BRENT GETS HIS WORLD TOUR
Masih tak percaya dengan perempuan yang
minggu lalu di bawa Brent. Aku masih memikirkannya samapi terbawa mimpi. Tapi
menurutku aku ini berlebihan sekali memikirkan hal itu. Toh, Brent nya juga tak
memikirkan pasti. Pasti Brent berfikir kalau akulah yang pertama kali memulai
ini semua. Aku mendapatkan Daniel dan mungkin Brent berpikir kenapa dia tak
bisa seperti aku. Aku tak memungkiri, kandasnya hubunganku karena Rebecca,
orang yang sekelebat aku temui dan tak tahu diri membully diriku. Aku dan Brent
berpisah karena tak ada penjelasan yang jelas dan juga kenyataan bahwa Rebecca
itu masih pacar Brent. Janji – janji yang pernah kita ucapkan berdua rasanya
seperti sebuah kebohongan besar. Sudahlah aku pusing dengan hal itu.
Tiba – tiba Iphone ku berbunyi. Aku
melihat sms itu berasal dari “Brent”. Dadaku langsung berdegup. Aku pun
membukanya.
“Rose, terima kasih ya atas semuanya.
Aku berangkat. Aku akan menjalani World tour ku. Aku senang kalau kau dengan
Daniel. Sepertinya aku tak perlu khawatir lagi terhadap kau, karena kau sudah
bersamanya. J”
Itulah isi smsnya. Baguslah dia mendapat
tour dunianya. Toh, aku tak usah sering – sering ketemu dirinya. Tapi dalam
benakku kok ada yang aneh ya. Aku tak tahu kenapa, aku akan tidak kuat
ditinggal olehnya. Oh Tuhan, mungkin ini hanya perasaanku saja. Rose, sadarlah,
Brent itu bukan milikmu lagi. Dia sudah mendapatkan gantinya mungkin.
“Rose, ini aku, Daniel, jadi tidak kita
ke Aurora untuk tamasya.” Teriak Daniel dari luar flatku. Lamunanku pun terbuyarkan.
Aku bersyukur pas sekali moment Daniel datang. Jujur saja, Daniel adalah
pacarku yang pertama kali bisa mengakses ke kamarku. Aku pun membuka pintu
Flatku. Di luar terlihat Daniel tampan sekali. Dia tersenyum padaku. Aku balik
tersenyum padanya. Dia mencium pipiku. Aku tersenyum manis. Daniel terlalu baik
untukku. Jadi ingat……
“Ayo, kau sudah terlihat cantik.”
Ujarnya padaku. “Terima kasih. Aku ambil tasku dulu ya.” Ujarku lalu pergi ke
dalam. Dia menunggu di luar. Aku pun menutup pintu flat ku dan menguncinya.
Jalanlah kami berdua bergandengan keluar
Flat yang aku sewa. Dia membukakan pintu mobilnya untukku. Aku tersenyum. Dia
naik juga lalu jalanlah kami berdua.
Di perjalanan aku membuka tasku.
Feelingku tak enak, seperti ada yang tertinggal. Benar saja, setelah aku lihat
– lihat dengan seksama tasku, aku meninggalkan Iphoneku. Tertinggal, karena aku
menaruh di tempat tidurku setelah aku membaca sms dari Brent. “Huft.” Aku
menghela nafas. “Kenapa ?” ujar Daniel. “Iphoneku tertinggal.” Ujarku terfokus
ke jalanan. “Kita bisa balik lagi, kita belum jauh.” Ujarnya menenangkanku.
“Tidak usah. Tidak penting.” Senyumku padanya. Dia tersenyum lagi. Dia
pengertian sekali. Tapi….
Brent’s
Rose tak mengangkat telponku. Ada apa
dengannya ? Padahal mengirim sms saja tidak cukup untukku. Yang aku pamiti
adalah orang yang dulu aku sangat cintai dia. Sekarang dia sudah mendapatkan
orang yang bisa menggantikan posisiku lebih baik dariku. Aku terkadang bingung dengannya,
cepat sekali dia move on. Aku saja sulit melupakannya.
Tapi, aku merasa pasti dia kembali
padaku. Aku juga berpikir, kenapa Rebecca jahat sekali ya. Apa yang Rebecca mau
dariku. Aku kan tak pernah berbuat salah padanya. Atau mungkin dia sakit hati
waktu aku memutuskannya. Tapi, aku juga merasa tidak cocok lagi dengannya.
Daripada aku tak serius dengan dia dan pekerjaanku. Bahkan Zach bilang itu
keputusan yang terbaik.
“Brent. Brent. Dimana kau ? Sudah siapa
belum. Rebecca datang Brent.” Ujar Mom dari sudut ruangan lain. Apa ? Kudengar Rebecca
datang. Mau apa dia ? Aku pun mengumpulkan barang – barang yang akan aku bawa
tour. Dengan setengah bersemangat karena di luar ada orang yang tidak ingin aku
temui sama sekali. Mood ku langsung turun.
Aku keluar dari kamarku. Ternyata
Rebecca sedang berbincang dengan Mom. Tak habis pikir dengan dirinya. Mom belum
tahu apa yang telah di lakukan oleh Rebecca. Aku melihat dia sekelebat. Dia
tersenyum padaku. Aku tak menghiraukannya sama sekali.
“Brent. Biarku bantu.” Ujarnya lalu
menghampiriku. Aku diam saja. Terserah apa yang mau di lakukannya. Aku tak
peduli. Mom mungkin melihat wajahku tak enak melihat Rebecca. Aku pun keluar
dan menaikkan barang – barangku untuk pergi ke markas OneRepublic terlebih
dahulu. Rebecca membawa mobilnya. Untung saja. Jadi aku ada alasan untuk
menyuruhnya naik mobilnya saja.
“Aku yang mengantar ya Brent. Tak usah
naik taksi.” Ujarnya menawarkan. “Tak usah. Aku naik taksi saja. Sudah ku
pesan. Tak enak.” Ujarku agak sinis. “Yasudah. Hati – hati ya Brent. Aku akan
sangat merindukanmu.” Tiba – tiba dia memelukku. Aku tak membalasnya. Aku hanya
memegang sebentar punggungnya. Dia melepaskan pelukannya. “Salam untuk laki –
laki yang waktu itu di restoran itali yang makan bersamamu ya. Dia terlihat
dekat sekali. Cepat sekali kau menemukan penggantiku.” Ujarku singkat lalu
meninggalkannya menuju Mom.
“Mom, aku pamit. Baik – baik ya dirumah.
Aku pergi dulu. Doakan aku ya Mom.” Ujarku lalu memeluk erat Mom. Mom sedikit
mengeluarkan air mata. “Kuat Mom. Aku bekerja kok.” Senyumku padanya. “Iya aku
akan selalu mendoakanmu.” Ujarnya membalas. Aku menuju taksi dan melambaikan
tangan pada Mom.
“Dari mana kau tahu Brent ?” ujar
Rebecca menghampiriku. “Dari mana ku tahu ? Berarti cowok itu benar pacarmu
kan. Aku berangkat dulu. Aku sudah telat 15 menit. Aku tidak enak. Bye. Terima
kasih Becca.” Ujarku lalu menutup pintu taksi. Aku masih melihat Rebecca
terdiam di depan rumah Mom bersama Mom.
Aku malas memikirkannya. Aku memikirkan
kenapa Rose tak mengangkat telponnya. Apa karena ada Daniel jadi dia tidak enak
mengangkat telponku. Mungkin Rose pikir aku akan menganggu hubungannya. Aku
sudah menghubunginya 10 kali tapi tak ada jawaban. Sudahlah. Mungkin dia sedang
bersenang – senang dengan Daniel. Aku pun terdiam melihat keluar jendela taksi.
Lalu aku terpikir untuk menghubungi Rina untuk pamit dengannya. Mungkin sosok
Rina yang akan menggantikan Rose dihatiku ? Tapi kenapa ya huruf depan namanya
haru R juga. Ahhh, sudahlah mungkin hanya perasaanku saja.
Comments
Post a Comment