ONE REPUBLIC’S CONCERT
Rose’s
“Siap ?” Ujar James. “Siap…” ujar kami berbarengan.
Aku pun berjalan menggunakan mobil Laurent. PInjaman dari kakaknya. Gary yang
membawa mobil Laurent. Aku duduk bertiga bersama Laurent dan Daniela di
belakang, dan di depan ada James yang menemani Gary. Kami berlima senang
sekali. Karena kami akan menonton konser band yang sudah menjadi langganan toko
kami. Sampailah kami sekitar pukul lima sore. Gerbang konser akan dibuka dua
jam lagi, kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu kedai di dekat venue
konser.
“Bayar ini masing – masing ya…” ujar James. “Hmm,
baiklah..” ujar Daniela sambil menunduk. Kali ini kami harus makan masing –
masing karena konser kami kan sudah dibayarkan oleh toko yang di pimpin James.
Kami makan bersama sambil bercengkrama.
“Wah, Rose akan melihat cowok kenalannya nih..” Ujar
Laurent membuka pembicaraan. “Hey, dia adalah teman lamaku, Laurent.” Ujarku
membalas. “Ya, aku tahu, tapi mungkin saja perasaan kali ini berbeda.” Ujar
Laurent lagi. “Ahhh, sudahlah..” ujarku menyerah. “Sudah, cepat habiskan
makanan kalian, lalu kita masuk ke tempat konser, kita tidak mau kehilangan
tempat paling depan kan ?” ujar James mengingatkan. Kami makan secepat yang kami
bisa. Selesai membayar makanan itu, James bergabung dengan kami lalu berjalan
bersama menuju Venue. Tempat konser sudah ramai, ini adalah konser kampong
halaman dari OneRepublic. Tidak heran jika tempatnya ramai. Kami pun masuk lalu
berlari menuju tempat yang paling depan agar OneRepublic dapat terlihat jelas
saat kami menonton mereka. Gary menarik tanganku agar tidak hilang jalan.
Kencang. Aku anggap biasa.
“Akhirnya kita dapat di tempat paling depan juga
ya.” Ujar Daniela. Kami pun bersorak ketika OneRepublic masuk. Jelas sekali
terlihat Brent disana. Dia terlihat berbeda ketika album pertama dan kedua.
Rambutnya di potong habis. Dia sudah bosan mungkin dengan rambut kribonya atau
dia sudah bosan terganggu dengan rambut kribonya itu “hahaha” aku tertawa dalam
hati. Tak sengaja dia melihatku. Aku bingung dia melihatku cukup lama. Perutku
mencelos. Aku langsung membuang muka ke arah Eddie, drummer band OneRepublic.
Aku bersorak sangat kencang sama seperti keempat teman – temanku. Kami
bernyanyi bersama OneRepublic. Ya, walaupun aku tidak hafal semua lagu mereka,
tapi aku senang dengan music mereka. Lagu yang aku hafal hanya Apologize, All
The Right Moves, dan Secret, selebihnya aku tidak hafal. Brent terlihat menarik
hari itu. Tapi aku takut menatapnya lagi. Takut tatapannya masuk kehatiku.
Brent’s
Aku melihatnya. Aku melihat Rose menatapku, lalu aku
melihatnya kembali membalas tatapannya itu. Tapi apakah ini sebuah perasaan
yang bergejolak. Dulu ketika SD aku adalah orang yang hampir dekat dengannya. Karena
kami satu ekskul, ekskul kami adalah music. Jadi aku kenal dia cukup dekat. Dia
berubah sekali, dia terlihat lebih cantik dengan rambut panjangnya.
Selesailah sudah konser malam itu. Kami mengucapkan
terima kasih kepada seluruh penonton dari Denver yang pastinya semua tahu kami,
bahwa kami adalah band yang berasal dari kota yang indah ini. Aku pun
membereskan Cello dan Bass, sedangkan yang lain juga. Kru kami memberikan
handuk satu persatu untuk kami. Sempurna! Itulah kesanku malam itu untuk seluruh
penggemar kami yang datang hari itu. Aku sampai bingung dibuatnya.
“Aku ingin manggung sekali lagi untuk Denver. Dari
sinilah kita bisa terkenal.” Ujar Ryan membuka pembicaraan. “Ya, kau benar
sekali, tadi itu keren sekali.” Sambung Zach. Aku hanya mendengarkan
pembicaraan mereka berempat. Tak tahu kenapa, aku jadi memikirkan Rose. Dalam
hatiku aku bertanya, bagaimana bisa aku bertemu Rose lagi, setelah sekian lama
dia tak ada kabar.
“Hey, Jangan diam saja.” Ujar Eddie mengagetkanku.
“Hey, maaf.” Ujarku sambil tersenyum padanya lalu meminum air mineral yang aku
pegang. “Sedang memikirkan apa ? Hari ini kita sukses besar ya, Brent ?”
tanyanya padaku. “Aku, tidak, aku sedang tidak memikirkan apa – apa, ya kau
benar, kita sukses besar hari ini.” Jawabku untuknya. “Hmm, tidak mungkin,
yasudah, terserah kau memikirkan siapa, yang jelas dua hari lagi kita akan ke
Kanada, aku hanya memberitahukan jadwal kita.” Ujar Eddie lagi. “Baiklah tenang
saja.” Ujarku. Eddie mengganggu lamunanku saja sih. Ahhh, sudahlah, aku ingin
istirahat saja, tempat tidur rumahku, aku datang…
Rose’s
Malam ini OneRepublic keren sekali. “Wow. Keren
banget mereka, tak sabar menunggu mereka datang lagi ke toko kita.” Ujar
Laurent. “Aku menunggu Brent” ujar Daniela. “Aku menunggu Eddie. Hahaha.” Tawa
Laurent renyah. “Hey, Brent sudah mengincar Rose.” Ujar James. “Biarkan saja,
yang penting aku bertemu dengannya, tak apa kan Rose ?” tanya Daniela padaku.
“Tak apa, aku senang jika kau senang, aku doakan supaya Brent datang secepatnya
ke toko kita.” Ujarku menyenangkan Daniela. “Ahhh, Rose saja bilang tak apa,
aku benar – benar tak sabar.” Aku hanya bisa tersenyum kepada Daniela dan yang
lainnya. Tiba – tiba dan lagi – lagi aku ingat pada Dad, apa yang sedang dia
lakukan malam ini ya ketika aku bersenang – senang dengan teman – temanku ?
Comments
Post a Comment