Skip to main content

Posts

Showing posts from 2022

Dialog Kopi #1

Coffee To Go- Siang itu, seorang perempuan berambut pendek tipis, dan berwarna biru dan hitam, mengibas-ibaskan tangan kanannya. Ia sedang berdiri di depan kedai kopi kecil yang baru saja aku resmikan dua hari lalu. "Coffee To Go" gumam perempuan itu. Walaupun dari luar pintu kaca, aku bisa melihat gerakan bibirnya. Ia coba membaca plakat nama yang ku pasang di atas pintunya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, entah mencari apa. Karakter pelanggan dua hari ini memang cukup beragam. Bahkan di hari pembukaan, aku bisa cukup beruntung ada pelanggan yang langsung membeli sepuluh gelas kopi susu dinginku, hanya karena alasan, "Lagi lewat mbak, baru tahu ada kedai kopi baru di sini. Diskon pula." Perempuan itu akhirnya masuk. "Wah, mbak, bangkunya hanya sedikit, tempatnya kecil ya?" Tukasnya, dengan kata-kata yang diakhiri dengan pertanyaan lagi. "Iya." Aku hanya terkekeh. "Sinta." gumamnya, membaca lencana nama yang ada di dada sebelah kiriku....

Before You Know

It was a windy yet sunny day. I was waiting for someone to spend my half weekend, before I had to go to work. I got my afternoon shift to work in a book shop. I was waiting in Potters Fields Park. Before I went to the park, I got a bit confused to choose what I wore that day because I thought that day was going to be my unforgettable day. I decided to wear a T-Shirt, a blue flannel shirt, a blue jeans and my flat shoes. I didn't really wear a uniform while I was working so that was why I wore clothes which I was going to wear to my work as well. This day was going to be big. I finally decided to reveal something.  While I was thinking, somebody called my name and I immediately turned around my body. "Viona! Hey, sorry. I was late. I bought something for my Mom first. I'll go to her place, tomorrow." The guy who was standing in front of me was wearing a black cap, a yellow jacket, and white T-Shirt. He was currently in love in wearing his black vans shoes. "Dan! H...

Pertanyaan Sakral dan Jawabannya

"Bu, aku mau coba kue Putri Salju ini ya." Celoteh seorang perempuan dengan rambut panjang sebahu berwarna hitam, yang kala itu diikat ke belakang membentuk buntut kuda. Kulitnya sawo matang, cenderung berwarna coklat gelap, karena pada Ramadhan ia sering bekerja di luar, menjadi volunteer di salah satu organisasi.  "Iya itu enak sekali loh. Buatannya Mbak Ika." Balas Ibunya, yang kala itu duduk di sampingnya. Hari Raya telah datang, ia sedang berkunjung ke rumah Neneknya, yang sebetulnya tak jauh dari tempat tinggalnya yang sama-sama di kawasan Bintaro. Wanita itu memindahkan posisi duduk yang lebih nyaman, bersandar di sebuah sofa besar tua yang sudah lama ada di rumah Neneknya. Suasana ramai. Saudara dan saudarinya berlalu lalang.  "Diana." Panggil seseorang. Wanita yang dipanggil namanya itu menengok. Diana menoleh ke arah sumber suara, yang memanggilnya adalah Tante dari keluarga Ayahnya. Tantenya itu merupakan anak ketiga, dari keluarga Ayahnya yang...

H - 2 Lebaran

Hujan mengguyur deras di Ibukota. Jam menunjukkan pukul 4 sore. Seharusnya Feni sudah bersiap menyelesaikan pekerjaannya, dan bergegas pulang, mengingat hari ini adalah hari terakhir masuk kerja sebelum libur Lebaran.  "Fen, belum pulang?" Sapa Ardi, temannya yang tahun ini tak mengambil cuti lebaran, ia sama nasibnya dengan Feni, atau Ardi memang tidak memilih pulang, karena masih dalam masa berkabung. Kekasihnya yang tinggal di kampung, baru meninggal karena Covid-19 , ia tak bisa melihat, sempat trauma, namun Ardi perlahan menatap kenyataan. "Enggak, nanti aja. Lagi mau makan masakan Jepang nih gue, buat buka puasa. Mau ikut pesan?" Tanya Feni, diikuti anggukan Ardi, lelaki botak plontos, yang suka sekali menggunakan kaus bertuliskan band kesukaannya, serta celana jeans, yang tak pernah berwarna biru tua ataupun muda. "Boleh. Gue nanti ada di ruangan meeting ya. Mau beres-beres peralatan listrik sama IT ." Jempol tangan Feni mengiyakan dan menyetujui ...

Aftertaste - Seryana Khairil

  Siang hari, di hari yang cukup terik cahaya mataharinya, saya sedang berbelanja di sebuah pasar swalayan untuk membeli bahan makanan untuk di masak. Hari itu tanggal 31 Desember 2021. Malamnya saya memang berencana membuat beberapa masakan, dan berbelanja di pasar swalayan tersebut, namun tak disangka, di bagian rak alat tulis dan buku, terdapat sebuah buku yang menarik perhatian saya. Buku yang berjenis novel itu berjudul Aftertaste karya penulis Seryana Khairil. Dari tampilan sampulnya, sangat menarik perhatian saya. Sampul dengan berbagai gambar peralatan dapur dengan warna oranye pastel , tampak senada serta menarik hati. Judul tulisan yang berwarna merah muda cenderung tua, tampak cocok menemani warna oranye pastel tadi. Tertarik akan sampulnya, saya langsung membeli novel tersebut, sebagai koleksi bacaan tambahan. Saya sendiri juga sedang mencari buku atau novel, bisa dibilang, semua cerita fiksi yang isinya atau yang ceritanya membicarakan tentang makanan atau masakan. ...

Bukan Perawan Maria - Feby Indirani

Masih terkait dengan waktu santai saya, buku kedua yang ingin saya bahas di sini adalah buku dari penulis lokal ternama, Feby Indirani. Kebetulan saya pernah bertemu beliau pada acara menulis di 2015 lalu. Akhirnya pun saya bisa menikmati lagi buku beliau. Buku yang saya maksud merupakan buku antologi cerita pendek berjudul Bukan Perawan Maria . Antologi ini merupakan buku Trilogi Islamisme dari penulis Feby Indirani, yang buku antologi keduanya pun sudah terbit dengan judul Memburu Muhammad . Antologi cerita pendek ini saya beli juga dari perjalanan pendek saya ke Yogyakarta, di toko buku yang saya bahas sebelumnya yaitu toko Buku Akik. Toko buku yang menurut saya sangat nyaman dengan suasana dan suhunya juga untuk dikunjungi dan dinikmati sejenak. Di toko buku ini juga, kalian mungkin menemukan buku-buku yang tidak dijual di toko buku besar di ibu kota.  Buku antologi cerita pendek ini terdiri dari 19 cerita yang ditulis apik, lucu dan unik oleh sang penulis. Seluruh cerita pende...

Paris yang Tak Berkesudahan - Ernest Hemingway

Sudah dua bulan ini ternyata saya tidak menulis apapun pada blog ini. Niat saya, saya ingin konsisten dalam menulis resensi buku, atau sekedar membagi pengalaman tentang buku bacaan. Namun apa daya, ternyata rasa malas dan kurangnya motivasi saya di dua bulan terakhir di tahun 2021 lebih kuat. Sebetulnya, tidak ada alasan apapun untuk tidak menulis, betul? Selamat tahun baru 2022 untuk semua pengunjung blog saya. Kali ini, tulisan ini, dan pengalaman ini saya bagi terkait waktu bersantai saya, yang saya habiskan dengan buku dari penulis internasional. Penulis internasional yang sudah melegenda itu adalah Ernest Hemingway dengan judul buku memoarnya, Paris yang Tak Berkesudahan . Buku ini adalah buku pertama yang saya miliki dari penulis Ernest Hemingway. Buku tadi saya beli kala saya berkunjung dan menikmati sedikit liburan saya di Yogyakarta. Saya membelinya di toko bernama Buku Akik yang saya ketahui dari media sosial, dan e-commerce . Pada akhirnya saya bisa berkunjung ke sana. Sena...