Skip to main content

Kelas Memasak Lilian - Erica Bauermeister




Obral, bukan sekedar obral. Buku atau novel dari pameran obral buku, ternyata bisa menjadi sebuah hidden gem, bagi seseorang yang beruntung menemukannya. Novel terjemahan dengan judul Kelas Memasak Lilian yang ditulis oleh Erica Bauermeister, seorang penulis sekaligus lulusan jurusan Sastra di salah satu Universitas di Amerika, mampu membuat saya terkagum dengan isinya. Novel yang saya beli dari pameran buku dengan harga yang menurut saya sangat terjangkau, saya kira awalnya adalah sebuah buku resep. Seperti bisa dilihat sesuai sampul novel di atas.

Kelas Memasak Lilisan merupakan novel yang membahas tentang kelas memasak dari seorang koki bernama Lilian. Kisah-kisah yang ditulis di novel ini adalah kisah berdasarkan cerita dari seluruh peserta yang hadir di kelas memasak ini. Semua cerita dari peserta dibagi dalam episode atau bab yang berbeda. Cerita dari masing-masing peserta yang mengikuti kelas memasak Lilian ini mempunyai latar belakang yang berbeda ditambah alasan yang berbeda yang akhirnya membuat mereka bergabung dengan kelas memasak ini.

Lilian sendiri, yang bertugas sebagai koki di sebuah restoran sekaligus pengajar dari kelas ini, mulai suka memasak karena alasannya ingin membuat Ibunya terkesan. Sampai akhirnya ia bertemu seorang penjual bumbu, menjadi akrab, dan mendapat nasihat dari beliau yang merupakan seorang perempuan asal  Spanyol. Sang perempuan tersebut bilang pada Lilian bahwa ia punya talenta memasak pada dirinya. 

Lilian tak lantas membuka sembarang kelas memasak. Ia hanya mengadakan di dua musim, dari empat musim di Amerika. Ya, latar tempat dari novel ini diambil di negara Amerika. Kelas berjalan satu sampai dua bulan, dengan pertemuan seminggu sekali, dengan menu yang berbeda, dan Lilian hampir tak memberikan resep sama sekali kepada para peserta, hanya sesekali atau dua kali saja, untuk makanan yang punya resep dan presisi untuk memasaknya.

Dari berbagai cara mengajar Lilian dan caranya mengajak seluruh peserta agar bisa akrab satu sama lain, membuat peserta pun akhirnya bercerita tentang latar belakang mereka, dan alasan mereka ikut kelas, hingga akhirnya beberapa peserta akrab dan berbagi lebih jauh tentang kisah mereka satu sama lain. Ternyata dibalik bahan sederhana seperti coklat batangan, bisa membawa seorang peserta rindu akan sang mantan kekasih, padahal ia sudah mempunyai pasangan. Bahan seperti tomat dan kombinasi rempah untuk membuat pasta membuat seseorang tak ingin kembali ke rumah pasangannya yang sudah dijalin cukup lama. Atau ada cerita tentang seorang interior designer yang kebingungan merancang bangun karena permintaan rumit penyewa jasa, pada akhirnya bisa meluluhkan hati sang penyewa jasa, dengan mengajak mereka memasak bersama.

Cerita di dalam novel ini sangat menyejukkan untuk dinikmati. Namun terkadang, ada beberapa kalimat terjemahan yang telah diterjemahkan malah membuat bingung pembaca, ini yang saya alami. Syukurlah, pengaruh tentang ketimpangan bahasa penerjemahannya, tidak terlalu mempengaruhi jalan cerita yang tersedia dalam novel ini. Novel ini cocok untuk dinikmati untuk pembaca berusia di atas 16 tahun. Semoga jika kalian ingin membaca novel ini, masih tersedia di pasaran, dalam bentuk novel terjemahan ataupun novel asli dengan bahasa Inggrisnya. Happy reading!

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...