Skip to main content

Pingkan Melipat Jarak - Sapardi Djoko Damono


"Rasanya tidak lagi ada jarak antara tempatnya sekarang dan sebuah negeri dongeng yang bahkan ibunya mungkin belum pernah mengenalnya. Pingkan melipat jarak itu dan menyusupkannya dengan sangat hati-hati di sela-sela lipatan kain yang dipeluknya erat-erat. Di mana gerangan kau, Sar?"

Novel kedua dari Trilogi Hujan Bulan Juni ini membuat hati ini terketuk manis oleh tulisan dari Alm. Eyang Sapardi. Sebelumnya, saya telah menyelesaikan novel pertamanya Hujan Bulan Juni yang saya yakin sudah banyak tulisan perihal resensi novelnya. Pingkan Melipat Jarak merupakan novel yang mengkombinasikan kisah Pingkan, yang masih bergerumung hubungannya antara Sarwono dan Katsuo, pemuda Jepang yang menjadi mentor dan partnernya di sebuah kampus.

Sarwono yang masih terbaring di rumah sakit, membuat Pingkan selalu memikirkan keadaannya selepas ia kembali dari Jepang bersama Katsuo. Katsuo yang tak pernah lepas dari sisi Pingkan, malah sekarang membantu keluarga Sarwono, mencari cara agar Sarwono bisa kembali pulih dan tak membuat Pingkan terus-menerus meminkirkan bahkan hingga ia jatuh ke dalam cerita dongengnya ditambah kombinasi bumbu tulisan-tulisan yang Sarwono tulis untuk Pingkan.

Katsuo yang percaya jika ia membantu Sarwono pulih, Pingkan akan kembali bersikap bahagia dan ceria seperti biasanya. Dengan kerumitan cara khas Katsuo dalam membantu pengobatan Sarwono dan Pingkan, ia tak pantang menyerah. Dengan bumbu dan cerita kombinasi antara budaya Jepang dan Jawa, serta perdebatan dan cerita unik dunia dongeng Pingkan, dan kebimbangan dan keresahan perasaan Katsuo, novel ini terkesan dan terasa manis dalam permainan kata alm. Eyang Sapardi Djoko Damono. 

Novel ini terbilang cukup tipis bila dikatakan sebagai sebuah novel. Di luar dari tebal tipisnya novel ini, isi dari novel ini tidak bisa dibilang tipis isi dan ilmu. Alm. Sapardi Djoko Damono selalu menyisipkan ilmu budaya pada novel atau karya puisinya, menurut saya selama saya menikmati bacaan beliau. Novel yang merupakan sekuel Hujan Bulan Juni ini menjadi sebuah novel yang unik dan imajinatif. Penggambaran dunia dongeng dan kegundahan hati Pingkan membuat saya berdecak kagum. Jujur, saya memang terkagum dengan cara penulisan alm. Sapardi di novel ini, karena saya juga merupakan pembaca baru novel beliau.

Saran saya, nikmati semua kejadian, cerita, perasaan, bahkan puisi yang dibuat Sarwono untuk Pingkan dalam novel ini. Baca perlahan namun pasti, karena setiap kata di sini mengandung makna. Dari membuka halaman pertama, saya merasa saya harus terus melanjutkan membaca novel ini, karena novel ini seperti teka-teki dan selalu membuat penasaran dalam setiap cerita lanjutan di setiap babnya. 

Selamat menikmati setiap kata ciamik dan dunia dongeng Pingkan dalam novel ini, ya!

Comments

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...