Skip to main content

Seperti Tong Kosong

Pagi ini ku terdiam
Terpikirkan seseorang yang membuatku muak
Memang mungkin aku terlihat berlebihan
Tapi inilah kenyataannya

Ada seseorang yang membuatku terpana
Terpana dalam artian yang berbeda
Dia terlalu banyak bicara
Tapi sedikit aksi yang dilakukannya

Orang bilang dia pasti tong kosong yang nyaring bunyinya
Aku berpendapat demikian
Dikala orang lebih diam dan mengamati sekitar
Tapi dirinya malah banyak bicara
Kosong, kosong isi otaknya
Aku bukan mencaci, menyindir dirinya
Tapi itulah kenyataannya

Disaat siang berganti malam
Awan berjalan beriringan begitu indahnya
Mereka adalah makhluk makhluk yang tidak banyak bicara
Mereka lebih banyak mendengar
Jikalau mereka bisa bicara
Pasti mereka akan sangat sebal terhadap orang orang seperti tong kosong nyaring bunyinya

Aku bukannya belum berkaca
Tapi kita ini sudah besar
Kita pasti bisa berkaca tanpa harus ditegur oleh orang orang
Aku hanya bisa diam melihat tingkahnya
Aku tak berhak melawan
Tapi, aku selalu berdoa agar dia tersadar
Tersadar bahwa hal yang berlebihan seperti itu tak bisa dipertahankan
Bagaimana denga hidupnya kelak?

Comments

  1. Bukan masalah banyak atau sedikitnya bicara, perbandingan antara bicara dengan aksinya tetapi isi bicaranya. :)
    Banyak orang yang mengubah dunia dengan bicaranya, bicara sendiri sudah merupakan sebuah aksi :)

    ReplyDelete
  2. Iya, tapi kalau bicaranya tak berisi? Pikiran orang berbeda beda :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...