Part 6
“Happy birthday
Danny.. Happy birthday Danny.. Yay.. bangun – bangun, ayo, kita rayakan hari
ulang tahunmu...”
“Huahh, oh my God,
this is my birthday, can't believe it.”
“Here it is, cake
for you.. Maaf ya kecil.”
“Hmm, wow, ini kamu
yang buat ? Keren, gapapa kok kecil.”
“Hehehe, okay, ayo
sekarang ajak aku jalan – jalan dong.”
“Mau kemana ?”
“Ajak aku naik
London eye, please..”
“Oh, okay, ayo deh,
aku mandi dulu ya.”
“Gih, sana gih
mandi.. bau.. ahahaha”
“Enak aja.” Danny
mencium bau badannya.
“Eh iya sih,
hahaha.” tawa Danny renyah.
Danny pun menuju
kamar mandi, sementara Elina masih berada di kamarnya. Elina melihat sekeliling
kamar Danny. Tak sengaja ia melihat ada foto keluarganya yang terpajand di meja
Danny. Perasaan rindu pun muncul. Tapi ia tidak mau bersedih karena hari ini
adalah hari bahagia untuk Danny.
“Kau sudah siap ?”
“Sudah sangat
siap!”
“Jangan lupa besok
kau harus kuliah jangan kelelahan ya!”
“Siap, pergi aja
belum kok udah suruh jangan capek.”
“Ya kan cuma
bilangin adik kecil.”
“Hehehe, oke kakak
besar.” ujar Elina sambil di pegang hidungnya oleh Danny.
Sepanjang
perjalanan mereka berbincang bincang mengenai Elina dan kuliahnya. Sampailah mereka
di London Eye.
“Hari ini kau harus
mentraktir aku.”
“Baiklah..
sepertinya tiap hari aku mentraktirmu.”
“Hahaha, bisa saja
kau ini. Iya kau benar.”
“Hahaha.” Danny
membeli tiket untuk menaiki London Eye. Bianglala ini terkenal sebagai yang
terbesar, hampir seluruh London dapat terlihat dari bianglala ini. Danny dan
Elina pun naik ke dalam biang lala ini.
“Wow, What a cool!
This is my first time.”
“Honestly, this is
my first time,too. Haha.”
“Really ? Can't
believe it.”
“Haha, it's okay,
tapi sekarang kan naik sama adik tersayang, aku nungguin kamu.”
“Hahai, kakak yang
baik. Oh iya, nanti kita ke restoran deket studio kau ya, aku ingin makan
disitu. Haha.”
“Okay..”
Elina pun selesai
menaiki London Eye dengan Danny, Danny juga senang karena dia bisa naik London
Eye dengan adiknya itu. Mereka pun menuju restoran yang diminta Elina. Ternyata
Elina sudah menyiapkan surprise disana bersama Mark dan Glen. Sampailah mereka
di restoran yang dituju. “Ayo masuk.” Elina menarik tangan Danny.
“Iya iya pelan
pelan dong..” Mereka memasuki restoran dan memilih tempat duduk. Tempat duduk
ini sebenarnya sudah disiapkan oleh Elina. Tak berapa lama, diam – diam Glen
dan Mark datang. Mark mencoba menutup mata Danny dengan tangannya.
“Hey, what is this
? Elina, apa2an ini..”
“Hahaha, sudah
tenang saja kau.” Glen menaruh kue ulang tahun Danny.
“Huahh, happy
birthday Danny, Happy Birthday Danny, ayo, ayo make a wish, terus tiup
lilinnya!” “Wah, uwaa, surprize, for me ?”
“Yeah, for you Danny.”
jelas Mark.
“Thank you very
much guys, sekarang aku tiup lilinnya ya, okay, aku make a wish dulu.”
Danny pun meniup
lilinnya dan lengkaplah sudah surprice hari itu untuk Danny. Walaupun awalnya
Elina yang minta jalan – jalan, tapi ternyata Elina sudah menyiapkan semua ini.
Mereka semua bersenang – senang di restoran itu. Semua dibayari oleh Danny.
Mereka berbincang, bertukar pikiran satu sama lain, dan berfoto bersama.
Akhirnya mereka
mengakhiri pesta siang itu.
“Masih sore, ayo
kita beli beberapa film untuk ditonton bersama.” ajak Elina.
“Baiklah jika itu
maumu.”
“Tenang kali ini
aku yang beli filmnya.”
“Hahaha, baiklah
jika kau memaksa.” Mereka menuju toko kaset, memberi 2 kaset film, sherlock
holmes dan Push.
“Sudah ?”
“Sudah, ayolah kita
pulang Danny.”
“Okay.” Sampailah
mereka di rumah.
“Ayo kita nyalakan
saja film ini.”
“Baik..” Di rumah
Danny enak sekali. Tv dia adalah layar datar 29 inch, jadi pasti puas sekali
nonton filmnya. Pikir Elina dalam hati.
“Hey, Dan, Kau
tidak pernah cerita tentang siapa pacarmu.”
“Ahh, sudahlah itu
tidak penting.”
“Hey, itu penting,
bagaimanapun juga aku ingin punya temen perempuan yang bisa kuajak sharing.”
“Hmm, why don't you
come tomorrow to my studio ?”
“For what ? After
going to college, I'll go to the studio, you mean your girlfriend is in your
studio tomorrow ?”
“Yeah, maybe..”
“Yes, I'll know
your girlfriend, by the way, kemaren aku lihat di foto di studiomu, kalau kau
sudah berfoto dengan One Republic, tolonglah kapan – kapan ajak aku untuk
menonton konser mereka dan foto bersama mereka. Kau tahu kan aku sangat ngefans
dengan mereka ?”
“Ya, baiklah tenang
saja, yang penting kau rajinlah belajar biar cepat lulus.”
“Baiklah my bro..”
Tak terasa jam
sudah menunjukkan pukul 10 malam, 2 film sudah selesai mereka tonton berdua.
Tapi, saat Elina melihat Danny dan ingin bilang dia ingin tidur, ternyata Danny
sudah tertidur lelap. “Kasihan sekali dia, maafkan aku ya Dan, aku sudah
membawamu jalan – jalan hari ini, kau terlihat lelah sekali.” Elina pun mengambil
selimut tebal untuk menyelemuti Danny. Elina menyelimutinya dan mencium pipinya
pertanda ia sangat sayang kepada kakaknya itu. Elina pun memasuki kamarnya dan
tertidur, karena Elina juga kelelahan hari itu.
Pagi hari, Danny
sudah bangun terlebih dahulu. Danny menuju kamar Elina, membangunkan Elina yang
hari itu harus kuliah.
“Hey girl, wake up,
you must go to college today. Oh, thank you for yesterday and last night.”
“Hmm, huaahhh,
okay, no worries.”
“Okay thank for
waking me up. I must take a bath now.”
“Okay. I'll take
you to the college.”
“Thanks Danny.”
Danny berpikir bahwa hartanya saat ini adalah ibunya dan adiknya, maka dari itu
dia sangat sayang terhadap adiknya.
“Elina, come here
for a sec.”
“What ?” Danny pun
mencium kening adiknya itu. Danny mencium dengan penuh kasih sayang.
“Thank you..” ujar
Elina.
“You're welcome, I
love you, so now, go to take a bath. Gih, buruan nanti dianterin.”
“Iya, baru juga
dicium, langsung di marahin lagi.”
“Hahaha. Udah sana
buruan.”
Comments
Post a Comment