Skip to main content

OneRepublic FF Part 26



MISSING HIM SO MUCH

Rose’s

Hari ini tepat 2 bulan Brent tour dunia. Aku suka mencuri – curi waktu untuk membuka video Brent dan OneRepublic manggung. Aku tahu ini tidak baik. Tapi mau bagaimana lagi, aku sangat merindukan dirinya. Rasanya aku ingin sekali menghubungi Brent.
Aku mengambil Iphoneku dan mencari cari kontak bernama Brent. Aku melihat disitu terdapat nama dan nomornya. Aku ingat ketika 2 bulan yang lalu aku melihat banyak sekali miscall dan sms darinya. Tapi aku sama sekali tak berani untuk membalasnya. Jujur saja aku tersenyum melihat sms dan miscall itu. Tanda bahwa Brent masih punya rasa padaku. Tapi aku sudah punya seseorang. Seseorang itu Daniel. Tapi kadang aku tak bisa membohongi diriku ini kalau aku masih punya rasa yang terdalam pada Brent. Aku nya mungkin yang munafik.
Aku mencoba mengirim sms bertuliskan. “Semangat ya! J” begitulah, lalu aku memencet tombol send. Terkirim. Aku senang sekali. Tapi tak langsung dibalas. Mungkin sibuk. Brent jujur aku sangat merindukanmu di Colorado. Cepatlah kembali.

Brent’s

Aku sedang asyik memainkan media socialku. Kami baru saja selesai tour di New York. Banyak foto – foto yang terkirim ke facebook ku. Facebook ku full. Hey, sebentar, ada sms masuk. Kubuka sms itu. Ternyata Rose. Dia bilang “Semangat ya! J” Wah. Hebat dia mengirimkanku sms. Sebentar ada yang menelpon. “Halo, ini Brent, dengan siapa ini ?” ujarku. “Halo Brent, syukurlah, ini aku, Rina..” ujar Rina. Rina ? Hmm baguslah, disaat aku ingin membalas sms Rose, Rina menelponku. Tapi…
“Iya Rina ada apa menelponku, nomor lamamu kenapa ?” ujarku lagi. “Aku, Aku ganti nomor, maka dari itu aku menelponmu. Bagaimana kabarmu ?” ujarnya. “Oww begitu baiklah. Aku baik – baik saja, kau sendiri ? Bagaimana Colorado ?” ujarku menanyakan kembali. “Aku juga baik. Syukurlah kau baik. Aku agak khawatir Brent. Colorado sepi tanpamu.” Ujarnya. Hmm, dia mengkhawatirkanku. Aku agak aneh dengan itu. Mungkinkah dia suka padaku. “Hahaha. Kau berlebihan. Aku baik kok. Hmm, sudah dulu ya, aku harus pergi dulu. Terima kasih telah memberitahuku.” Ujarku padanya. “Iya, baiklah, jaga dirimu baik – baik ya Brent. Bye..” ujarnya lalu aku membalas “Bye..” Aku menutup telponku. Aku tersenyum sendiri mendengar kata – kata dari Rina. Semacam kode. Tapi apa iya dia menyukaiku. Tapi jujur saja memang dia baik. Tapi aku masih belum ada rasa untuknya. Aku tidak ingin mencari perempuan yang hanya senang dengan popularitasku. Tapi dia harus menerimaku sebagai Brent Michael Kutzle. Bukan Brent Kutzle dari OneRepublic. Tidak dipungkiri mereka juga harus menerimaku sebagai Brent Kutzle juga. Tapi sifat itu belum kutemukan di diri Rina. Justru Rose lah yang kurasa dapat menerimaku seperti itu.
Kembali ke Rose. Sudah dua bulan ini aku tak bertemu dengannya. Mungkin lebih ya semenjak kepergian ku tour dan keputusan kami untuk mengakhiri hubungan ini dan aku tahu kalau Rose sudah dapat penggantiku. Daniel mungkin dapat menjaganya. Tapi apa iya, Daniel bisa menjaga hatinya sepertiku. Tidak selamanya seseorang yang dekat dengan Rose dapat dekat dengan hatinya. Mungkin kecuali aku ya. Walaupun dulu aku sempat meninggalkannya untuk tour Eropa. Aku merasa selalu dekat dengannya walaupun dipisahkan jarak dan waktu.
Aku membuka laptopku dan online dari beberapa akun yang aku punya. Ketika aku membuka aku skype ku, aku melihat ada Rose online. Hmm, aku harus menghubunginya. Aku pun mengklik akunnya dan…. Ahhh, Rose pun langsung offline. Sial. Kenapa itu bisa terjadi. Sekarang jam 4 sore waktu New York. Berarti tidak jauh beda waktu di Denver. Hah. Yasudahlah. Kerinduanku ini juga terlarang. Rose itu sudah punya seseorang, kenapa masih saja aku merindukannya. Toh, dia hanya mengirimkanku dua kata untuk menyemangatiku. Itu wajar bagiku. Aku yang salah. Seharusnya aku harus menghilangkan rasa ini.

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...