WALKING TOGETHER WITH DANIEL
Rose’s
Aku menjalani keseharianku seperti biasa
bangun yang kepagian, mandi, dan pergi kerja. Percakapan di toko juga
percakapan biasa. Aku merasa inilah aku sekarang. Jangan memikirkan masa lalu
lagi. Nanti Brent tidak akan terkenal jika aku memaksakan kehendakku untuk
selalu bersamanya. Cinta butuh pengorbanan.
Hari ini aku akan berjanjian dengan
Daniel untuk pergi ke festival musim panas. “Rose, yang ini sudah kau masukkan
laporan ?” ujar Gary padaku ketika aku sedang membereskan berkas nota dari para
pelanggan. “Oh yang ini sudah. Sebentar aku periksa lagi ya.” Ujarku sambil
tersenyum padanya. “Hmmm, Rose ?”
tanyanya. “Ada apa Gary ?” ujarku sambil menulis laporan yang di berikan Gary.
“Apa kabar Brent ?” ujarnya lagi. Aku terdiam agak lama memikirkan pertanyaan
Gary. “Hmm…” aku menarik dan melepas nafas. “Kenapa ?” tanya Gary.
“Pertanyaanku salah ya ?” ujar Gary lagi. “Tidak kok. Tidak. Brent ya.. Brent
mungkin baik. Aku sudah cukup lama tak melihat dia lagi.” Ujarku padanya. “Oww
begitu ya. Baiklah, aku tak bermaksud mengingatkanmu atas pertanyaanku itu
Rose. Lanjutlah bekerja, aku ada perlu dengan James.” Ujar Gary lalu bergegas
pergi.
Aku menghentikannya. “Gary. Sebentar.”
Dia berhenti. “Ada apa Rose ?” ujarnya. “Kau tidak salah kok atas pertanyaanmu.
Aku ingin bertanya. Kemana Daniela ?” ujarku bertanya. “Oww, Rose, apa kau
tidak tahu ? Daniela mungkin tak pamit dengan kau karena pergi pada saat kau ke
San Franc.” Ujar Gary. Hah ? Daniela pergi. “Dia pergi ? Pergi kemana ?”
tanyaku. “Dia resign dari sini. Dia pulang ke Aurora untuk waktu yang cukup
lama katanya.” Ujarnya padaku lagi. “Resign ?” aku kaget. “Iya, sayang sekali
Daniela tak menelpon atau meng sms mu. Yasudah aku bekerja dulu ya.” Ujarnya
lalu pergi. “Iya, terimakasih ya Infonya.” Ujarku lalu aku melanjutkan
pekerjaanku. Pasti Laurent kehilangan sekali.
Jam pulang pun tiba. Daniel akan
menjemputku sore ini. Seperti biasa, rasaku dengannya biasa saja setiap kali
jalan dengannya. “Hai sayang, maaf ya aku kelamaan.” Ujar Daniel lalu mencium
pipiku. “Iya tidak apa – apa.” Senyumku padanya. Naiklah kami berdua ke dalam
mobil Daniel lalu Daniel melajukan mobilnya cepat.
Sampailah aku dan dia di taman hiburan
yang menyelenggarakan festival musim panas itu. Ramai sekali sampai kami harus
berbisik dan berteriak jika ingin berbicara. Daniel langsung membelikanku gula
– gula setelah aku dan dia naik sebuah wahana di taman itu. Aku berjalan
padanya bersama – sama, tertawa bersama dengannya. Bahagia sekali aku hari itu.
Dia pun senang sekali. “Brukkk…” aduh gula – gula jatuh karena menabrak
seseorang. Aku pun menengok ke arah orang itu. “Brent..”
Brent’s
“Maaf aku tak sengaja… Rose..” ujarku
yang kaget bukan kepalang bisa bertemu dengannya. “Iya tak apa. Bukannya kau
sedang tour ya ?” tanya Rose yang aku lihat jalan bersama Daniel. Aku tak
menyangka bisa bertemu Rose. Rose dengan rambut dan penampilan barunya.
Rambutnya tak lagi sepanjang dulu. “Hey Brent, kau tak menjawab pertanyaanku.”
Ujarnya mengagetkan lamunanku. “Ahh, iya maaf, aku sedang liburan. Semua member
OneRepublic sedang mendapat libur. Besok juga aku sudah harus pergi tour.
Sedang apa kau disini ?” tanyaku padanya. “Hai Daniel, kau bersama Rose juga
ya.” Ujarku lagi. “Iya. Tentu saja Brent.” Ujar Daniel. Rose belum menjawab
pertanyaanku.
“Hey Brent, sudahkah kau beli minumannya
?” aku dikagetkan dengan suara perempuan, ternyata adalah Rina. Rina adalah
temanku. Kami dulu satu sekolah di SMA. Kami bertemu lagi seminggu yang lalu di
bandara. Kami pun jadi semakin dekat. “Sudah Rina…” ujarku padanya. Rose dan
Rina bertemu juga Daniel. Aku harus memperkenalkan pada mereka. “Rose, Daniel,
aku ingin memperkenalkan temanku. Ini Rina. Dia temanku di SMA kita bertemu
lagi seminggu yang lalu.” Ujarku pada mereka. Mereka pun berjabat tangan. Aku
melihat wajah Rose yang berubah menjadi agak murung melihat Rina. Aku tahu,
pasti perasaan Rose agak kaget melihat ini. “Dia cocok untukmu Brent.” Ujar
Rose tiba – tiba. Maksudnya apa dia bilang seperti itu.
“Ahh, bisa saja kau Rose.” Ujarku
padanya. Rina tersenyum manis. “Kami harus pergi, aku akan mengantar Rose.”
Ujar Daniel tiba – tiba. “Semua obrolan kami terputus. Aku juga hanya
berbincang sedikit dengan Rose. Semua pasif. Rose tak seramah dulu. Mungkin dia
harus menjaga sikapnya itu. Tapi kenapa kami harus bertemu dengan dirinya
disini. Aku jadi tak enak. Ahh, tapi kenapa harus tak merasa enak. Toh, Rose
sudah mempunyai pangeran yang siap menjaganya itu.
Rose’s
Brent berubah. Perempuan yang dia bilang
adalah temannya itu membuat hatiku sedikit gundah. Cepat juga Brent berpindah
perasaan dan menemukan penggantiku. Ahh, tapi aku juga cepat bertemu Daniel.
Kenapa aku harus gundah. Aku kan sudah mempunyai seseorang yang mengerti
diriku. Aku pun menengok Daniel. Daniel seketika menengokku juga. Dia tersenyum
padaku dan merangkulku. Sebenarnya aku sudah tidak harus gundah lagi karena
sudah ada Daniel.
Comments
Post a Comment