang bersama, setelah lama tak
berjumpa. Saling melepas rindu, bercerita apapun yang terjadi setelah Javi
pergi dari Inggris.
“You have me now..” ujar Lea pada Danny.
“Yeah, Honey, I’m so glad to have you.” Ujar Danny
lalu mencium Lea.
“Hey Glen, we shouldn’t be here.” Ujar Mark tiba –
tiba menghampiri Danny dan Lea.
“Hey Mark, I’m sorry.” Ujar Danny kaget sambil
terkekeh.
“It’s okay Danny, this is your great day.”
“Hahaha, thanks. Where is Rina ?”
“Oww, dia lagi sama anakku disana.” Ujar Mark lagi
sambil menunjuk kearah sudut taman yang lain.
“Hey, Glen, and where is Ben ?” sapa Danny sambil
memeluk Glen.
“Ben, he couldn’t come Danny, dia ngucapin salam aja
buat kamu.”
“Alright, thanks by the way.”
“Hi Lea, akhirnya kamu jadi ya sama Danny.” Ujar
Mark sambil seperti meledek.
“Yes Mark. Aku juga gak percaya nih.” Ujar Lea ikut
meledek.
“Hey, what do you mean honey ?”
“Means nothing, honey. Hahaha” ujar Lea sambil
tertawa.
Mereka pun tertawa bersama, sambil melepas rindu.
Setleah Danny pulang dari tournya, lalu menikah dengan Lea pada hari ini. Mark,
Danny, Glen terlihat senang sekali hari itu juga Lea.
5 tahun kemudian.
“Brent, where are you ?” Elina mencari anaknya yang
ia beri nama Brent, karena ia adalah fans dari Brent, bassist One Republic.
Brent tidak menyaut, lalu Elina mencari di belakang taman, di rumah yang dibeli
Liam dikawasan Wolverhampton, daerah kelahiran Liam. Rumah Liam tidak jauh
dengan rumah orang tuanya.
“Ahhh, there you are. Come here honey, we are going
to have guests today.” Ujar Elina lagi. Brent pun berlari kearah Elina.
Terdengar bunyi bel dibunyikan oleh seseorang yang berada di luar rumah Liam.
“Biar aku aja sayang yang buka. Mungkin itu Danny.”
Liam pun menuju pintu rumahnya. Setelah dibuka ternyata benar itu adalah Danny.
Danny pun berpelukan dengan Liam dan juga Lea. Membawa seorang anak lelaki
mereka.
“Mom, Steve is coming..” ujar Brent lalu berlari
kearah Liam dan bertemu Danny, Lea dan Steve anak lelaki mereka.
“Hey, my son, what are you doing ?” ujar Liam tiba –
tiba ketika di peluk kakinya oleh Brent.
“I wanna meet, Steve. Hey, steve, how are you ? We
should play my Transformers Robot.” Ujar Brent sambil terbata – bata karena
terengah berlari ke arah Liam.
“I’m fine thanks. Come on, Brent.” Ujar Steve lalu
berlari ke arah kamar Brent mengambil robot mainan dari kamarnya bersama Steve
bersemangat. Danny, Lea, dan Liam juga Elina tertawa melihat tingkah anak –
anak mereka. Mereka biasa bertemu sebulan atau dua bulan sekali. Jadi sudah
sangat akrab Brent dan Steve. Kali ini giliran rumah Elina dan Liam yang
dikunjungi Danny dan Lea.
“Come in, Dan and Lea.” Ujar Liam lalu menutup
pintu. Lalu mereka duduk di ruang keluarga.
“Hey Dan, how are you ?” ujar Elina lalu memeluk
kakaknya itu.
“I’m fine thanks, how about you ?”
“Fine too thank you. Hi Lea, how are you ? I miss
you Lea.” Ujar Elina memeluk Lea juga.
“I’m fine too honey. I miss you too. How about Brent ? Is he good ? I think he’s a clever boy.”
“I’m fine too honey. I miss you too. How about Brent ? Is he good ? I think he’s a clever boy.”
“Indeed. He’s very clever. Rasa ingin tahunya besar
banget. Persis banget sama Liam.”
“Hahahha, bisa aja sih kamu sayang.” Ujar Liam
menyambung pembicaraan antara Elina dan Lea. Mereka tertawa bersamaan. Sambil
menikmati teh sebelum menuju makan malam, tiba – tiba Brent dan Steve datang
menghampiri mereka.
“Hey, I’m Optimus Prime..” ujar Brent dengan suara
meniru suara Optimus Prime.
“Hohoho, I’m Megatron..” ujar Steve menyusul.
Elina, Danny, Liam, dan Lea pun tertawa bersamaan
melihat tingkah anak – anak mereka yang sedang lucu – lucunya.
“Mainnya udahan dulu ya, sekarang kita makan dulu
sayang.” Ujar Elina.
“But, Mom, I still wanna play with Steve.”
“Hey, we can play after eating.” Ujar Danny
menenangkan Brent. Brent dan Steve pun menaruh mainannya lalu ikut orang tua
mereka untuk makan di ruang tamu. Berbincang bersama sambil menikmati hidangan
yang Elina sajikan. Quality time untuk keluarga Elina dan Danny.
Setelah mereka menghabiskan makan malam mereka.
Elina dan Lea membereskan sisa – sisa makan malam. Setelah itu mereka berkumpul
di belakang rumah Liam. Danny dan Elina duduk di salah satu bangku taman
sementara Liam dan Brent juga Lea dan Steve bermain bersama.
“Hah.. can’t believe it we can through all hard and
easy ways, Elina.” Ujar Danny sambil menatap jauh ke langit.”
“Yes, you’re true..” ujar Elina sambil menunduk.
“Hey, kapan – kapan kita harus nonton Manchester
United bareng sama anak – anak ya.”
“Ide bagus. Hmm, Danny, thanks for everything that
you give to me. I’m sorry for all my faults.” Ujar Elina lalu menengok kakaknya
itu.
“Yeah, you’re welcome. Itu udah kewajiban aku kok.
Aku udah maafin kamu kali. Kamu juga sekarang udah ada orang yang bisa
ngejagain kamu dan aku liat Liam adalah orang yang tepat.” Ujar Danny sambil
memegang tangan Elina.
“Iya, makasih lagi ya. Aku juga seneng banget
sekarang udah punya Liam sama Brent, aku juga ikut bahagia, dan akhirnya Lea
itu jadi sama kamu dan sekarang ada Steve, Brent juga punya saudara cowok, jadi
bisa diajak main bareng deh.” Jelas Elina.
“Iya, kadang aku juga gak percaya, semua ini terjadi
begitu cepat. Aku rindu Ibu, bagaimana kalo lusa kita ke Dublin, mengajak Brent
dan Steve untuk liburan musim panas kali ini.”
“Yeah, Ide yang bagus, aku juga rindu Ibu, sangat
Dan.” Ujar Elina senang.
“Mom….” Panggil Brent lalu berlari menuju Elina.
Elina menengok kaget. Elina lalu membentangkan tangannya untuk memeluk Brent.
Brent pun dipeluk oleh Elina erat. Datang juga Lea bersama Steve. Liam juga
menghampiri.
Mereka pun berkumpul bersama di taman rumah Liam.
Menjadi keluarga yang sangat bahagia. Di bawah rembulan musim panas di daerah
Wolverhampton. Semua kenangan yang terukir indah dari mereka semua akan menjadi
suatu cerita yang istimewa yang mungkin nanti diceritakan kepada Brent atau
Steve. Elina yang cerita dan wanita yang sangat dicintai Liam yang sangat
pemalu untuk menyatakan cintanya kepada Elina dan akhirnya mereka menikah dan
sekarang mempunyai Brent. Mengarungnya kisah cinta suram dari Danny kini
berubah jadi indah ketika ia mempunyai Lea dan Steve, menjadi suatu hal yang
sangat indah baginya. Kisah kakak beradik Elina dan Danny juga akan menjadi
suatu kisah yang indah antara saudara. Bahwa saudara itu tak selamanya bisa
akur, ada jatuh bangunnya juga. Hope this story can inspire you.
*Thanks for everyone who read this story. I hope you
really enjoy this story. Mohon maaf juga kalau mengetiknya sering salah atau
ceritanya agak menyimpang dari faktanya. Namanya juga fan fiction. :D Saya juga
masih belajar membuat cerita ini. Kritik dan saran boleh sekali. Mungkin next
saya bisa belajar dari kritik dan saran lalu saya membuat cerita yang lain
lagi. Terima kasih sekali kepada semuanya yang mendukung saya. Final words. I
wanna give my best thanks to Allah SWT who give me the ideas for this story. Big
Love. F J*
Comments
Post a Comment