Skip to main content

Bukan Sebuah Hal Yang Dibutuhkan

Jadi ketika aku tersadar dari tidurku yang cukup singkat. Hanya dua jam, tapi merasakan mimpi yang waktu tayangnya lebih dari dua jam. Aku memimpikan Rendra. Lelaki yang sedang diusahakan oleh temanku agar bisa dekat denganku. Tak pernah mengharapkan memimpikannya, tapi aku ingat bahwa aku semalam sempat sesaat menatap lekat-lekat namanya di dalam kontak ponsel pintarku. Ya, aku hanya menyimpan kontaknya, tak berani untuk menyapa terlebih dahulu.

"Coba saja kau kirim pesan padanya." ujar temanku santai. Dila, coba memberi saran yang membuatku harus memutar dua bola mataku. Sarannya tak pernah berubah, sudah tahu aku ingin melupakan cara lamaku menyapa terlebih dahulu orang yang aku suka.
"Tidak mau!" ujarku keras.
"Sarah, dengar! Percayalah padaku." Ya, aku harus percaya saja, tak mau mencoba.

Berbicara tentang hal itu, aku mempunyai trauma tersendiri. Tidak mau lagi mengirim pesan terlebih dahulu kepada lelaki yang kusuka, alasannya sederhana, lelaki itu pasti akan menjauh. Hah! ujarku menghela nafas panjang.

Aku mencoba memperjelas pandanganku. Baru saja terbangun dengan otak di sebelah kananku yang berat, entahlah migrainku datang lagi mungkin. Aku pun mengingat apa yang telah aku impikan ditidurku yang hanya kudapatkan selama dua jam itu. Memimpikan Rendra yang datang kerumahku. Hatiku gembira bukan kepalang, dia datang dengan senyum terindahnya.
"Iya, ada apa  Rendra?" sapaku padanya. Dia pun masuk ke dalam rumahku dan langsung berbincang padaku dengan tidak sabar.
"Aku mau berbicara denganmu. Kau kenal Indah?" tanyanya padaku. Aku mengerutkan dahi. Hatiku berbicara bahwa aku tahu kemana jalan pembicaraan ini.
"Iiii yyaaaa, aku mengenalnya. Salah satu anak jurusan Komunikasi." Dia tersenyum lebar setelah mendengar pernyataanku.
"Bagus! Hmm, aku, aku..."
"Kau kenapa? Sepertinya sulit sekali bercerita padaku. Sudah cerita saja, seperti baru kenal diriku saja!" ujarku tak sabar mendengar kelanjutan ceritanya.
"Aku suka padanya. Aku malu mendekatinya. Aku tahu kau dekat padanya, jadi aku ingin meminta tolong untuk bisa dekat dengannya." ujarnya santai namun gugup. Tapi, perempuan yang berada di depannya sangat terpuruk. Aku, Sarah, suka padamu Rendra, tapi kenapa kau tak menyadarinya. Kemudian aku terbangun dari mimpiku dan memohon pada Tuhan, bahwa mungkin memang Rendra bukan yang aku butuhkan, aku hanya menginginkannya. Sekali lagi, aku harus menunggu seseorang yang memang aku butuhkan yang diberikan Tuhan agar membuat diriku bahagia. Aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...