Skip to main content

OneRepublic FF Part 25



BRENT GETS HIS WORLD TOUR

Masih tak percaya dengan perempuan yang minggu lalu di bawa Brent. Aku masih memikirkannya samapi terbawa mimpi. Tapi menurutku aku ini berlebihan sekali memikirkan hal itu. Toh, Brent nya juga tak memikirkan pasti. Pasti Brent berfikir kalau akulah yang pertama kali memulai ini semua. Aku mendapatkan Daniel dan mungkin Brent berpikir kenapa dia tak bisa seperti aku. Aku tak memungkiri, kandasnya hubunganku karena Rebecca, orang yang sekelebat aku temui dan tak tahu diri membully diriku. Aku dan Brent berpisah karena tak ada penjelasan yang jelas dan juga kenyataan bahwa Rebecca itu masih pacar Brent. Janji – janji yang pernah kita ucapkan berdua rasanya seperti sebuah kebohongan besar. Sudahlah aku pusing dengan hal itu.
Tiba – tiba Iphone ku berbunyi. Aku melihat sms itu berasal dari “Brent”. Dadaku langsung berdegup. Aku pun membukanya.
“Rose, terima kasih ya atas semuanya. Aku berangkat. Aku akan menjalani World tour ku. Aku senang kalau kau dengan Daniel. Sepertinya aku tak perlu khawatir lagi terhadap kau, karena kau sudah bersamanya. J
Itulah isi smsnya. Baguslah dia mendapat tour dunianya. Toh, aku tak usah sering – sering ketemu dirinya. Tapi dalam benakku kok ada yang aneh ya. Aku tak tahu kenapa, aku akan tidak kuat ditinggal olehnya. Oh Tuhan, mungkin ini hanya perasaanku saja. Rose, sadarlah, Brent itu bukan milikmu lagi. Dia sudah mendapatkan gantinya mungkin.
“Rose, ini aku, Daniel, jadi tidak kita ke Aurora untuk tamasya.” Teriak Daniel dari luar flatku. Lamunanku pun terbuyarkan. Aku bersyukur pas sekali moment Daniel datang. Jujur saja, Daniel adalah pacarku yang pertama kali bisa mengakses ke kamarku. Aku pun membuka pintu Flatku. Di luar terlihat Daniel tampan sekali. Dia tersenyum padaku. Aku balik tersenyum padanya. Dia mencium pipiku. Aku tersenyum manis. Daniel terlalu baik untukku. Jadi ingat……
“Ayo, kau sudah terlihat cantik.” Ujarnya padaku. “Terima kasih. Aku ambil tasku dulu ya.” Ujarku lalu pergi ke dalam. Dia menunggu di luar. Aku pun menutup pintu flat ku dan menguncinya.
Jalanlah kami berdua bergandengan keluar Flat yang aku sewa. Dia membukakan pintu mobilnya untukku. Aku tersenyum. Dia naik juga lalu jalanlah kami berdua.
Di perjalanan aku membuka tasku. Feelingku tak enak, seperti ada yang tertinggal. Benar saja, setelah aku lihat – lihat dengan seksama tasku, aku meninggalkan Iphoneku. Tertinggal, karena aku menaruh di tempat tidurku setelah aku membaca sms dari Brent. “Huft.” Aku menghela nafas. “Kenapa ?” ujar Daniel. “Iphoneku tertinggal.” Ujarku terfokus ke jalanan. “Kita bisa balik lagi, kita belum jauh.” Ujarnya menenangkanku. “Tidak usah. Tidak penting.” Senyumku padanya. Dia tersenyum lagi. Dia pengertian sekali. Tapi….

Brent’s

Rose tak mengangkat telponku. Ada apa dengannya ? Padahal mengirim sms saja tidak cukup untukku. Yang aku pamiti adalah orang yang dulu aku sangat cintai dia. Sekarang dia sudah mendapatkan orang yang bisa menggantikan posisiku lebih baik dariku. Aku terkadang bingung dengannya, cepat sekali dia move on. Aku saja sulit melupakannya.
Tapi, aku merasa pasti dia kembali padaku. Aku juga berpikir, kenapa Rebecca jahat sekali ya. Apa yang Rebecca mau dariku. Aku kan tak pernah berbuat salah padanya. Atau mungkin dia sakit hati waktu aku memutuskannya. Tapi, aku juga merasa tidak cocok lagi dengannya. Daripada aku tak serius dengan dia dan pekerjaanku. Bahkan Zach bilang itu keputusan yang terbaik.
“Brent. Brent. Dimana kau ? Sudah siapa belum. Rebecca datang Brent.” Ujar Mom dari sudut ruangan lain. Apa ? Kudengar Rebecca datang. Mau apa dia ? Aku pun mengumpulkan barang – barang yang akan aku bawa tour. Dengan setengah bersemangat karena di luar ada orang yang tidak ingin aku temui sama sekali. Mood ku langsung turun.
Aku keluar dari kamarku. Ternyata Rebecca sedang berbincang dengan Mom. Tak habis pikir dengan dirinya. Mom belum tahu apa yang telah di lakukan oleh Rebecca. Aku melihat dia sekelebat. Dia tersenyum padaku. Aku tak menghiraukannya sama sekali.
“Brent. Biarku bantu.” Ujarnya lalu menghampiriku. Aku diam saja. Terserah apa yang mau di lakukannya. Aku tak peduli. Mom mungkin melihat wajahku tak enak melihat Rebecca. Aku pun keluar dan menaikkan barang – barangku untuk pergi ke markas OneRepublic terlebih dahulu. Rebecca membawa mobilnya. Untung saja. Jadi aku ada alasan untuk menyuruhnya naik mobilnya saja.
“Aku yang mengantar ya Brent. Tak usah naik taksi.” Ujarnya menawarkan. “Tak usah. Aku naik taksi saja. Sudah ku pesan. Tak enak.” Ujarku agak sinis. “Yasudah. Hati – hati ya Brent. Aku akan sangat merindukanmu.” Tiba – tiba dia memelukku. Aku tak membalasnya. Aku hanya memegang sebentar punggungnya. Dia melepaskan pelukannya. “Salam untuk laki – laki yang waktu itu di restoran itali yang makan bersamamu ya. Dia terlihat dekat sekali. Cepat sekali kau menemukan penggantiku.” Ujarku singkat lalu meninggalkannya menuju Mom.
“Mom, aku pamit. Baik – baik ya dirumah. Aku pergi dulu. Doakan aku ya Mom.” Ujarku lalu memeluk erat Mom. Mom sedikit mengeluarkan air mata. “Kuat Mom. Aku bekerja kok.” Senyumku padanya. “Iya aku akan selalu mendoakanmu.” Ujarnya membalas. Aku menuju taksi dan melambaikan tangan pada Mom.
“Dari mana kau tahu Brent ?” ujar Rebecca menghampiriku. “Dari mana ku tahu ? Berarti cowok itu benar pacarmu kan. Aku berangkat dulu. Aku sudah telat 15 menit. Aku tidak enak. Bye. Terima kasih Becca.” Ujarku lalu menutup pintu taksi. Aku masih melihat Rebecca terdiam di depan rumah Mom bersama Mom.
Aku malas memikirkannya. Aku memikirkan kenapa Rose tak mengangkat telponnya. Apa karena ada Daniel jadi dia tidak enak mengangkat telponku. Mungkin Rose pikir aku akan menganggu hubungannya. Aku sudah menghubunginya 10 kali tapi tak ada jawaban. Sudahlah. Mungkin dia sedang bersenang – senang dengan Daniel. Aku pun terdiam melihat keluar jendela taksi. Lalu aku terpikir untuk menghubungi Rina untuk pamit dengannya. Mungkin sosok Rina yang akan menggantikan Rose dihatiku ? Tapi kenapa ya huruf depan namanya haru R juga. Ahhh, sudahlah mungkin hanya perasaanku saja.

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...