Part 42
“Udah siap ?” ujar Liam bertanya pada Elina.
“Udah yuk, makan ditempat kesukaan aku aja ya.”
Senyum Elina.
“Siap…” Hari ini adalah hari ulang tahun Liam. Elina
sebenarnya sudah tahu. Tapi dia ingin buat kejutan. Dari awal Liam datang, Liam
hanya senyum berharap Elina bisa mengucapkan ulang tahun padanya. Tapi
kenyataannya Elina menyimpannya sampai dia membuat kejutan untuk Liam.
Sampailah mereka ke Restoran yang menjual makanan
Irlandia. Elina dan Liam memesan menu yang sama. Makanan yang mereka biasa
pesan. Setelah menunggu selama setengah jam, datanglah makanan mereka. Elina memulai kejutannya.
“Ihhh, kamu kok makan pake sendok sih.” Ujar Liam dengan
muka ketakutan.
“Emang kenapa ? Salah ?”
“Kamu kan tahu aku gak suka liat sendok, apalagi
liat kamu pake sendok.”
“Biarin aja. Weeee” Ujar Elina sambil menjulurkan
lidahnya.
“Kamu merem aja makannya. Aku lagi pengen makan pake
sendok.” Ujar Elina lagi. Liam kesal. Mukanya ditekuk. Membuang mukanya. Tidak
memakan makanan yang ia pesan. Menelungkupkan kedua tangannya di dada.
“Kamu jahat.” Ujar Liam singkat.
“Jahat apanya sih ? Emang salah ya, masalah sendok
doang kok.” Ujar Elina membalas. Liam kesal sekali dengan Elina.
“Kamu tetep gak mau makan ? Buang muka gitu gak
bikin kenyang Liam. Coba ilangin phobia kamu dong.” Ujar Elina menasihati.
“Ihh, dibilangin ya. Kamu tuh susah banget, dari
dulu ya aku udah kasih tahu kamu, aku pernah nangis Cuma karena sendok doang
El, aku tuh beneran gak bisa, singkirin deh sendoknya.”
“Ihhh, kamu mah ganggu aku makan aja deh. Sebel
banget.”
“Eh, kok jadi kamu El yang sebel, kamu nih gimana
sih, dari dulu kan kamu udah ngerti.”
“Ihh, gini aja kamu kok pengen banget berantem sama
aku sih.” Akting Elina dapat sekali. Liam termakan omongan Elina. Liam berhasil
masuk perangkap Elina.
“Ahhh, gak tahu ahhh…” Ujar Liam buang muka lagi.
Tak berapa lama, beberapa orang datang membawakan
kue dan lagu ulang tahun untuk Liam. Lagu kesukaan Liam dinyanyikan oleh para
pelayan. Elina telah merencanakan semua ini. Ternyata ia sengaja mengajak Liam
kesini karena Elina telah menyiapkan kejutan untuknya.
“Happy Birthday my boy, maaf ya aku ajak berantem
dulu kamu. Aku nyiapin ini khusus buat kamu.” Ujar Elina sambil mencium kening
Liam.
“Ehh.. I Can’t speak anything.” Liam speechless
dengan kejutan Elina.
“Maafin aku ya sayang…”
“Iya – iya gapapa, kamu nih ah, kukira kamu gak
inget sama ultahku. Ternyata kamu udah nyiapin ini, makasih banyak ya sayang.”
Ujar Liam mencium kening Elina.
“Iya sayang, jadilah kekasihku yang baik ya.
Sekarang make a wish terus tiup lilinnya ya.”
Liam pun memenjamkan mata, menium lilin dan mencium
pipi Elina.
“Udah jangan cium – cium terus. Malu aku diliatin. Hehehe.”
Ujar Elina sambil senyum malu.
“Gapapa aku kan pacar kamu. Hmm, makasih ya untuk
semuanya. Untuk kejutan dan kalian yang telah membantu Elina.” Ujar Liam kepada
seluruh kru.
“Ini buat kamu…” ujar Elina sambil menyerahkan
hadiah.
“Apa nih ?”
“Buka aja.” Senyum Elina.
Liam membuka hadiah dari Elina yang ternyata isinya
Teddy Bear kecil dan scrapbook yang memuat foto – foto mereka berdua dan foto –
foto Liam.
“Wahh.. makasih ya sayang… Maksudnya apa nih ngasih
teddy bear ?”
“Iya, kamu kan dulu pernah ngasih aku Teddy Bear
juga, aku kasih lagi supaya kita sama – sama punya kenangan yang bisa jaga satu
sama lain.” Ujar Elina lembut.
“Okay, I remember now. Thanks my Love.” Liam mencium
lagi bibir Elina.
“It’s okay baby.” Ujar Elina membalas ciuman Liam.
Danny’s Part.
“Kamu dimana ?” ujar Danny bertanya kepada Lea via
telepon.
“Udah sampe, dibelakang kamu.” Senyum Lea mencolek
pundak Danny, terurai rambut panjangnya. Danny menengok ke belakang. Mematikan
handphonenya. Lalu memeluk Lea.
“Aku kangen banget sama kamu.” Ujar Danny. Mereka
bertemu di suatu pusat kota, ketika ramai – ramainya festival untuk musim
panas.
“Ya Ampun kasian banget sih. Ya udah mau ngapain
sebenarnya kita kesini.” Tanya Lea to the point.
“Hmm, buru – buru banget sih, cari tempat duduk dulu
yuk.” Ajak Danny. Lea menurut. Jalanlah mereka berdua. Setelah lima menit
mencari, dapatlah mereka tempat duduk.
“Udah disini aja.” Ujar Lea.
“Okay honey.” Ujar Danny sambil mencium kening Lea.
“Kamu tuh so sweet banget sih.”
“Iya dong.”
“Terus mau ngapain.”
“Sabar – sabar. Sekarang coba tutup mata kamu.” Lea
pun menutup matanya.
“Jangan ngelakuin yang aneh – aneh ya.”
“Enggak kok. Nah sekarang buka matanya.”
“Apa nih ? Kotak aja ?”
“Coba buka.” Lea pun membuka kotaknya. Lalu dia
hanya menemukan serpihan serpihan kertas bekas di kotak itu.
“Ihh, Cuma kertas aja isinya.”
“Ihhh, aku gemes banget sama kamu, cari sesuatu di
kertas itu.” Danny mencubit hidung Lea lembut. Lalu Lea pun berusahan mencari.
Lea terkejut, ternyata ditemukan sebuah cincin, setelah melihat dengan seksama,
terdapat tulisan “Danny O’donoghue <3 lea="" neville="" span="">3>
“Ihh, kamu so sweet lagi Dan. Oh my God, I can’t
believe it.” Lea melihat – lihat.
“Let me put it on your finger.” Ujar Danny lalu
memakaikan cincin itu. Lea terharu. Lalu Danny memegang tangan Lea. Mencium
jari Lea yang terdapat cincin yang diberikannya.
“Will you be mine ? Will you marry me ?” Ujar Danny
tiba – tiba.
“What ?” Ujar Lea terharu.
“Please….” Danny memohon.
“I….. I…..”
“I… what Lea ?”
“I will, Danny.” Ujar Lea singkat. Danny mendengar
itu dan langsung mencium bibir Lea. Lea membalasnya. Danny tak memikirkan
ramainya tempat itu. Yang terpenting Lea menerimanya. Lea dan Danny saling
berpandangan. Lea berterima kasih pada Danny. Mereka berpelukan dan menikmati
festival musim panas itu dengan hati yang gembira.
Danny and Elina’s time…
“Hah….” Ujar Danny dan Elina duduk berbarengan di
sofa rumah Danny. Mereka sama – sama tersenyum tidak jelas. Perasaan bangga dan
senang menjadi satu.
“Why are you laughing like that ?” ujar Elina
membuka percakapan dengan Danny.
“You don’t have to know it.” Ujar Danny.
“Miserly.”
“How about you ? Why are you laughing like that ?”
“You don’t have to know it.” Ujar Elina membalas
ucapan Danny.
“Hahahahaha. Okay, just share to each other, okay ?”
Ujar Danny member ide.
“Okay, you first.” Ujar Elina.
“I …. I give a ring for Lea.”
“Lea ? Are you serious ? Jadi selama ini kamu punya
hubungan sama Lea ? Jahat banget sih, gak ngomong – ngomong sama aku. Lea juga
gak ngomong sama aku.” Ujar Elina kesal sambil memukul pundak Danny cukup
kencang sambil tertawa.
“Tapi gapapa sih, yang penting harapan aku
terwujud.” Ujar Elina lagi.
“Ahh, kamu sakit tahu. Sama aja nih. So, Now, tell
me your story with him. I know you will tell about Liam.”
“Nah, tuh kan udah tahu. Gak usah cerita ya aku.”
Ujar Elina sedikit manja.
“Jangan gitu dong. Ayo cerita.”
“Okay.. He …. He give me a ring too..” ujar Elina
sambil menutup mukanya malu.
“Hahahahha. Same, your story is same with me Elina.
How come ?”
“I don’t know.” Ujar Elina sambil tertawa malu.
“Hahhahahha, I just wanna laugh. You know, I think
I’m gonna married with her.”
“Really ? Oh my God, I can’t believe it. Liam said
to me like that too..”
“Really ? Hahahhaa, I’m laughing again.”
“Danny, I think I’ve a good idea. Why don’t we have
a same date for married ?”
“Wow, I think that’s a good idea, Elina.” Senyum
Danny pada Elina. Mereka berdua kembali kepada lamunannnya. Mereka tertawa dan
tersenyum – senyum sendiri lagi. Serasa dunia milik khayalan mereka berdua
saja.
Comments
Post a Comment