Skip to main content

OneRepublic FF Part 16



I CAN’T STAY WITH YOU BRENT

Rose’s
Aku menunggu Brent di suatu restoran yang tidak jauh dari Lake wood. Menunggu sekitar 1 jam, tapi belum datang juga. Aku memutuskan untuk membuat suatu memo dan akan aku berikan kepada sang pelayang di restoran itu. Pesanku untuk Brent
“ Aku hanyalah seorang benalu yang mungkin selalu mengganggumu. Tapi aku adalah Benalu yang akan selalu mencintaimu. Aku harus meninggalkanmu agar kau bisa aman dan merasa selalu senang. Jika Tuhan mengizinkan kita bertemu, pasti kita akan bertemu dan kembali bersama lagi. Tapi mungkin ini bukan waktu yang tepat. Aku cinta padamu Brent, melebihi apapun. Aku tidak akan melupakan hubungan kita ini. Tapi aku tak bisa mempertahankannya lagi demi kebaikanmu. Penuh Cinta. Rose”
Kertas yang sudah aku tulisi itu, aku lipat cukup indah. Kumasukkan kedalam amplop yang aku beli sembari berjalan menuju restoran ini. Aku pun memanggil salah seorang pelayan. Pelayan itu menghampiriku dan tersenyum. “Ada yang bisa saya bantu ?” ujarnya. “Aku sedang terburu – buru, aku ingin menitipkan ini untuk seseorang. Seseorang itu akan duduk disini juga tak lama setelah aku pergi dari sini. Bilang saja dari seorang wanita yang telah menunggunya. Apa kau bisa membantuku ?” ujarku menjelaskan dan bertanya padanya. “Oww, begitu, baiklah, akan aku berikan padanya.” Ujarnya mengiyakan. “Baiklah terima kasih banyak ya, ini uang untuk minum yang ku pesan, ambil saja kembaliannya, sekali lagi terima kasih banyak.” Aku tersenyum padanya lalu pergi dari tempat itu.
Berjalan menuruni tangga restoran itu. Menahan rasa sesak dan rasa sakit yang ada di dadaku ini. Aku tidak tahu apakah yang kulakukan ini benar atau salah. Yang jelas ini semua demi kebaikan Brent. Aku tak mau jika karirnya terganggu hanya karena diriku. Brent, terima kasih atas semuanya. Semuanya yang kita lakukan. Aku cinta padamu. Ujarku dalam hati.

Brent’s
Aku memarkirkan dengan terburu – buru mobilku dekat restoran yang Rose bilang kemarin. Kemarin aku hanya bisa pulang kerumah, tak sempat ke Flat Rose. Aku sangat menyesal. Tapi sekarang untungnya Rose ingin bertemu denganku. Aku akan meminta penjelasan, sejelas – jelasnya dari dirinya. Aku turun dari mobilku. Merapikan bajuku. Lalu berlari menuju restoran yang di maksud.
Masuklah aku ke restoran itu. Duduk di salah satu tempat duduk yang Rose sudah beritahu tadi sebelum aku bertemu dengannya hari ini. Aku tahu aku terlambat satu jam lebih, tapi mudah – mudahan Rose tidak marah. Setelah ku duduk dan menunggu sekitar 15 menit, tiba – tiba ada seorang pelayan datang menghampiriku. “Halo.. Maaf sebelumnya, aku memang tidak mengenalmu, tapi seorang wanita memberitahuku untuk memberikan ini.” Ujarnya tiba – tiba sambil memberikan sebuah amplop berwarna biru gelap kepadaku. “Oww, baiklah terima kasih. Apakah perempuan itu berambut panjang berwarna coklat gelap ?” ujarku bertanya. “Yap. Kau benar sekali. Apakah kau ingin memesan sesuatu ?” ujarnya lagi. “Hmm, tidak terima kasih. Aku akan memanggilmu jika aku ingin sesuatu.” Ujarku menyelesaikan obrolan itu. Dia tersenyum padaku.
Kubuka amplop itu, berisi kertas dengan warna putih. Kubuka perlahan kertas itu. Cukup panjang tulisannya. Aku pun membaca dengan seksama. Aku tersesak setelah membaca surat itu. Maksud Rose apa membuat surat ini ketika aku masih butuh penjelasan darinya. Aku tidak mau hal ini terjadi. Ini bukan Rose yang biasanya. Mengapa ia harus menyuruhku menjauhinya sedangkan aku masih membutuhkannya. Aku melepas kertas itu. Aku menunduk sebentar. Mengingat seluruh kenangan manis yang aku buat bersama Rose. Semua itu seperti omong kosong. Aku masih membutuhkanmu Rose. Aku sangat mencintaimu secara tulus, kenapa semua ini harus terjadi ?

Rose’s
Aku melihat dari jauh ketika Brent menunduk telah membaca suratku. Hatiku tenang, tapi batin yang paling terdalam ini terasa sakit dan sesak. Aku harus meninggalkannya. Mungkin ini saat yang tepat untuk kembali ke San Francisco, bertemu Dad dan mencoba melupakan Brent. Ya benar. Ini adalah cara terbalik. Selamat tinggal Brent. Ujarku dalam hati lalu pergi dari tempat aku melihat Brent dari jauh itu.

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...