Siapa yang tak kenal sosok Alm. Eyang Sapardi Djoko Damono? Karya-karya puisi maupun novel beliau selalu menjadi karya yang membanggakan dan menyentuh hati setiap penggemar bahkan insan yang membacanya. Salah satunya saya sendiri. Ambyar dan luluh hati ini setelah selesai membaca novel beliau yang berjudul Yang Fana adalah Waktu.
Dimulai dengan ketidaksengajaan, saya membaca Hujan Bulan Juni, yang lama-lama, loh kok bagus untuk diteruskan hingga kisah trilogi akhir mereka di Yang Fana Adalah Waktu. Setelah sebelumnya saya pernah membuat resensi buku dari Pingkan Melipat Jarak, berikut ini adalah resensi saya mengenai Yang Fana Adalah Waktu.
Sarwono akhirnya sembuh dari sakitnya dan kembali menjalani hidup dan pekerjaannya. Cerita di novel ini diceritakan lewat sudut pandang Sarwono. Ia bertemu teman lama, ia bertemu Katsuo, dan mereka kembali saling beradu kisah atau dongeng antara Sarwono dan Pingkan yang hanya bisa mengerti menikmati.
"Jadi, waktu itu harus selalu ada padahal yang pernah kukatakan dan kuangan-angankan adalah pertemuan di luar waktu." Pingkan - Yang Fana Adalah Waktu
Perihal waktu yang Sarwono dan Pingkan jalani, mereka berdua menjelajah alur waktu melalui kisah mereka. Pingkan yang ternyata harus kembali ke Jepang, sedangkan Sarwono yang masih harus tinggal di Indonesia, menuntun mereka berkomunikasi via jejaring internet, dengan kelucuan kisah yang diceritakan lewat sudut pandang Sarwono. Bagaimana Pingkan 'agak' sedikit 'gengsi' bahwa sebetulnya ia merindukan Sarwono dan mengutuk serta mempertanyakan bahwa apakah mereka bisa hidup di luar waktu. Sehingga mereka tak perlu menunggu untuk saling bertemu.
Atau apakah mereka akan bisa bersama, atau malah terpisahkan?
Kisah keduanya ditulis apik oleh Sapardi Djoko Damono. Saya selalu terkesima. Namun, jangan bosan untuk menikmati kisahnya, karena mungkin ada beberapa gambaran cerita yang diperjelas, bahkan diperinci. Namun juga ada beberapa kisah yang dipercepat penyelesaian kisahnya, dan mungkin membuat kita akan bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba sudah begini ceritanya? Terkadang tidak semua cerita harus diceritakan secara detil, bukan?
Tetapi, kisah Yang Fana Adalah Waktu ini merupakan cerita yang patut dinikmati yang membuat kita memiliki makna untuk percaya pada takdir baik dan tentang mendapatkan jodoh. Apapun jalan berliku yang dialami, jika seorang lelaki memang ditakdirkan dengan seorang perempuan itu, maka mereka pun pasti akan menemukan jalannya dan bersatu.

Comments
Post a Comment