Skip to main content

November 12th 2011 The script concert story

Tiba-tiba saya rindu tanggal 12 november ini. Ya, ini adalah tanggal dimana The Script membuat konsernya di Jakarta untuk acara Arthurs day. Saya beserta semua fans the script di Indonesia senang sekali, karena ini adalah momen yang paling ditunggu - tunggu oleh seluruh script fans Indonesia.

Kami yang sudah berjuang melalui twitter dan berbagai sosial media untuk mendatangkan the script berhasil. Ketika ada berita itu diumumkan, semua ramai. Tapi sayang sekali bagi saya, itu berita yang tidak begitu bahagia.

Penyelenggara acara pun memberikan ketentuannya, membatasi penonton yang hanya boleh menonton jika umurnya diatas 21 tahun. Saya sendiri tak tahu apa sebabnya penonton harus berumur 21 tahun keatas, saya pikir itu kan hanyalah konser biasa. Itu shock berat bagi saya karena beberapa alasan.

Pada tanggal 12 April 2011, the script datang ke Singapura, suatu berita bahagia juga bagi seluruh scriptfans, karena kami berharap the script akan mampir juga ke Indonesia. Tapi semua itu nihil. Sebelum saya tahu berita tentang kedatangan the script ke Singapura dan berharap mereka akan datang juga pada bulan depannya ke Jakarta yang ternyata nihil, teman saya ada yang menawarkan tiket menonton Maroon 5 dengan harga super murah karena ada alasan tertentu sehingga dia tidak bisa menonton. Saya pun dengan tegas menolak, karena saya masih menaruh harapan bahwa the script akan datang ke Jakarta, dan uang itu saya bisa gunakan untuk membeli tiket the script. Harapan saya pupus sudah, ternyata mereka tak datang, dan tiket Maroon 5 pun tak jadi milik saya.

Saya mencoba bersabar, ketika beberapa bulan kemudian, seluruh scriptfans mendapat kabar bahagia akan kedatangan idola kami The Script. Salah satu akun yang menjual tiket pun memberikan kode, dan kode itu pun berlanjut dengan berita kedatangan The Script ke Jakarta adalah benar. Kami pun ramai di twitter. Kami sangat bahagia, begitu pun saya yang tidak jadi beli tiket Maroon 5. :D

Tweet semakin banyak yang membicarakan tentang kedatangan mereka. Sampai berita tentang persyaratan untuk membeli tiket keluar, saya dan script fans yang berumur dibawah 21 tahun pun kecewa berat. Jujur, saya kecewa sekali, sampai beberapa teman saya memohon untuk adanya perubahan peraturan, tapi semua itu nihil. Padahal saya mempunyai cukup budget untuk membeli tiket tersebut.

Sebelum tanggal 21 November 2011, saya bertemu dengan beberapa teman saya, kakak - kakak admin The Script Indo, fan base yang paling tahu kemauan fans the script di Indonesia. :) Saya bertemu dengan kak Ezzy, kak Dee, dan kak Manda teman kak Dee, kami berkumpul bersama dan mengobrol banyak tentang The Script dan kedatangannya. Saya ingat sekali kak Dee bertanya pada saya, saya akan datang atau tidak ke venue konser TS, saya menjawab "harus" bagaimanapun resikonya.

Tanggal 12 November 2011, saya kecewa berat, pihak penyelenggara tidak menyelenggarakan meet and greet untuk usia dibawah 21 tahun. Saya kecewa juga, kenapa saya tidak menitipkan CD TS yang saya punyai keteman terdekat yang bisa bertemu mereka. Saya pergi bersama Tasya, salah satu scriptfans juga. Saya bingung, ketika dalam perjalanan, jalanan sangat macet, saya tahu itu hari sabtu tapi saya tak tahu akan semacet itu. Saya sangat meminta maaf pada tasya karena terlambat.

Di perjalanan kami berbincang bincang, tasya yang hapenya bisa online, dia mengatakan bahwa the script sedang menyelenggarakan press conference, dan saya berpikir coba saja, saya tidak telat, pasti kami berdua bisa masuk dengan izin yang baik ke press conference tersebut, saya kecewa kembali.

Setelah sampai di Venue konser, saya mula-mula bertanya kepada security karena tak tahu dimana letaknya. Ternyata letak venue tersebut di gedung paling atas sebuah mall besar. Kami berdua bergegas ke lantai tersebut. Kami pun sampai di Venue tersebut.

Sesampainya disana saya  sendiri bingung banyak security, diperjalanan saya sms dengan kak Dee, untuk bertemu, tetapi karena banyak security saya takut, dan saya pun dengan tasya tidak jadi masuk. Saya kecewa berat dan marah pada diri saya sendiri, kenapa tidak jadi orang yang berani sedikit untuk bertanya dan meminta izin. :( Penyesalan ini baru terjadi setelah tahun 2012.

Karena gagal bertemu, saya pun pulang dengan perasaan kecewa berat, dan saya meminta maaf kepada tasya karena kita tidak bisa bertemu. Saya sampai rumah jam setengah 10 ketika saya buka twitter bahwa konser itu berjalan dengan sangat meriah, begitu pula dengan meet and greet nya. Hal yang paling mengecewakan lagi bagi saya, ternyata The Script keesokan harinya pada hari Minggu, diundang oleh Dasyat music, dan saya tidak menonton karena ketinggalan informasi.

Kekecewaan saya ini baru sembuh setelah tiga bulan, bahkan pada tahun baru saya masih kepikiran dengan konser tersebut. Kenapa semua itu bisa terjadi dan lewat begitu saja.

Dan sekarang sudah hampir setahun tanggal konser mereka. Saya hanya berharap The Script dapat datang lagi ke Indonesia dan membuat konser yang tidak membatasi umur dan dengan harga tiket yang terjangkau dan juga menyelenggarakan meet and greet. Saya juga berterima kasih kepada seluruh script fans dan script fans yang telah mendukung saya Shely, Linda, Tasya, Kak Ezzy, Kak Vaya, Kak Dee, dan seluruhnya, terima kasih telah mensupport kami yang dibawah umur ini, yang tidak bisa menonton konser tersebut.

LAST WORD. PLEASE COME AGAIN THE SCRIPT <3>

 Semua ini mungkin jalan Allah yang terbaik :)

Comments

  1. Hai aku the script family too. Minta tolong bantu agar mereka mau datang lg di Indonesia. Follow ig @indonesiawantsthescript thanks before

    ReplyDelete
  2. Hai aku the script family too. Minta tolong bantu agar mereka mau datang lg di Indonesia. Follow ig @indonesiawantsthescript thanks before

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

House of Tales Karya Jostein Gaarder: Kisah Cinta dalam Novel Tipis, Padat Isi

Dan aku menyadari bahwa aku tidak hanya menulis untuk diri sendiri, tidak pula hanya untuk para kerabat dan sobat dekat. Aku bisa memelopori sebuah gagasan demi kepentingan seluruh umat manusia. House of Tales  atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Dongeng, memang menggambarkan sekali isi novel karya Jostein Gaarder ini. Novelnya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menceritakan kisah hidup sang tokoh utama. Novel-novel Jostein Gaarder yang satu ini juga khas akan petualangan dan pemandangan alam dari negara kelahirannya atau dari negara-negara di Eropa. House of Tale diterbitkan pada tahun 2018, dan diterjemahkan serta diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2019. Manusia sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum saling berhubungan secara langsung. Tak banyak jiwa yang dianugerahi kemampuan untuk bisa lugas tanpa basa-basi: "Hai kamu! Kita kenalan, yuk!" Tokoh utama, Albert, tak sangka dapat memberikan rasa pada se...

Merdeka Sejak Hati Karya Ahmad Fuadi: Menjadi Jujur dan Tak Serakah

"Perjalanan hidupku yang berliku mengajarkan kesadaran kepadaku bahwa peran dan tanggung jawab manusia itu terus dipertukarkan Allah, dari yang paling atas, bisa dilempar ke peran paling bawah." Itulah sepenggal kalimat yang saya ingat dari novel berjudul Merdeka Sejak Hati karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun 2019 lalu. Kalimat tersebut saya kaitkan dengan judul dari ulasan buku dari novel ini sendiri. Saya suka penggalaman tersebut karena menggambarkan sosok pemeran utama Lafran Pane yang ditulis oleh Uda Ahmad Fuadi dalam novel ini. Novel ini memberikan cerita perjalanan hidup Lafran Pane, sang pendiri organisasi besar di Indonesia bernama Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI. Berlatar belakang waktu penjajahan Belanda dan Jepang, novel ini bercerita tentang kehidupan Lafran Pane sedari kecil yang sudah ditinggal sang Ibu, dan ia harus diurus dan tinggal dengan sang Nenek. Ia merasa 'agak' dikekang dan diatur hidupnya jika ia harus hidup deng...

OneRepublic FF Part 28 (Second of The Last Part)

HERE WE ARE Rose’s “Mana ya Natasha. Dia tidak mengirimkanku sms sama sekali. Ku pikir dia akan telat, sayang.” Ujarku pada Brent. Kami hari ini pulang dari Dublin sehabis liburan. Aku di Dublin sekitar 10 hari. “Mungkin saja telat dia, sabarlah sayang.” Ujarnya padaku. “Baiklah..” ujarku sambil mengecek Iphoneku. “Rose’s…” ujar seseorang berteriak dari ruang lain. Aku melihat dari kerumunan orang di Bandara ternyata itu adalah Natasha. Natasha dengan seorang lelaki. Aku seperti mengenalnya. Ahh, ternyata dia… “Natasha, aku sangat merindukanmu.” Ujarku padanya sambil memeluknya. “Hey, aku terkaget kau dengannya.” Ujarku sambil melirikkan mataku kea rah lelaki yang dibawa b bersama Nat. Ternyata Nat, membawa Gary. “Iya, kau jadi tahu sekarang.” Ujar Nat malu. “Jadi kau…” ujarku sambil menunjuk Gary. “Iya, kami sudah berpacaran.” Celetuk Gary. “Ahhh..” jawabku mengiyakan. “Bagaimana liburan kalian ?” ujar Nat mengubah pembicaraan. Dia mungkin malu menceritakannya bersama k...