Inspired by The Man Who Can’t Be Moved, the song from The Script Hari itu aku pikir aku terlambat. Aku berjalan cepat seperti atlet jalan cepat yang ada di Televisi yang kemarin ku tonton. Sudah aku tidak memikirkan hal itu sama sekali, yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya cepat sampai ke sekolah, biarpun itu terlambat atau tidak. Aku menaiki angkutan berwarna merah dari rumahku. Setelah setengah jam berjalan, sampailah aku di perempatan besar yang penuh dengan aktifitas warga dan angkutan dari mulai kecil sampai besar. Aku menaiki sebuah bus mini menuju sekolahku. Sekolahku cukup jauh, oh tidak, mungkin sangat jauh dari rumahku, tapi aku memilih sekolah ini karena sekolah ini aksesnya cukup mudah dan berada di jalan besar. Aku menaiki angkutan bus mini itu dan duduk di kursi paling belakang bus itu. Bus dan seluruh angkutan lain sedang menunggu lampu merah yang ada di depan mereka berubah warna menjadi hijau yang berarti mereka diperbolehkan jalan. Hatiku was – was,...
Read, Write, Read, Write