Skip to main content

OneRepublic Fan Fiction - Indonesian Version.

You Can Meet Your "First Sight Love"


“Sudah sampai akhirnya…” ujar Diana ketika sampai di America. “Ngapain nih ya ? Kerja apa ? Cari flat papa dulu deh..” Orang kaya yang tersasar di sebuah kota bernama Denver, Colorado. “Bokap ngapain ngirim gue ke America ? Ngasih duit buat dua bulan doang, tapi untung sih dia punya flat buat gue, gue emang manja di Jakarta, tapi gak gini juga kali caranya.” Ujar Diana lagi sambil melihat jamnya yang menunjukkan pukul 12 siang waktu setempat. “Settt, dingin banget Colorado, wait a minute, gue di Denver kan ya ? Aaaaaaaa…” teriak Diana sesaat sampai dilihati oleh bule – bule yang lalu lalang di Bandara kota Denver. “Lupa, Denver itu kan kotanya OneRepublic, mimpi apa gue ? Aduh berarti bokap udah tahu ya gue suka OneRepublic, hahahaha, I’ve got an idea..” Jalanlah Diana menuju taksi yang berhenti di sepanjang bandara Denver, Colorado.

“Guys, I think we need a help from office boy or office girl, or we can use them for helping us to do some jobs.” Ujar Ryan Tedder kepada teman satu rekannya di OneRepublic. “Yeah, you’re right Ryan.” sambung Drew. “Yeah, yeah, I agree with Ryan, too.” Brent menyetujui.

“Udah sebulan disini, belum dapet kerja juga, di depan gue terpampang tulisan yang ngebutuhin orang bisa main gitar, exactly me, gue ambil deh kerjaan nih, kali aja menguntungkan, sebulan lagi duit bulanan di putus sama bokap, baru deh, kalo setahun berhasil tinggal di America, dia baru mau ngebayarin gue sekolah di Denver, tapi kenapa harus setahun dulu juga.” Ujar Diana kesal. Diana pun masuk ke dalam sebuah rumah, bertemu dengan seorang yang mengaku sebuah manager band. “Okay, so your name is Diana Febriyanti, you’re from Jakarta, Indonesia, is this your first time coming to Denver ?” tanya sang manager. “yap, you’re right, Sir.” Ujar Diana lagi. Lalu manager tersebut pun melanjutkan wawancara mereka. “Okay, Diana, I’ll call you tomorrow.” Ujar Manager tersebut tiba – tiba. “Okay, thank you Mister, sorry, what should I call you ?” tanya Diana. “Call me Mark.” “Okay, Mister Mark, thanks for your help. Diana keluar dari rumah studio tersebut, lalu bergegas berjalan menuju flatnya yang tidak jauh dari rumahnya itu.

“Hey, Tedder, I got a nice girl who can be our office girl, but maybe more than that.” Ujar Mark. “Really Mark ? That’s good, I think you should call her, is she good ?” “Yeah I think. She’s good. I looked at her CV, her English, her music is good and I’m surprise that she can play guitar.” Ujar Mark menjelaskan. “Wow, amazing guys, look we found amazing girl, hahaha..” “Yeah. Ryan..”

“Semoga diterima, semoga diterima, gue emang pengen banget kerja di bidang musik.” Ujar Diana sambil mengangkat tangannya. “This is gotta be good life, This is gotta be a good life, say oh..” Diana mengangkat teleponnya. “Yes, Diana’s speaking..” ujar Diana. “Yeah, Diana, this is Mark, I’ll give a good news for you, I can accept you to work at my place, please come tomorrow at nine a.m. I really need your help.” Jelas Mr. Mark. “Really Mister ?” “Yes, welcome to our crew.” “Thank you so much, Mister..” “You’re welcome, I’ll tell you tomorrow about your job and band that you will help.” Ujar Mr. Mark lagi. Diana senang sekali, akhirnya perjuangan dia berbuah juga. Diana meloncat kesana kemari lalu mematikan sambungan handphonenya.

“Oh my God. Can’t believe it my crew is OneRepublic band.” Teriak Diana dalam hati. “Hi, Diana…” Ujar seluruh crew dalam band. “Hi, I’ve known you already, I’m so happy to work with you.” “Nice to meet you Diana.” Ujar Ryan. “Nice to meet you too Ryan.” Ujar Diana membalas. “Are you our fans, Diana ?” tanya Zach tiba – tiba. “Of course I am.” Ujar Diana sambil teriak sedikit. Brent hanya terdiam melihat tingkah Diana, tak banyak bicara hanya tersenyum melihat wajah Diana yang begitu manis baginya.

“Well, I love her eyes, God, I can’t deny that I will have a special feeling with her.” Ujar Brent. “Brent diem aja sih, gue kan ngefans sama bassist yang satu ini, ahh, ternyata orangnya diem gak kayak Ryan.” Ujar Diana dalam hati sambil bersalaman dengan seluruh member OneRepublic.

In a night with Ryan.
“Excuse, hey Diana, what are you doing ? You save your guitar in this kitchen ?” ujar Ryan tiba – tiba saat membuka pintu dapur studio mereka. “Yeah, Ryan, oh God, you make me shock, yeah this is my guitar, I always bring it, but sometimes I bring it to my home.” “Honestly, I knew that you can play guitar from Mark, but why don’t you try to play with us.” “So shame. I can’t play well, I just play some songs Ryan. I’m not a master.” “It’s okay, maybe you can help me to make a song.” Ujar Ryan menenangkan. “Yeah that would be great Ryan. But why don’t you go home, it’s almost eleven p.m.” tanya Diana. “I know that Diana, but I have to finish “Native” album. I must edit the album.” “Alone ?” “Yeah, alone..” “Hey, Ryan, should I accompany you, maybe I can help you. But not much..” “It’s okay Diana, but is it okay for you ?” “Yeah, it’s okay Ryan. I’m happy to help you and it’s a part of my job too.” “Hahaha, yeah, I forget about that. Come on.” Ajak Ryan. Bekerjalah mereka berdua. Diana membuatkan minuman, hanya ada dua kru lain yang membantu, tanpa ada member OneRepublic yang lain.

“Ryan kerja keras banget buat Native.” Sambil dia berbicara, Brent datang memanggil. “Hi Diana..” “Hah, Brent, don’t make me shock, please..!” ujar Diana sambil menghela nafas. “Sorry, sorry, please, forgive me..” “Yeah, it’s okay, what’s wrong ?” “Ahh yeah, I just wanna ask you to join with me for a dinner..” “Dinner ?” “Yeahh, is it okay for you ?” “When ?” “This weekend, but just you and me.” “Okay, it’s okay, I don’t have schedule for this weekend.” “Alright, Diana, just go back to your job..” “Okay Brent thanks..” “You’re welcome bye..” “Bye..”

“Brent yang aneh, kemaren pas kenalan diem, sekarang ngajak makan, mandi dulu deh, baru siap – siap, dua jam lagi berangkat.” Ujar Diana. Setelah selesai mandi dia siap – siap lalu berangkat. Brent telah menunggunya di restaurant di dekat pusat kota Denver. Duduk sambil mengetuk ngetuk meja, menunggu kedatangan Diana. “Hi, Brent.” Brent kaget lalu menengok ke arah Diana. “Hi.” “Is it okay for me to sit down here ?” tanya Diana lembut. “Sure.. go ahead..” “Sorry for making you wait for long time..” “It’s okay Diana.. Hmm.. you look so beautiful today..” “Hahaha, thank you Brent..” “You’re welcome. Mereka pun berbincang bincang banyak tentang OneRepublic dan kehidupan mereka berdua. “But I have to take the college this summer. It’s been a years after working with OneRepublic. Can’t believe it.” “Really ? So where will you take your college ?” “Definitely, In Denver. My father just have flat in this town.” “Okay, that’s good, can we still meet although you’re in your college ?” “Yes Brent, it’s okay. But why are you asking me like that ? I should give you that question, cause you will have many schedule of your album tour.”

“Hey, Brent, why are you smiling like that ?” Ujar Eddie tiba – tiba mengagetkan Brent. “Nope! Just smile..” “No, I think you have a love feeling with someone.” “No, no, it’s good Eddie.” “He’s lying Ed..” Ujar Drew yang datang. “Yeah Drew I know that.” “Hahaha..” Brent hanya tertawa. “Hey Ed, Diana will resign this summer, cause she said she will take college. Do you know that ?” “Really ? Ahh, there is no funny girl again. There is no someone who can make us calm and laugh everytime, and help us make a song, she’s such a good girl. I love her. Hehehe.” Ujar Eddie. “Yes, you’re right Ed.” Ujar Brent datar. “You look so sad Brent, aaa, I think I know that you love her..” ujar Eddie tiba – tiba. “Not like that Eddie, I have to go. I’ll call you 30 minutes later. Bye..” “Hey, where are you going ? Don’t be angry, I’m just kidding, Brent.” “It’s okay Ed, I’m not angry.” Senyum Brent lalu pergi.

“Hey Brent, what are you doing here ? You like to go to this coffee shop ?” ujar Diana tiba – tiba memukul bahu Brent. “Hi Diana, how are you ? How about your college ?” “I’m fine thanks, hey, I’m still working with you until this weekend, I’m fine with my first college, it’s good.” “We’re gonna miss playing music with you.” “Yeah, me too Brent, every moments we made, I’ll never forget that.” “Yeah me too, Diana, why don’t we go to that park.” “Sure, come on, just bring your coffee, Brent..” ujar Diana lalu berjalan berdua bersama Brent.

“I never forget your help Diana, and….” “And what Brent ?” “Nope. It’s okay..” “Brent, I’m sorry, I’ve to go, my daddy will call me this night, it’s morning in Indonesia..” “Sure, it’s okay, be careful on your way.” “Okay, thanks. You too..” “Diana. Wait me..” Brent berteriak, dan Diana menghampirinya. “I…. I…” “I.. what Brent ?” “I….” “Hmmm, Brent, if you wanna say something or tell me something important, just tell me..” “Hmm, Nope.. I just.. I just wanna say I’m very thankful for everything that you made for OneRepublic and me, it’s amazing, and success for your college.” “Okay, are you sure just those words ?” “Yeah..” “Give my best wishes to OneRepublic too, I love them so much, and for you I love you cause I’m your big fans, honestly, hehehe.. Bye Brent…” “Bye Diana..” Brent tersipu malu setelah Diana pergi meninggalkannya.

One week later.
“Make sure that I could come to this place again and again..” ujar Diana sambil memeluk satu persatu teman – temannya dan member OneRepublic. “Success for your tour and your album “Native” guys..” Ujar Diana lagi. “Thank you very very much for your help, Diana, we’ll never forget you, it’s okay, you can come everytime..” ujar Ryan dan Mark. “Thank you Ryan, you’re such an amazing singer, producer, and songwriter.” “Thank you Eddie, Zach, Drew, and Brent, we can still laugh from email, hehehe..” “No, it’s not good to make a joke Diana..” Ujar Eddie agak kecewa. Diana pun berfoto bersama sebelum berpisah untuk kuliah di jurusan Manajemen SDM. “Bye..” “Bye, be careful Diana.” Ujar mereka berbarengan, melambaikan tangan ke Diana.

“Diana, I miss you so much, it’s hard to believe that I couldn’t say “I love you” to you. Honestly, I love you so much.” Ujar Brent sambil tiduran.
“Brent, you give me a sign that you like me from your heart, but you never tell me about that, can we still meet ? You have full schedule for your tour.”

4 years later..
“Gue harus balik ke Indonesia, sementara gue belum bisa pamitan sama OneRepublic, gak percaya waktu berjalan begitu cepat.” Berangkatlah Diana menuju Indonesia, sambil memegang foto OneRepublic yang terakhir kali di ambil dua bulan yang lalu. Teman – teman OneRepublic tak bisa mengantarnya karena mereka harus pergi tour. “Ini foto terakhir, Brent keliatan sedih banget. Kenapa ? emang iya dia suka sama gue ? Masa sih ? Gue sih ngerasa gitu, ahh tapi jangan kepedean lah, dasar kau Diana.”

“Hi, Dad, I miss you so much…” ujar Diana sambil teriak dan memeluk Ayahnya. “Makasih ya Pah udah taro aku di Denver, aku mau cerita semuanya di rumah, coba ada mama ya pa, pasti seru.” Ujar Diana. “Iya sayang, papa tahu kok, kayaknya juga papa tahu cerita bahagia apa yang bakal kamu ceritain.” “Yeah maybe, Denver is amazing Dad.” Ujar Diana lagi.

“Yeah, Aku kerja sama OneRepublic, sampai terakhir kali kita ketemu dua bulan lalu, sedih sih pa, tapi ya harus pisah.” Ujar Diana sambil menunduk. “Aku kangen Brent.” “Hahhaa, pasti kangen kamu kangen special ya ?” “Iya pa, dia keliatan sedih banget waktu tau aku mau pulang, dia beda banget sama aku..” “Yaudah, kapan – kapan kamu bisa nyusul kesana kan ?” “Iya sih, tapi kan aku juga harus ngurusin kantor papa yang baru itu kan..” “It’s okay honey. Papa akan ngasih kamu libur, tapi kamu harus janji harus kerja yang bener dulu, anak papa gak akan papa anak emaskan loh, oh iya, papa seneng, kamu berubah jadi lebih dewasa ya.” “Iya pa ? Alhamdulillah kalo gitu deh..” Senyum Diana pada papanya.

A year later.
“What ? OneRepublic will come to Indonesia. Kenapa pada gak ngasih tahu gue sih ?” Ujar Diana teriak ketika melihat situs twitter milik OneRepublic. “Surely, I must send email to Ryan and his friends from OneRepublic.”
“Can’t wait to see you in Indonesia, hope you will sing my fav song. J” Send to : Ryan, Brent, Drew, Eddie, Zach.

“Wohooooo… You’re amazing guys..” ujar Diana sambil teriak waktu OneRepublic mengucap salam perpisahan.
Tring.. Bunyi Handphone Diana tanda ada Email dari seseorang. “We’re staying at Four Season Hotel, just come, we’re very welcome.” Ujar email yang berasal dari email Eddie.

Bukkk… “Aww, please be careful, Sir.” Tubuh tinggi tegap dan cara berjalan yang tak asing bagi Diana. “You, Diana, Hi, I miss you so much.” Diana kaget ketika tiba – tiba ia dipeluk oleh seorang itu. Seorang itu adalah Brent. Seseorang yang tidak sanggup mengucapkan “I Love You” kepada Diana. Diana terdiam tak membalas pelukan Brent. Brent pun melepaskan. “What are you doing here ?” “I wanna meet you, I mean I wanna meet OneRepublic, Eddie’s email told me that you’re staying here.” “Really ? Come on, we’re going to have dinner, you should join us.” Ujar Brent senang. “Sure, where are they ?” “In the backyard of hotel.” Diana dan Brent berjalan bersama, tak sadar tangan Diana di pegang oleh Brent, Diana mengikutinya sambil melihat Brent tak melepaskan pegangannya itu. “Here they are.”

“Diana.. I miss you so much, glad that we can come to your country..” ujar Ryan sambil memeluk Diana. “Thank you Ryan, me too, thanks for coming. Thanks for this dinner too.” Sambil mengunyah makanan mereka masing – masing mereka banyak berbincang, setelah satu jam berbincang mereka pun pergi ke kamar masing – masing tinggalah Brent dan Diana berdua.
“Why don’t you go to bed ?” “I’m not sleepy, Diana. I just wanna stay with you..” “But..” “Ssttt, it’s okay.” Ujar Brent menghentikan ucapan Diana. “Okay, okay..”
“Have you ever thought that someone who leave you for long time will have a special feeling in the end. ?” “what do you mean Brent ?” “I mean, without big touch, we know each other just a little bit, we can have a love feeling with someone, a love at first sight maybe, something like that.” Ujar Brent menjelaskan. “Okay, I’ve ever felt that.” “That’s cool Diana, cause I have that feeling now.” “Really ? With whom ?” “With…..” “With your friends, aa, you’re bad not tell me about your love Brent.” “hahahahahha..” “Why are you laughing like that ?” “Cause I have a love feeling with..” “With ???” With you, Diana.. I love you..”

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...