ME AND DANIEL
Setelah aku kenal dia selama seminggu.
Aku pun diajak untuk makan malam hari ini. Anehnya. Brent sama sekali tidak
datang ke Flat ataupun datang ke tokoku. Aku bersyukur. Aku diberitahu Gary dan
James bahwa dia mencariku ketika aku di San Franc. Oh, ternyata dia mencariku.
Pasti dia ingin mendapat penjelasan dariku dan dia menjelaskan penjelasan
darinya.
“Terima kasih ya untuk malam ini Rose.”
Ujarnya padaku. “Iya sama – sama.” Senyumku padanya. “Aku akan mengantarmu
pulang ya.” Ujarnya lagi. Aku mengiyakan.
Setelah sampai dia berdiri dan
membukakanku pintu. “Terima kasih. Tidak mampir dulu ?” ujarku bertanya. “Tidak
terima kasih. Aku masih ada urusan.” Ujarnya tersenyum. Lalu ia pamit padaku.
Aku mengiyakan. Dia masuk mobil dan sebelumnya tersenyum padaku.
Two Weeks Later.
“Rose, aku sudah ditaman. Kau dimana ?”
tanyanya di ujung telpon sana. “Aku dibelakangmu.” Ujarku tersenyum padanya.
“Hmm, duduklah.” Senyum Daniel. “Terima kasih. Ada perlu apa mengajakku
berbincang disini ?” tanyaku padanya. “Hmm, Rose. Aku serius.” Ujarnya sambil
menatapku. Aku kaget. “Ada apa ?” Dia tiba – tiba memegang tanganku. “Aku suka
padamu. Maukah kau menjadi pacarku ?” ujarnya lagi. “Hah ?” aku melepas
pegangannya. Aku terdiam sekitar 30 detik. “Bagaimana ?” ujarnya sambil
menatapku dalam – dalam. “Kita coba jalani saja dulu ya. Aku masih agak trauma
sedikit.” Ujarku tiba – tiba. “Baiklah. Jadi jawabannya ?” tanyanya lagi. Ahh,
tidak aku tidak bisa terima. Tapi aku memang harus move on. “Iya, kita jalani
saja dulu.” Ujarku padanya lagi. “Yess……” teriaknya. “Kau kenapa ?” tanyaku.
“Tidak, aku senang saja. Terima kasih ya. Aku janji aku akan menjagamu.”
Ujarnya sambil memegang tanganku. Aku tersenyum. Aku minta maaf Brent.
Brent’s
One weeks Later.
Hari ini aku ke toko Rose. Aku ingin
bertemu dengannya. Setelah dua minggu aku liburan di Aurora, sekarang saatnya
aku bicara padanya. Aku sudah sangat siap hari ini. Rose aku datang.
Aku pun sampai di tokonya. Cukup ramai
hari itu. Aku melihat Gary, James, Laurent, tapi tak melihat Daniela. Yang
pasti aku melihat Rose sedang sibuk melayani pelanggan. Aku turun dari mobilku.
Menguncinya. Menarik nafas sebentar dan berkata. “Aku siap.”
Aku pun masuk ke toko Rose. Senyum pada
James dan melambaikan tangan pada Gary. Aku langsung menuju Rose. Kurasa James
dan Gary mengerti kalo aku ingin bertemu dengan Rose. Aku menghampiri Rose yang
sedang sibuk menulis. “Rose..” ujarku padanya. Lalu dia menengokku. Dia terdiam
tak ada pembicaraan. Dia hanya menatapku kosong. “Ada apa ?” ujarnya. Dia
menunduk. Aku belum menjawab. “Aku ingin menjelaskan Rose. Setelah sekian lama
aku hubungi kau, kenapa kau tak pernah mengabariku ?” ujarku padanya agak
marah. “Memangnya harus ? Aku kan bukan siapa – siapa kau lagi.” Ujarnya marah.
“Rose, aku mohon. Aku harus menjelaskan semuanya. Aku ini masih cinta dengan
kau Rose.” Ujarku sedikit teriak. Semua orang seketika melihatku. Aku tak
peduli. “Tapi Brent. Aku sudah….” Dia menggantung kalimatnya. “Rose…” ujar
seseorang dari jarak 2 meter menghampiri kami berdua. Tanganku masih memegang
lengan Rose. Seketika aku melepasnya. Pria itu membawakan Rose bunga mawar
merah yang indah. Aku seketika melihatnya dan Rose juga melihat pria itu.
“Daniel..” ujar Rose tiba – tiba.
Rose’s
“Sedang apa kau disini ?” ujarku pada
Daniel. Dalam keadaan seperti ini ada saja kejadian lain yang terjadi. Akhirnya
Daniel pun melihat aku dengan Brent. “Aku ingin menjemputmu Rose.” Ujarnya.
“Hmm..” aku tak bisa menjawab. Brent ingin menjelaskan sesuatu tapi semua
terpotong. Aku memang harus bersikap aku tak peduli padanya karena aku sayang
dengan Brent. “Siapa dia Rose ?” tanya Brent tiba – tiba. “Dia Daniel.” Ujarku
singkat. Daniel menghampiri kami berdua. Dia melihat Brent dan menjulurkan
tangannya. “Aku Daniel White. Pacar Rose.” Ujarnya singkat. Maksudnya apa
Daniel bilang begitu ? Pasti Brent marah sekali.
Brent pun membalas tangan Daniel.
“Brent.” Ujarnya singkat. “Aku tahu kau. Bassist OneRepublic kan ?” ujar Daniel
lagi. Aku hanya bisa berdiri terdiam melihat mereka berdua. “Iya kau benar.”
Balas Brent. “Aku harus pergi ya. Rose, maafkan aku atas kejadian tadi. Aku
sangat menyesal. Untuk kau dan Daniel selamat ya.” Ujar Brent lalu dia pergi
sambil tersenyum kecut padaku. Ya Tuhan, maafkan aku. Brent maafkan aku.
“Sebentar ya sayang, aku ambil tasku
dulu.” Ujarku pada Daniel. “Iya aku menunggu.” Ujarnya singkat. Daniel tak
berpikir macam – macam. Tapi aku tak tahu hatinya mungkin bicara lain. Aku
mengambil tasku dan pamit dengan yang lain. Daniel memberikan bunga Mawar yang
di bawanya kepadaku. Aku menciumnya sebentar, lalu berterima kasih padanya. Dia
tersenyum membalasku. Kami pun naik mobil Daniel.
“Brent itu siapa kau ? Kau sepertinya
sudah akrab sekali.” Ujarnya tiba – tiba. “Kami hanya teman kok.” Ujarku
tenang. Sebenarnya pikiranku tak tenang. “Oh baguslah kalau begitu.” Ujar
Daniel. Aku terdiam. Brent dan Daniel. Aku sangat minta maaf atas kelakuanku
ini. Aku tak tahu apa yang dipikirkan Brent kali ini. Mungkin dia berpikiran
jelek tentangku. Tapi sepertinya aku memang harus begitu.
Comments
Post a Comment