HERE WE ARE
Rose’s
“Mana ya Natasha. Dia tidak
mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada
Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar
10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..”
ujarku sambil mengecek Iphoneku.
“Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari
ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah
Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata
dia…
“Natasha, aku sangat merindukanmu.”
Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku
sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata
Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…”
ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary.
“Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah
pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama kami semua. Aku akan
curhat dari hati ke hati dengannya nanti.
“Sudahlah ayo kita pulang..” ujar Brent.
Ya, sekarang aku tinggal di apartement yang kami sewa di Denver. Apartement itu
tidak jauh dari studio OneRepublic agar dia tak usah jauh – jauh berjalan. Kami
pun menuju Apartement kami hari itu.
A Day Later
Setelah kemarin aku dan Brent sampai,
hari ini aku dan dia berencana berkunjung ke Golden Music Center untuk bertemu
teman – temanku. Aku senang sekali karena aku akan bertemu dengan teman –
temanku disana. Rasanya sudah lama sekali tak bertemu. Brent juga ingin mencari
beberapa alat music.
Akhirnya aku sampai di toko tempatku
bekerja dulu. Aku membuka pintu dan masuk. Pada saat itu pengunjung cukup
ramai. “Hi James. Masih ingat diriku ?” ujarku menyapa James yang sedang
menulis sesuatu. “Hi. Hmm, ya jelas aku masih ingat dirimu. Rose Anderson.” Ujarnya
senang lalu memelukku dengan erat. “Ahh, rasanya lama sekali tak bertemu
denganmu ya.” Ujarku membalas. “Iya benar sekali. Hey, Brent, apa kabar kau ?”
ujar James pada Brent. Aku menengoknya dan tersenyum. “Aku baik, sangat baik.
Hmm, aku tinggal ya, aku ingin melihat – lihat beberapa alat music.” Ujar Brent
lalu tersenyum dan memegang tanganku lalu pergi.
“Akhirnya kau bersamanya juga. Setelah
kasus panjang kau dengannya.” Ujar James tak lama setelah Brent pergi. Aku
hanya memainkan barang di depanku belum menjawab. James ada benarnya juga.
Inilah aku yang sekarang dengan Brent yang memang melalui cerita pahit yang
sangat panjang. “Ya, kau benar sekali James. Aku juga harus mensyukuri itu
semua.” Ujarku pada James. Dia tersenyum. “Sepertinya dia memang ditakdirkan
untuk kau. Lihatlah, setelah bersama kau dia terlihat bahagia. Semoga kau cepat
dapat momongan ya.” Ujar James mendoakanku. “Amin.” Aku menjawabnya kencang.
“Sudah atau belum, atau aku menganggu
kalian ?” ujar Brent yang tiba – tiba datang. “Hmm, sudah, aku lapar Brent.”
Ujarku padanya. “Hmm, baiklah. James, kami harus pamit ya. Aku berterima kasih
padamu.” Ujar Brent pada James. Yasudah kami pun pergi dari tempat itu. Sayang
aku belum bertemu Laurent.
Brent’s
Kami berdua menuju suatu restaurant yang
dulu aku dan Rose bertemu tapi tak jadi. Kami mungkin akan membicarakan sedikit
kenangan itu. “Disini saja.” Ujarnya lalu duduk. “Ingat dulu kita bertemu tak
jadi disini.” Ujarku mengingat sedikit. “Hmm, iya, sudahlah, itu kan masa lalu.
Aku lapar sekali nih.” Ujarnya lalu memanggil pelayan restoran. Memesan
beberapa makanan untukku dan dirinya. “Hari ini indah ya..” ujar Rose tiba –
tiba. “Hari – hariku akan selalu indah bersamamu sayang.” Ujarku lalu
menggenggam tangannya erat. “Hahaha, bisa saja kau ini.” Ujarnya tersenyum.
Makanan pun datang. Rose makan dengan
lahapnya. Mungkinkah dia… Ahh mudah – mudahan iya. Aku memang sudah tidak sabar
akan hal itu. “Kau makan lahap sekali.” Ujarku padanya. “Hmm, Haha, maaf, aku
sangat lapar.” Ujarnya sambil menyantap makanan itu. “Hmm, sayang, aku telat.”
Ujarnya lagi. “Maksudnya ???” ujarku padanya. “Hahaha. Nanti saja ya di
Apartement.” Ujarnya padaku meledek. Aku
hanya terdiam dengan pernyataannya. Feelingku bagus sekali hari ini. Mudah –
mudahan Rose benar sedang mengandung dan rasa laparnya itu adalah salah satu
efeknya. Kami pun menyelesaikan makan siang kami.
“Sudah. Yuk.” Ajaknya lalu bangun. Aku
ikut bangun dan menggandengnya. “Aww..” ujarnya setelah tertabrak pasangan laki
– laki dan perempuan di depannya. “Kau tak apa sayang ?” ujarku pada Rose. “Aku
tidak apa, sayang.” Ujarnya membalas. Aku menengok orang pasangan itu dan Rose
juga. Aku tak percaya yang ada di hadapan kami adalah. “Daniel, Daniela. Kalian
sedang apa disini ?” ujar Rose menyapa mereka. “Hmm, Hi Rose Hi Brent.” Ujar
mereka agak gugup. Pasti mereka merasa bersalah sekali. “Kami sedang ingin
makan.” Ujar Daniela menjawab. Daniel hanya terdiam disana. “Aku… Aku minta
maaf ya Rose.” Ujar Daniel tiba – tiba. “Untuk apa ?” ujar Rose bertanya.
“Untuk yang sudah aku lakukan padamu. Oh iya, Selamat atas pernikahan kalian ya.”
Ujar Daniel lagi. Aku hanya berdiri dan terdiam melihat mereka bertegur sapa.
Tiba – tiba Rose langsung menggengamku dengan erat. Dia melihatku dan
tersenyum. “Aku sudah memaafkanmu, Dan.” Ujarnya singkat. “Kami harus pergi.
Selamat juga buat kalian. Terima kasih atas ucapanmu Dan. Aku sudah bahagia
dengan Brent sekarang.” Ujar Rose bijak lalu melambaikan tangannya kepada
mereka. Aku ingin tertawa, tapi akhirnya aku hanya tersenyum dengannya. Kami
pun pergi dari restoran itu. Aku lihat Daniel dan Daniela hanya tertunduk. Aku
senang sekali Rose telah memaafkan mereka. Aku tahu Rose akan melakukannya.
Tapi aku tak tahu apa yang dia rasakan sebenarnya. “Aku tahu kau mempertanyakan
benarkah aku memaafkan mereka. Tapi Brent, yang terpenting sekarang adalah, aku
punya kau, kau punya aku. Aku adalah orang yang paling beruntung mendapatkan
kau setelah perjalanan panjang kisah kita. Aku memaafkan Daniel karena memang
itu yang harus aku lakukan.” Ujarnya tiba – tiba padaku. Rose seperti bisa
membaca pikiranku.
“Iya, aku mengerti kok. Aku sangat
senang jika kau memaafkannya.” Ujarku lalu mencium keningnya. “Iya, terima
kasih ya. Aku sangat senang bisa bersamamu.” Ujarnya lagi padaku. Rose kau
adalah wanita yang paling baik yang pernah aku temui. Kau tak melihat masa lalu
lagi karena kau sekarang memang denganku. Aku akan mencoba untuk menyayangimu
selamanya. I love you Rose Anderson.
BRENT IS WITH ONEREPUBLIC
OneRepublic’s Studio
“Wow, kau terlihat segar Brent.” Ujar
Zach padaku. “Kupikir kau memang butuh liburan bersama Rose.” Ujar Zach lagi.
Aku hanya mendengarkan. “Benarkan apa yang ku bilang. Kau pasti bersamanya.”
Ujar Ryan padaku. “Selamat ya.” Lanjut Drew. “Ya, benar, dan kalian tahu apa.
Rose adalah perempuan yang dulu aku cipratkan kotoran. Hahaha. Aku tahu setelah
kemarin kita datang ke pernikahanmu. Aku minta maaf.” Ujar Eddie. Aku hanya
tertawa mendengarnya. “huuuuuu…..” ujar Drew mendorong Eddie. “Hey sudahlah,
yang penting teman kita yang satu ini sudah bahagia.” Ujar Zach bijak.
“Iya, kalian adalah temanku yangpaling
terbaik. Aku sangat senang sekali kalian dulu telah membantuku. Aku juga memang
bahagia sekali saat ini, dan mungkin untuk selamanya. Untuk Eddie, kita masih
ada urusan karena kau hampir menabraknya. Hahaha.” Ujarku pada mereka dan
Eddie. “Hey, aku kan sudah minta maaf. Ahhh..” ujar Eddie sambil tertawa. Kami
pun semua tertawa. “Sudahlah ayo kita latihan untuk penampilan kita besok.” Ujar
Ryan mengakhiri semua. Baiklah kami semua harus kembali ke kesibukanku dan
teman – temanku lagi karena music adalah hidupku.
Recommende song from OneRepublic : Good
Life, Counting Stars, Something I Need, Burning Bridges, If I Lose Myself, I
Lived. Thanks for everyone who has read my story. You’re amazing. F.
THE END.
Comments
Post a Comment