Skip to main content

Berpikir

Terkadang kita mempunyai pemikiran terdalamnya sendiri. Yang kita tak perlu beritahu kepada khalayak diluar sana. Bahkan kepada orang terdekat sekalipun, keluarga misalnya.

Akhir - akhir ini saya merasa bahwa pemikiran yang saya punyai dari cara saya berpikir, pastilah dikatakan aneh oleh sebagian orang. Bahkan di hadapan khalayak lewat blog ini sendiri, saya tak bisa menjelaskannya, ataupun ingin menjelaskannya. Tak penting. Itu menurut saya. Tak penting khalayak ketahui.

Berpikir. Itulah yang saya lakukan akhir-akhir ini. Entah terkadang cara berpikir saya itu bisa sampai tak masuk akal. Semisal? Tak perlu kalian tahu, terkadang cara berpikir orang hanya perlu mereka simpan di memori terdalam yang mereka punyai.

Berpikir terkadang membuat saya tenang. Kenapa bisa begitu? Sudah saya bilang kan, berpikir bisa apapun dan dengan cara apapun. Cara berpikir itu bisa positif dan negatif. Kalaupun harus berpikir positif, pasti membawa dampak yang baik bagi kehidupan. Kalaupun harus berpikir negatif, pasti membawa dampak yang membuat kehidupan lesu dan selalu takut menghadapi sesuatu.

Berpikir bisa membuat bahagia. Ya, saya sudah merasakannya. Tapi, seperti apa yang membahagiakannya? Bukankah kalau berpikir, otak kita bekerja, otak kita memompa oksigen utntuk membantu berpikir? Ya, betul semua pertanyaan itu. Memang begitu berpikir adanya.

Berpikir kita tekadang aneh. Ya, saya merasakan hal itu. Percayalah, cara berpikir orang atau orang yang sedang berpikir sekalipun punya kejutan-kejutan kecil di setiap pemikirannya. Jangan sangka orang diam tak punya keberanian untuk melawan, jangan sangka juga orang yang berani mati sekalipun pasti punya pemikiran lembut di dalam salah satu memori yang ada di otak mereka. Jadi, jangan remehkan kata 'berpikir' dalam kehidupan.

-DF-

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...