Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2014

Part 11 (OneScriptFF)

Part 11 “Kalau kau suka yang itu, ambil saja, aku akan membayarinya.” Ujar Brent kepada Alexandra ketika Alexandra tertegun melihat lukisan bunga tulip dengan bingkai ukuran kecil. Lukisan itu sangat indah sehingga membuat Alexandra tertegun. Dia ingat akan suatu hal. “Warna tulip di lukisan itu seperti bunga yang waktu itu kau belikan padaku.” Ujar Alexandra sambil memandang ke wajah Brent. Brent tersenyum akan tanggapan itu. Alexandra mengambil lukisan itu dan memberikan pada kasir. Brent memberikan bayaran kepada kasir sesuai harga yang tertera pada lukisan itu. Petugas kasir membungkusnya dengan kertas coklat dan membungkusnya dengan hati – hati, setelah itu dia memberikannya kepada Alexandra, dan dia membalas senyuman petugas kasir itu. Mereka berdua keluar dari toko peralatan lukisan itu. Brent tersenyum senang saat menggandeng Alex yang berhasil menambah koleksi lukisannya itu karena dibelikan oleh Brent lagi. “Terima kasih ya…” ujar Alex. Brent menggangguk. T...

Part 10 (OneScriptFF)

Part 10 “Alexandra gak bisa lebih lama pacaran sama aku, dia bilang, aku bukan orang yang cocok buat dia. Makanya dia minta aku putus. Tapi kenapa dia gak bilang dari dulu ya ?” Danny menunduk sambil terus bicara tentang isi hatinya setelah dia putus dari Alexandra. Nina masih asyik dengan es krim di tangan kanannya dan buku Sherlock Holmes edisi yang baru ia beli dua hari yang lalu. “Aku tidak kaget dengan hal itu, dari gerak – geriknya, dia hanya menjadikanmu sebagai pelarian saja. Tidak lebih. Seharusnya kau peka akan hal itu Danny.” Ujar Nina santai sambil melahap es krimnya kembali. Kali itu Nina memilih rasa strawberry, rasa yang dia tidak pernah pesan sebelumnya. “Aku tahu. Tapi, mungkin kau memang benar aku tidak peka.” Ujar Danny lagi. “Kamu baca apa sih ?” Danny tiba – tiba merebut buku dari tangan Nina. “Hey, apa – apaan sih kamu.” Ujar Nina sebal. Danny tertawa melihat Nina yang merebut buku darinya dengan gaya seperti anak kecil. “Kamu itu……” ujar Danny de...

Part 9 (OneScriptFF)

 Part 9 “Jadi ketika itu adalah perasaan yang sangat aku ingin lupakan.” Ujar Diana teman satu kampus Nina. Nina hanya terduduk mendengar cerita dari Diana itu. Nina tak percaya ada lelaki yang tega menyakiti Diana. Kurang baik apa temannya itu. “Tapi, hidup harus terus berjalan. Aku tidak mau melihat kau terus menangis seperti ini. Lupakanlah Roy, Diana !!!” ujar Nina menasihati temannya itu. Diana sudah jatuh berkali – kali, sudah disakiti Roy berkali – kali, tapi Diana tak pernah bisa pindah ke orang lain. “It’s time to look for another guy.” Ujar Nina lagi. “I agree with you, but I couldn’t do that, Nina.” Ujar Diana seperti ingin menyerah. Pada saat mereka berdua sedang berbincang, bunyi suara telepon genggam Nina membuyarkan segalanya. Nina pun mengambil teleponnya itu dari tasnya lalu mengangkatnya. “Halo, Ini Nina. Ada apa Dan ??” ujar Nina “Hi, bisa kita ketemu siang ini ?” ujar Danny membalas. “Hmm, okay, di tempat biasa aja ya.” Balas Nina. Mereka ...