Part 5
Hari ini weekend dan Danny mengizinkan Elina untuk datang ke
studionya. Elina diizinkan Danny untuk melihat Danny latihan untuk konser
besok. Senangnya lagi, Elina juga di perbolehkan untuk ikut Danny ke konsernya
besok.
“Are you ready ?”
“Yes, I'm ready, very ready.” jawab Elina sangat
bersemangat. Elina penasaran dengan teman – teman dari kakaknya itu. Di
perjalanan Danny menceritakan sedikit tentang teman – temannya. Bahwa Mark dan
Glen itu sudah berteman lama dengannya.
Sampailah mereka di studio latihan Danny.
“Here it is, our studio. The Script studio.”
“Wah, besar juga ya Dan, tapi dimana teman – temanmu.”
“Di dalam, ayo ikut aku.” Mereka menuju ke dalam studio.
“Hi, Danny, where have you been ?”
“Sorry guys, I'm late, by the way, I want to introduce my
sisters, she is Elina, Elina, he is Mark, and he is Glen.” Kata Danny sambil
menunjuk laki – laki yang sedang memegang gitar dan laki – laki yang duduk di
belakang drum.
“Hi, guys, I'm Elina, Danny's sisters, nice to meet you.”
“Nice to meet you too, beautiful.” kata Mark.
“Oh, iya, Elina, Mark itu memegang gitar, dan Glen memegang
drum, tapi glen bisa beberapa instrument, dan aku memegang piano, pastilah kau
sudah tahu. Jika kau ingin belajar gitar, belajar saja dengan Mark, dia akan
baik padamu. Ya kan Mark ?”
“Iyap, kau benar Danny.”
“Sekarang duduklah disitu, kami ingin latihan, kau juga
boleh melihatnya, jika kau haus, dapur di sebelah sana, ada beberapa minuman
disana.”
“Okay, baiklah terima kasih atas penjelasanmu itu..”
“Haha, sama – sama, maaf aku banyak bicara.”
“Aku tidak kaget Danny.”
The Script pun memulai latihannya. Mereka mengawali latihan
dengan lagu Breakeven, dilanjutkan We Cry, The Man Who Can't Be Moved, dan
Science and Faith, Elina merasa haus dan menuju ke dapur untuk mengambil
beberapa minuman. Sepanjang perjalanan menuju dapur, Elina melihat banyak foto
– foto The Script dengan beberapa artis ternama. Sampai ia terhenti pada suatu
foto, foto itu adalah foto The Script bersama One Republic, band kesukaan
Elina. Elina kaget dan senang bukan kepalang, Elina akan menanyakan hal ini
kepada Danny, kali saja dia juga bisa foto dengan One Republic dengan bantuan
Danny. “Amin.” ujarnya dalam hati.
“Ini buat kalian.” Elina memberikan beberapa botol minuman
ke The Script member.
“Terima kasih Elina” ujar Glen.
“Sama – sama.”
“By the way, kau kuliah ya ? Kau kuliah jurusan apa ?” tanya
Mark kepada Elina.
“Oh iya, kau betul aku kuliah di jurusan English Literature,
di kampus dekat rumahku.”
“Oh, baguslah, rajin – rajinlah kau belajar.”
“Baiklah Mark..” ujar Elina.
“Jangan lupa besok kau ikut denganku ke konser, jika kau
punya tugas, bawa saja tugasmu ya, kerjakan disana.”
“Baiklah, aku akan bawa tugasku, tapi konsermu akan lama
tidak ?”
“Pasti lama, dan itu malam, tapi kau tenang saja, kau
bersamaku, jadi pasti terjamin.”
“Baiklah Danny..” ujar Elina lagi.
“Hahaha, kakak yang baik ya..” ucap Glen meledek.
“Sudah seharusnya begitu.” kata Danny.
“Hah ? Yang benar kakak yang baik ?” Elina meledek Danny.
“Hey, kau jangan ikut2an..”
“Ampun kakak..”
Waktu konser The Script tiba, konser The Script kali ini
diselenggarakan di Manchester. Elina sudah siap dan siap dengan tugasnya juga,
padahal sebenarnya dia harus kuliah besok. Tapi apa boleh buat, dia harus nurut
kakaknya, mungkin kakaknya ingin memperlihatkan Elina tentang pekerjaan Danny.
Sampailah The Script di venue tempat diselenggarakannya konser.
“Hmm, kau disini saja ya, jika ingin sesekali melihatku
manggung boleh, tapi jangan dari awal sampai akhir. Kerjakan saja tugasmu.”
“Siap bos.”
“Good, aku tinggal dulu ya, sebentar lagi akan dimulai.”
“Okay, good luck buddy.”
“Okay, thanks.” ujar Danny.
Elina ditinggal konser oleh kakaknya Danny. Elina pun
membuka Mac nya dan mulai mengerjakan tugasnya yang menumpuk. Di bantu beberapa
buku pelajarannya Elina pun asik mengerjakan tugasnya sambil mendengarkan lagu
yang di bawakan oleh kakaknya. Lagu favorite Elina dari band ini adalah,
breakeven, the man who can't be moved, nothing, dan before the worst. Tak
terasa waktu menunjukkan pukul sebelas malam, dan ternyata Elina ketiduran pada
saat mengerjakan tugas. Tanpa disadari, Mark adalah orang pertama yang melihat
Elina tertidur.
“Hey, Danny, look at to your sister. Kasihan sekali,
sepertinya dia kelelahan.”
“Ahh, kau benar Mark, sebenarnya aku tidak ingin
mengajaknya, tapi aku kasihan dia sendirian di rumah terus, aku juga bingung
bagaimana nanti kalau aku tour dunia.”
“Sudahlah, dia pasti bisa sendirian di rumah jika kau
menasihatinya. Sebaiknya kau bangunkan dia, kita sudah ingin pulang.”
“Baiklah.” Danny pun membangunkan Elina dengan perlahan.
“Hey, girl, wake up, kita udah mau pulang, ayo, istirahat di
rumah saja.”
“Hmm, huaahh, hmm, yes, what time is it ?”
“12 o'clock. Ayo kita pulang
Elina, kasihan sekali dirimu.” Elina pun membereskan barang – barangnya tanpa
berbicara banyak. Elina pulang dengan Danny, Elina tertidur lagi di mobil
Danny. Danny pun memandangi wajah adiknya yang persis dengan ayahnya. Danny pun
langsung rindu akan kehadiran ayahnya.
Comments
Post a Comment