Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2016

Bicara Cinta Seperti Mengerti Cinta

Dalam dalam aku mengingat Betapa munafiknya dirimu Bicara Cinta Merasakan Cinta Kau terus bergumam Mendambakan sang kekasih tercinta Tercinta yang selalu kau sakiti akhirnya Selalu kau campakkan hingga merana Sejujurnya saja, kau ini tak mengerti Cinta kan? Bahkan menghargainya saja tidak Rembulan pun bisa melihat Matahari pun ingin membakar dirinya Lirih ku mendengar ceritanya Samar kulihat ukiran tangannya Mengenai Cinta Meratapi Cinta Nikmatilah kesendirianmu Ratapilah Cinta itu sendiri Jangan banyak bicara tentangnya Renungkanlah Cinta itu sendiri

'Cause I do love you!

Denting waktu terus berjalan. Sudah tak tahan lagi, Dila, seorang wanita yang kini masih saja sendiri karena ketidakmampuannya untuk mempelajari bagaimana caranya untuk membersihkan hatinya dari kenangan lamanya. Dila yang duduk sendiri di suatu bangku taman di kawasan Jakarta Selatan, menopang dagunya dengan tangan kanannya, dan mengamati sekitar. Tenangnya suasana taman kala itu membuat dirinya mengingat lagi memori yang telah lama dibuatnya dengan para lelaki yang pernah dekat dengannya dulu, ya hanya dekat, yang membuat hatinya berbunga bunga, sekalipun itu bunga mawar, kalah sekali dengan hatinya yang berbunga. Dila menggeleng kala itu. "Dila!" ujar seorang wanita lain yang sudah berjanjian dengannya. Siska, duduk seketika di samping kanan Dila. "Apa kabar?" ujarnya. Dila tersenyum dan menjawab, "baik..." "Gimana Rasyid?" sontak Dila menoleh kearah Siska dan mengerutkan dahinya. Baru saja Siska datang, seperti tombak yang dilemparkan, pe...

Dia yang Baru

Dia yang Baru Lelaki yang dahulunya sangat ramah, menceritakan segala macam keluh kesahnya dan berbagi kebahagiaan bersama, berubah menjadi sosok yang mempunyai tembok cukup besar. Berusaha menjauh, berusaha menjaga perasaan, dan berusaha untuk menyibukkan diri agar tak diganggu oleh sang wanita yang sepertinya masih membayanginya. Dia yang Baru Dahulu dikenal pendiam. Tak mau mengurusi urusan orang lain. Tapi, kenyataannya dia menjadi 'sedikit' lebih berani untuk menghadapi beberapa hal dalam kehidupannya sekarang. Kehidupannya menjadi lebih keras, kehidupan yang membutuhkan banyak kekuatan mental dan fisik, dan kehidupan yang membuatnya lebih berani berpikir dan berani berpendapat. Dia yang Baru Sudah lama tak bertemu dengan seorang wanita muda berusia di awal dua puluh tahunan. Lelaki itu terkejut dengan kedatangan wanita yang dulunya dikenal amat sangat 'tomboy'. Datang-datang wanita itu meminta maaf padanya. Tak tahu apa yang terjadi pada wanita itu. Heran, ...

Transformasi

Panas terik telah membuat wajah Rina diselimuti banyak air yang dihasilkan tubuhnya. Seraya mengambil kain untuk membasuh kering wajahnya, seseorang dari arah belakang memanggilnya cukup kencang lalu Rina langsung menoleh kearah orang tersebut. "Andi!" ujanya pelan. Pria itu dengan cepat menghampirinya. "Rina! Apa kabar?" tanpa malu pria itu memberikan tangan kanannya untuk berjabat tangan. Rina mengerutkan dahinya, sempat agak lama berpikir dengan perlakuan Andi, lalu Rina akhirnya membalas jabat tangan itu. Andi tersenyum puas. "Saya baik." jawab Rina selanjutnya. Andi makin tersenyum. "Sedang apa di halte bus ini?" "Menunggu angkutan menuju kantorku yang ada di daerah Jl. D.I Panjaitan." Ujarnya membalas pertanyaan Andi. Mereka sama - sama menunggu bus di salah satu halte bus transjakarta di kawasan PGC. "Oh, sudah bekerja berapa lama?" lanjut Andi. "Satu tahun kurang lebih." jawab Rina seraya menghapus ker...