Skip to main content

Seperti Dejavu, aksi bukan sekedar kata.

Oh ya, Dejavu hanya sebuah kata, tapi semua itu seperti terjadi di waktu ini, detik ini.

Jadi... Seperti ada rasa yang dikeluarkan oleh Tika. Dia mencoba untuk membalas perasaan yang dulu dia sempat rasakan, yang membuatnya trauma. Dicampakkan lelaki.

Sekarang, kebalikannya. Seperti Dejavu yang dirasakannya. Kenapa Dejavu? Bukan kata 'balas dendam' yang dipakai untuk menggambarkan perasaannya?

Ya, Tika mencoba untuk menguji seorang lelaki yang sedang dekat dengannya. Memberi sedikit ruang sepi kepada lelaki itu, berharap lelaki itu memberika aksi lebih pada Tika jika lelaki itu memang benar suka dengannya. Tika mencoba untuk berlari dari lelaki itu, seperti dulu, dia harus lari untuk mengejar lelaki, bukan sebaliknya.

Mungkin perasaan Tika belum muncul untuk Reza, tapi kalau Reza memberikan aksi lebih, bukan tidak mungkin Tika menjadi suka padanya, bahkan rasa cinta muncul di antara mereka berdua. Tapi, sepertinya Reza belum berani mengambil langkah lebih untuk menunjukkan perasaan cintanya, malah, Reza lebih suka memberi kode kepada sosial media yang di milikinya. Lucu. Pikir Tika.

Maka dari itu, jika sekalipun perlakuan Tika salah, tapi kalau sikap ini membuat Reza berbuat lebih untuknya, kenapa tidak? Toh, cinta itu harus dibuktikan dengan perlakuan, kalau hanya kata-kata, seorang anak kecil pun bisa melakukannya.


Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...